08 - Ikut Gue!

50 21 32
                                    

Jangan lupa ninggalin jejak dengan cara vote, comment cerita ini🤩⭐️

Mulmed : Dyrez 🥵

Selamat membaca 🥰

BRAK!

"Heh, Fadly! Bisa gak sih buka pintu pelan – pelan? Kasian tau pintunya, kasar banget lo." Teriak Gaby.

"Ada apa sih, Fad?" Tanya Mira.

"Itu si Dyrez nunggu Zara di depan pintu bareng sama temennya. Zar, lo dipanggil Dyrez."

"HAHH?!"

Cepat-cepat Gaby berdiri dan memeriksa kebenaran tersebut lewat kaca di pintu kelas.

Benar! Ada Dyrez dan kelima sahabatnya itu.

Zara terlihat sangat panik, bagaimana kalau Dyrez ne-notice keberadaan dirinya di SMA Andromeda.

"Gue harus ngapain?!" Tanya Zara panik.

"Lo kedepan aja dulu, tanya baik – baik ada apaan." Kata Nadya memberi saran.

Tidak. Tidak sesederhana itu.

"Masker! Disini ada yang punya masker? Siapapun yang punya gue minta satu, nanti gue ganti berapapun!" Kata Zara dengan suara cukup keras, agar seluruh teman di kelasnya itu mendengar.

Tidak sesuai yang diharapkan Zara, tidak satupun dari mereka yang memiliki masker. Terbukti dengan mereka mengelengkan kepala saat Zara bertanya.

"Buat apa sih nyari masker, Zar? Lo mau nutup muka lo buat apa sih? Lagian udah dibilang kalau lo itu cantik. Ngapain juga insecure sampai mau nutup pake masker segala." Tanya Maudy.

"Gu – gue, gue pe – perlu aja." Jelas Zara.

Dyrez menyadari Zara yang sudah dipanggilkan oleh Fadly tak kunjung keluar kelas menghampirinya, laki-laki itu pun memutuskan untuk masuk saja ke kelas Zara yang juga sekelas dengan sahabatnya Vally.

"MANA YANG NAMANYA ZARA DI KELAS INI?!"

MATI GUE!!

Zara dengan cepat membalikkan badannya membelakangi Dyrez, Jayden, Sean, Gavin, David, dan Axel.

Dyrez mengedarkan pandangannya, memperhatikan satu persatu murid perempuan yang ada di ruangan itu.

Sepertinya, tidak ada cewek yang ia cari.

Zara berdoa, mengeluarkan semua kata-kata mutiara supaya Dyrez tidak mengenali dirinya. Dengan ujung matanya, ia melihat Nadya yang tampak panik dan memberikan isyarat padanya untuk tidak balik badan.

"Rez," panggil Vally. Dyrez melihat ke arah Vally, menaikkan satu alisnya dengan tatapan seolah berkata 'Apaan?'. "Aduh Rez, ngapain sih datang ke kelas gue? jam pulang kan masih lama, Rez. Udah lo balik sana ke kelas lo. Guru udah mau masuk kelas gue nih." Vally mengalihkan perhatian Dyrez, menyadari isyarat dari Nadya.

"Udah Val, gak usah ngalihin perhatian." Jawab Dyrez yang hafal tingkah laku sahabatnya itu. "Ih, siapa juga yang ngalihin perhatian lo. Gue itu bilang benar kok." Jawab Vally membela diri dari perkataan Dyrez. Dyrez kemudian melanjutkan pencarian gadis itu.

"Itu cewek yang disana," jelas Sean sambil menunjuk gadis yang memunggungi Dyrez.

Melihat itu, Dyrez mengeluarkan smirk-nya – smirk yang membuat seluruh perempuan dalam ruangan menahan napas–

Tap!

Tap!

Tap!

Terdengar langkah kaki yang semakin lama suaranya semakin jelas di telinga Zara.

Dyrez, tidak menghampiri Zara kan?

Kembali gadis itu berdoa, jangan sampai langkah kaki yang didengarnya adalah milik Dyrez.

Jantung Zara seakan berhenti saat ia merasa ada seseorang yang menarik bahunya dengan kuat, dia bahkan sampai memejamkan mata saking terkejutnya.

Satu

Dua

Tiga

3 detik telah berlalu, tetapi mengapa cengkeraman dibahunya masih terasa begitu kuat?

Zara menguatkan hati untuk membuka kedua matanya.

Ketika telah terbuka dengan sempurna, ia langsung disuguhkan sepasang mata berwarna biru –mata yang berhasil membuat Zara terhanyut selama beberapa detik – Mata itu begitu tajam bagaikan elang dan penuh intimidasi.

"Terpesona?"

Tersentak mendengar suara Dyrez dan menyadari posisinya terlalu dekat dengan laki-laki itu, Zara segera menjauhkan diri.

"Gila! Cantik banget, anjrit!" pekik David.

Sedangkan Axel masih terbengong melihat fisik Zara.

Ini gadis yang kemaren berani sama Dyrez?!

"Nyari gue?" Seakan tersadar, Zara mulai mengeluarkan suaranya kembali.

Dyrez mendengus, "Jangan kepedean, ikut gue sekarang!"

"Gak mau," jawabnya dengan santai.

"Gak mau lo bilang? Oke. Liat apa yang bakal gue lakuin sama lo," tegas Dyrez bersamaan dengan langkahnya keluar dari kelas tersebut.

"Dav, keluar woi! Bengong aja lo!" teriak Sean, dia tahu David pasti terkejut melihat wajah Zara.

Melihat David yang tak kunjung bergerak, Jayden menyeret laki-laki itu dengan kasar.

Selepas kepergian 5 laki-laki tampan tadi –kecuali David –Zara menghela napasnya.

Sial! Kenapa gue gak ikut aja sih? Biar masalahnya selesai. Zara bego! Jadi panjang kan masalahnya.

***

"Sumpah, Zara cantik banget anjir!" kata David yang terpesona.

"Feeling gue emang dia cantik." Ucap Axel.

"Tapi emang sih, kalo diliat dari badannya aja udah goals. Model rambut cewek-cewek hits banget." kata Sean yang langsung dibenarkan oleh Jayden.

"Iya juga ya, gue gak kepikiran."

"Dan lagi, kalau si Zara bisa masuk circle pertemanan Vally, Gaby, Maudy, Nadya, dan Mira yang jelas-jelas anak cantik di kelas 12, udah pasti si Zara juga cantik." ucap Axel dengan percaya diri. Dia bangga karena feeling nya memang benar.

"Terus lo mau apain si Zara, Rez? Secara kan dia cantik pake banget tuh." tanya David.

"Belom tau. Liat aja nanti." ucapnya sambil menyeringai.

Jawaban yang membuat teman-temannya saling bertatapan dengan penuh tanda tanya.

Diketik 718 kata.

Comment dong yang penasaran sama kelanjutannya 🧐

Jangan lupa vote, comment cerita ini ya⭐️

See you👋

Dyrez [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang