13 - Insiden

20 3 2
                                    

Keesokan hari,

Setelah semalam Dyrez mengantarkan Vally kembali ke rumahnya. Seperti biasa menjalani aktivitas di sekolah seharian. Mereka menjalani hari mereka seperti biasa di sekolah. Hingga tiba pada waktu pulang sekolah. Semua terlihat seperti biasa, kecuali Zara yang pulang sendiri membawa motor gede miliknya.

Terlihat Zara dan yang lainnya keluar dari kelas dan mereka berpamitan satu sama lain. Begitu pun dengan kelasnya Dyrez, ketua geng itu terlihat keluar dari kelas dan mereka segera ke parkiran seperti biasa mereka ke basecamp, tapi tidak dengan Dyrez. Ia terlihat tidak mengikuti yang lainnya ke basecamp.

Zara yang berjalan menuju parkiran melihat anak–anak Vandallaz yang pergi dengan motor mereka. Ia merasa aneh dengan Dyrez, terlihat dia tidak mengikuti yang lainnya. Setelah mereka pergi, Dyrez terlihat mengenakan helmnya. Zara terlihat sedang memperhatikan Dyrez, terlihat bahwa Zara penasaran mengapa ia tidak pergi bersama yang lainnya.

Namun, tiba–tiba Dyrez berhenti memakai helm seolah ia merasakan ada yang memperhatikan dirinya. Dengan spontan ia membalikkan badannya melihat ke arah belakang dirinya, seolah memastikan. Ternyata tidak ada orang.

Terlihat di belakang tidak ada orang, Dyrez kemudian mengenakan helmnya, menyalakan motor dan segera pergi. Zara yang ternyata telah sembunyi diantara motor motor di parkiran, melihat Dyrez yang telah pergi dan memutuskan untuk mengikuti Dyrez. Segera Zara memakai helm, menyalakan motornya dan segera mengikuti Dyrez.

Zara terus mengikuti Dyrez, hingga ketika Dyrez belok di sebuah tikungan tiba-tiba Dyrez berhenti di tengah jalan. Seorang nenek terlihat sedang berjalan di depannya, Zara yang dari jauh mengikuti dirinya, dengan mendadak rem dari kejauhan dan bersembunyi di tikungan sambil memperhatikan Dyrez. Dyrez kemudian membuka helm dan turun dari motornya, ia menghampiri nenek itu dan ternyata ia membantu nenek menyebrang.

Melihat hal itu, hati Zara tersentuh dengan sikap Dyrez. Sejak itulah Zara melihat sisi lain dari Dyrez, dibalik kerasnya dirinya ternyata dia mempunyai sisi lain yang tak disangka oleh Zara. Zara memutar motornya dan pergi meninggalkan Dyrez, ia segera pulang ke rumahnya.

Zara melangkahkan kaki, perlahan menaiki anak tangga satu per satu. Tak ada sedikitpun kehidupan yang ia temukan di rumahnya. Menghela napas ditengah sepinya rumah, hanya ada pembantu, supir, tukang kebun, dan satpam.

Berjalan dengan pelan seperti tidak bersemangat, perlahan memasuki kamar, memutuskan untuk langsung mandi. Ia keluar dari kamar mandi, berjalan menuju tempat tidurnya. Merebahkan badannya ke atas tempat tidur. Mencoba untuk istirahat sejenak dari segala tugas yang tak ada habisnya, ditambah segala ujian yang menanti dirinya.

Ponselnya tiba–tiba berbunyi membuat Zara mengambil ponselnya diatas tempat tidur, melihat nama kontak.

"Ada apa?"

"Kabar lo gimana?"

"Baik. Tumben nelpon gue, ada apa?"

"Engga ada. Gue cuman nelpon aja. Emang salah?"

"Gak salah juga sih. Heran aja tiba-tiba nelpon."

"Gimana keadaan disana? Aman?"

"Aman, by the way kabar disana gimana?"

"Baik. Lo bisa gak disana?"

"Bisa dong, ngeraguin? Gila!"

"Engga, gua cuman khawatir aja."

"Tenang aja, aman kok."

"Oh iya, ingat jangan terlalu memikirkan yang seharusnya tidak perlu dipikirkan."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 10, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Dyrez [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang