PART 6

2 1 0
                                    




Jangan lupa vote dan komen ya guys









                           *********







"Putri Liliana? Kamu?"pria itu terbahak-bahak hingga perut buncitnya kembang kempis,kumis tebal nya yang memutih ia pelintir dan kembali menatap Aluna dari atas hingga bawah.

"Berapa umur mu?"tanya pria itu.

"18 tahun"jawab Aluna,ia cukup familiar dengan wajah tua menyebalkan itu tapi ia lupa.

Ia memberikan sejumlah uang tunai"ambil ini,kau berduel dengan cukup sengit dengan makhluk itu dan jika kau bisa melenyapkan nya atau mengusirnya dari daerah ini aku akan membayar lebih"

"Aku ambil uang ini tapi kenapa kamu mengusirnya? Padahal disini aku yang salah jika aku tidak datang tidak akan ada kekacauan"

"Aku tidak perduli, mahkluk itu sudah sangat mengganggu ketentraman pemukim di pelabuhan ini"

Petugas yang duduk di balik meja itu memberi isyarat para penjaga untuk membawa Aluna keluar,sebelum keluar Aluna berteriak"minta saja pada Tuhan untuk menyingkirkan nya,jangan meminta padaku!"serunya kesal.

Ia kesal sudah jelas ia menjelaskan dirinya adalah putri Liliana bukannya takut atau segan padanya pria pongah itu malah memperalat dirinya.

Ares dan semua rekan kerjanya berpisah dengan Aluna di halte bus,"maaf aku ga bisa nganter kamu pulang"Ares berkali-kali meminta maaf.

"Kapten udah berjasa banget,jadi aku ga enak minta satu anggota nya buat pulang padahal kerjaan sedang menumpuk dan itu karna ulah aku juga"jelas Aluna.

Ares memeluk Aluna"jangan kembali kemari lagi,aku takut kamu kenapa-napa, berharap phobia kamu balik lagi tapi aku lupa kamu udah makin besar rupanya"Ares terkekeh di akhir.

"Aku udah lama ga phobia sejak terakhir kali di panggilin pengusir setan sama ibu"kekeh Aluna.

Tawa keduanya berhasil lolos,"i love you"ucap Ares.

"I love you too"ucap Aluna.

--

"Bagaimana keadaan tabungan kamu?"

Aluna teringat duit segepok yang kemarin ia dapatkan dari pria tua menyebalkan,ia kemudian tersenyum licik.

"Aku ga perlu kerja di toko roti kok Bu,mungkin nanti saat libur aja,aku akhir-akhir dapat hidayah jadinya bisa nabung banyak"jelasnya.

Wanita itu terkekeh dengan penjelasan putrinya ia kembali sibuk dengan aktivitas nya mengelap tubuh sang suami,Aluna yang memerhatikan ibu nya terenyuh ibu nya begitu setia bahkan di tahun ke delapan suami nya masih tetap dengan alat penyambung kehidupan ia tak menyerah.

Banyak dokter yang meminta ia mengikhlaskan namun ia menolak.

Aluna menghampiri ibu nya dan berdiri di sisian kanan ayahnya sedangkan ibu nya di sebelah kiri,"Bu,kalau capek mending istirahat aja,seharian ngontrol toko tapi ibu ga pernah ngasih aku buat ambil alih dulu"cetus Aluna.

"Fokus kuliah saja,ibu biarkan kamu kerja di toko roti saja berat jika bukan karna kamu yang suka wangi rotinya dan sekalian mau belajar buat roti"

Aluna tersenyum miris itu hanya kedok ia butuh uang tambahan dan pengobatan ayahnya adalah prioritas,"aku bentar lagi ke kampus Bu,nanti pas pulang aku perbaiki handphone ku setelah itu pulang"

"Hati-hati sayang"pesan ibunya.

Aluna mengangguk ia keluar dari rumah sakit berjalan menuju halte bus bersamaan dengan Ares yang baru saja sampai dan keluar dari bus.

ALUNATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang