005 ; literally, fell

343 41 0
                                    

notes ; part ini sebagian besar sudah ada di true silence. reupload lagi disini supaya yang ngga baca true silence tp suka jinlia ttp bisa baca hehe


Lia sudah lelah.

Ia sudah lelah mendengar pertengkaran Irene dan Wendy. Sudah dari subuh Lia terjaga. Ia tidak bisa tidur lagi. Ia mendengar ayahnya pulang subuh tadi, namun dengan bau alkohol yang menyengat. Kemudian Irene marah, tentu saja Wendy balik marah. Ia jadi tidak bisa tidur lagi.

Ia terus memikirkan nasib keluarganya. Bisa-bisa Lia jadi broken-home kalau begini terus. Namun daripada Irene tersakiti terus, Lia lebih baik melepas sang Papa.

Lia sekarang sudah siap ke sekolah dengan seragamnya. Kantung matanya menghitam dan sembab akibat kurang tidur. Mengingat sekarang bisa hampir setiap hari Lia bisa mendengar kedua orangtuanya berkelahi. Sudah kurang tidur, sering menangis pula.

Begitu sampai di meja makan, ia melihat sang Mama sedang bersama seorang lelaki. Lelaki bermata sipit yang sangat amat Lia kenal. Bisa Lia lihat, Irene sedang menangis sambil bercerita pada Seulgi.

Itu Kang Seulgi. Pria keturunan Korea yang dahulu pernah menjadi kekasih Irene, dan berteman dengan Lilo. Setidaknya itu yang pernah Irene ceritakan pada Lia. Lia juga beberapa kali melihat Seulgi di rumah Lilo. Sepengetahuan Lia, pria itu belum menikah hingga sekarang.

"Ma?"

Irene yang sedang menangis itu menghapus air matanya buru-buru. Ia kemudian menoleh dan menatap Lia, "Iya sayang? Udah siap sekolah?"

Lia mengangguk, "Iya, Ma. Ryujin udah di depan. Mama nggak apa aku tinggal sendiri? Bang Yohan nanti siang baru bisa dateng."

"Iya, nggak apa-apa sayang. Belajar yang baik ya, dek," kata Irene

Lia menanggapi Irene dengan senyum. Tak lupa, ia memberikan senyum kecil pada Seulgi.

Lia memasuki mobil Ryujin. Ia terdiam selama di mobil. Tak mengajak Ryujin bicara atau apa. Pikiran Lia hanya tertuju pada Irene dan Seulgi di rumahnya. Tentu juga, mengenai apa tujuan Seulgi datang ke rumah nya pagi-pagi begini.

"WOY LIA!"

Lia tersentak. Ia menatap Ryujin bingung.

"Apa sih?" tanya Lia

"Gue daritadi nanya elo, mobil gue bagusan velg nya item apa putih? Lo bengong mulu daritadi. Ada apa sih?"

Lia menghela nafasnya, "Yaelah, gitu doang lo ribet. Ini gue lagi mikir, kenapa Om Seulgi dateng tadi ke rumah gue," kata Lia

"Si Seulgi di rumah lo?!" Ryujin malah nanya balik

"Nggak, yang dirumah gue Lilo! Ya tadi gue sebut nama siapa bangsat?!" Lia yang mulai emosi itu akhirnya sewot

Ryujin nyengir.

"Gercep juga tuh Om Seulgi. Tadi subuh kan dia mampir ke rumah, ngegym bareng gue. Terus tiba-tiba nyokap lo nelpon dia katanya, sambil nangis-nangis," kata Ryujin

Lia mengernyit. Berarti Irene begitu percaya pada Seulgi ya.

"Gue paham sih, betapa sayangnya Om Seulgi sama nyokap lo. Even sampai sekarang dia masih mau aja nemenin nyokap lo walaupun nyokap lo udah nikah. Om Seulgi tulus banget," ucap Ryujin lagi

Lia menghembuskan nafasnya berat. Kalau memang Seulgi yang terbaik untuk Irene, Lia akan benar-benar ikhlas. Kalau Seulgi bisa memperlakukan Irene dengan baik bak ratu, lebih baik Lia menyingkirkan egonya yang ingin keluarganya kembali.



°°°

"Mami nggak nyariin?"

Ryujin menggeleng menjawab pertanyaan sahabatnya sejak kecil itu. Tanpa henti ia memakan keripik kentang yang tersedia di toples cemilan sembari menonton pertandingan bola di televisi milik Lia yang ada di kamarnya.

fell for you ; jinlia ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang