Di hari minggu yang cerah ini, si bungsu keluarga Sonata memutuskan untuk jalan-jalan ke mal bersama sahabat nya sejak embrio, yakni putri sulung keluarga Ardhani. Keduanya baru saja membeli tiket bioskop, karena rencananya hari ini mereka akan nonton film bergenre romantis sesuai permintaan Lia. Ryujin yang tadinya ingin nonton film action, jadi tertahan keinginannya karena terlalu bucin dengan si gadis Sonata.
Sembari menunggu film dimulai, Lia memutuskan untuk melihat-lihat toko baju. Emang perempuan kalau sudah lihat baju, mata langsung kalap. Berbeda dengan Lia, Ryujin malah asik mampir ke toko game di sebelah toko baju. Daripada bosan menunggu Lia, lebih baik sekalian lihat-lihat game baru untuk dimainkan di waktu senggang.
Saat sedang asik memilih game, tiba-tiba Ryujin merasa ada yang menyentuh bahunya dari belakang. Ia menoleh, ah itu Haikal, teman sekelasnya.
"Eh, Kal. Disini juga lo?" kata Ryujin basa-basi
"Iya nih. Pengen lihat-lihat game baru. Lo kesini sama siapa?" tanya Haikal sembari melihat ke sekitar, karena pasti Haikal kira Ryujin sendirian. Toh, tidak ada siapa-siapa di samping Ryujin.
"Oh, gue sama Lia. Lia nya lagi belanja di tempat baju," jawab Ryujin
"Oalah gitu.."
Ryujin cuma mengangguk.
"Omong-omong soal Lia, tadi kayaknya gue lihat Om Wendy deh. Lagi jalan-jalan gitu. Tapi nggak sendiri," kata Haikal
Ryujin menaikan sebelah alisnya, "Oiya? Sama siapa, Kal?" tanya Ryujin penasaran
"Sama cewek gitu. Gue kira tadi Tante Irene, tapi mukanya bule gitu. Sampe rangkulan gitu jalannya," jawab Haikal
Ryujin mulai penasaran dan bingung.
"Adek tirinya itu, Kal," jawab Ryujin asal, agar Haikal tidak berpikiran macam-macam
"Emang Om Wendy punya adek tiri bule?"
Haduh, kalo begini juga Ryujin bingung jawabnya.
"Punya. Tapi jarang kesini. Jadi sekalinya ketemu tuh ya klop banget gitu," kata Ryujin asal
"Oalah, gitu ya."
"Heeh."
Tak mau berlama-lama disana, Ryujin segera membungkus satu kaset game PlayStation untuk dibawa pulang. Ia tak mau Haikal bertanya-tanya lebih lagi.
"Eh, gue duluan ya. Takut Lia nunggu nih," kata Ryujin sembari terkekeh
"Oiya, Ryu, tiati."
"Yok."
Ryujin berlari kecil menuju toko baju. Ia melihat Lia sedang membayar baju yang ia pilih. Tak lama kemudian, Lia menghampiri Ryujin yang menunggu di pintu keluar.
"Ayo nonton! Bentar lagi filmnya mulai nih," kata Lia
Ryujin menggaruk tengkuknya yang tak gatal. Ia benar-benar takut Lia melihat Wendy di mal. Lebih baik mereka pulang sebenarnya.
"Nonton di rumah aja yuk, Ya. Gue lagi males nonton nih," kata Ryujin tiba-tiba
"Hah? Nggak ah. Kan kita udah beli tiketnya. Masa tiba-tiba pulang?! Sayang dong uangnya," jawab Lia
Ryujin semakin kebingungan. Bagaimana caranya agar setidaknya Lia tidak bertemu Wendy di mal itu. Namun sepertinya Lia benar-benar ingin nonton bioskop.
"Ayo ah!"
Tangan Ryujin tiba-tiba ditarik Lia. Ryujin hanya bisa pasrah dan berdoa, semoga mereka tidak menemui Wendy disana. Ia tidak mau membuat Lia sedih disaat harusnya mereka hari ini bersenang-senang.