level 4

68 13 5
                                    

walau bingung, hyungwon tetap kegirangan. ia luar biasa senang karna hubungannya dan wonho --setidaknya-- mulai ada kemajuan --bahkan kemajuannya terlampau pesat--.

masih dalam posisi berpelukan, si manis mencoba menghirup diam diam wangi parfum bercampur pheromon alami lelaki pujannya ini. karna ia tau kesempatan tidak akan datang dua kali. tubuh wonho berbau sejuk dan segar seperti bau lautan ditengah hutan.

wonho yang tidak tau menau tentang perasaan hyungwon, hanya bisa mengelus kepala dan memeluknya. ia merasa bersalah tentu saja, padahal niat awalnya hanya mengakrabkan diri dengan lelaki menggemaskan tersebut. bukannya makin akrab, wonho malah menempatkan hyungwon ke dalam kecelakaan yang tak disengaja.

lelaki berparas kelinci itu bisa mendengar isakan kecil si manis. kacang bercangkang tebal tersebut agaknya tidak main main memukul puncak kepala hyungwon. pasti rasanya sungguhan sakit sampai si korban menangis begini.

"maaf hyungwon, maafkan aku" mulut wonho tak hentinya menggumam maaf.

"ti-- tidak apa" balas hyungwon parau.

wonho merenggangkan pelukannya, dan menatap wajah gemas hyungwon yang bercucuran air mata, "apa rasanya sakit sekali?"

hyungwon menggeleng lemah, "aku tidak apa, jangan khawatir"

kerutan didahi wonho tercetak jelas, ia sungguhan mengkhawatirkan kondisi kepala sang korban. walau berkata "tidak apa", wonho tau persis, hyungwon masih kesakitan. maka ia hanya menggumamkan kata kata penanang seraya mengusap air mata di pipi si manis dengan cara menangkup pipinya kemudian ibu jarinya bergerak menyapu lelehan air itu.

"ada apa? kenapa menangis? apa telah terjadi sesuatu?" suara salah satu asisten dosen mengganggu momen mereka.

"ah, ini hanya kecelakaan kecil, tadi kepala hyungwon tidak sengaja kejatuhan kacang kenari" wonho bantu menjelaskan.

si asisten dosen memasang ekspresi ngeri, pasalnya kacang berdiameter 4,5 cm itu tentu akan terasa sakit jika menghantam kepala. sebagai penanggung jawab praktikum, si asisten memeriksa pucuk kepala hyungwon sebentar, kemudian berlalu setelah si praktikan berkata baik baik saja.

seusai drama menangis dipelukan wonho karna kejatuhan kacang kenari dan merapikan rambut hyungwon kembali, dua orang yang tergabung dalam satu kelompok praktikum tersebut mulai mengumpulkan bahan untuk proses pengerjaan laporan.

mereka membawa pulang lima lembar daun kenari, dua potong ranting pohon, kacang kenari yang masih hijau, kacang kenari kering, bunga pohon kenari dan satu plastik kecil tanah untuk sample. sebagai pelengkap, wonho mengambil beberapa gambar pohon yang mereka teliti sebagai bukti dokumentasi.

"hyungwon, ayo berpose yang bagus, aku akan mengambil gambarmu" perintah wonho sambil mengarahkan kamera ponselnya kepada hyungwon yang masih mengamati tekstur batang pohon kenari.

"ha?" hyungwon mendadak tidak paham bahasa manusia.

"berpose yang bagus, aku akan memotretmu" wonho mengulangi lagi kalimatnya.

kejutan apa lagi ini? kenapa wonho mendadak menyuruhnya berpose didepan kamera? terlebih wonho menggunakan ponselnya sendiri untuk mengambil gambar. demi apapun! hyungwon malah kembali memikirkan kata kata minhyuk, perihal "wonho itu playboy"

bagaimana kalau ini hanya akal akalan wonho saja untuk mempermainkan perasaannya?

oke, meskipun sudah beberapa kali terlibat segmen romantis bersama si tampan, hyungwon agaknya masih kebingungan dengan segala skenario mengejutkan yang terjadi hari ini.

hyungwon takut kalau nantinya ia akan didekap erat dalam genggaman lelaki tampan itu, lalu perlahan dipermainkan seenaknya. andai memang benar begitu, hyungwon tidak akan diam saja!

"apa yang kau mau?" nada pertanyaan hyungwon terdengar defensif.

"mengambil gambarmu, apa lagi?" wonho menjawab sekenanya.

tidak! wonho tidak paham dengan pertanyaan hyungwon. disini hyungwon sebenarnya menanyakan maksud perilaku si tampan yang tiba tiba mendekatinya secara intens. apa benar wonho tak menyimpan maksud tersembunyi?

tapi mengajukan pertanyaan bermaksud seperti itu pun, hyungwon merasa tidak berhak, karna mereka cuma sebatas teman sekelas. jadi tanpa berlama lama, hyungwon tersenyum sembari membuat tanda peace dengan tangan kananya dan membiarkan wonho mengambil gambar.

"coba lihat, bagaimana menurutmu tentang foto foto yang ku ambil?" wonho mendekatkan ponsel beserta tubuhnya kepada hyungwon --tadi mereka juga sempat mengambil foto bersama untuk pertama kalinya--

hyungwon menangguk, "semuanya bagus, dan jelas"

"kalau begitu, boleh aku minta nomer ponselmu?"

alis hyungwon bertaut sangsi, "untuk apa?"

"ku pikir kau ingin punya foto foto kita di galerimu" balas wonho retoris, "lagi pula kita satu kelompok, punya nomor ponsel masing masing akan memudahkan kita berkoordinasi untuk meengerjakan laporan praktikum"

"oh, iya!"

------------------------------

malam hari setelah makan malam dan membereskan kamar, hyungwon diam termenung dalam posisi telentang diatas kasur. mata bulat lelaki manis itu menatap kosong ke langit langit kamar.

"wonho" gumamnya lirih.

detik berikutnya, ia menyambar ponsel disamping bantal, membuka aplikasi galeri dan melihat lihat kembali foto praktikum outdoornya tadi pagi yang terasa --amat sangat-- menyenangkan.

si manis tersenyum sendu melihat gambar dirinya dan wonho yang tadi sore dikirim si tampan ke ponselnya. hyungwon masih belum sepenuhnya percaya kalau wonho akan menghampiri duluan seperti tadi pagi. bahkan mereka saling bertukar nomor ponsel dan terlibat percakapan di aplikasi chating, meskipun hanya sekedar membahas laporan praktikum yang harus mereka kumpulkan minggu depan.

tidak apa! untuk hyungwon, ini sudah lebih dari cukup. tapi, bolehkah lelaki berbibir tebal itu sedikit berandai andai?

seandainya wonho mempunyai perasaan yang sama dengannya, lalu meminta menjadi kekasihnya di kemudian hari, dan melalui hari hari romantis bersama wonho sampai maut memisahkan nanti.

"orang gila!" cibir hyungwon pada diri sendiri, ia mengibas ibaskan tangan diatas kepala, berusaha menyingkirkan halusinasinya tentang wonho.

namun tak bisa dipungkiri, hanya dengan memikirkan dan membayangkan terlibat hubungan romantis dengan wonho saja sudah mampu membuat wajah putihnya memerah sampai ke telinga. ia sangat berharap wonho --suatu saat nanti-- akan bisa ia miliki selamanya.

tak cukup dengan mencibir diri sendiri, kini hyungwon menenggelamkan seluruh tubuhnya ke dalam selimut kemudian berteriak seperti orang gila sungguhan. entahlah, ia hanya ingin melampiaskan kekesalan saja. hyungwon kesal pada dirinya sendiri karna telah menyukai wonho yang belum tentu menyukainya juga.

sejurus kemudian, secepat kilat si manis menyibak selimut dan mengakat sebagian tubuhnya sampai posisinya kini terduduk diatas kasur. walau jam sudah menunjukkan pukul 22.03, hyungwon lebih memilih overthinking alih alih memejamkan mata.

tiba tiba terlintas diotaknya untuk menghitung berapa peluang ia dan wonho bisa menjadi sepasang kekasih. si manis memaksa ingatannya untuk kembali ke pertemuan pertama mereka, dimana dua mahasiswa itu saling memperkenalkan diri di kelas pengantar ilmu kehutanan.

kala itu wonho hanya menyebutkan nama dan dari mana ia berasal. hyungwon tak tau apa hobi wonho, makanan kesukaan, warna fovoritnya, ia berapa bersaudara atau berapa nomor ponselnya. 

tbc.

makasih udah baca 💞

kacang kenari | MONSTA X hyungwonhoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang