3 tahun berlalu, kini baekhyun sudah bisa hidup normal walau tak se normal dulu.
Hari ini hari ia bertemu teman nya di cafe dekat apartemen nya di Korea, sudah lama semenjak kelahiran anak nya baekhyun kembali hadir di negara ginseng negara kelahiran nya.
"Aku tidak telat kan, xi?" Baekhyun tersenyum menatap teman nya yg sudah berkaca kaca.
"BAEKHYUN!" Tanpa aba aba tubuh baekhyun di peluk erat oleh lelaki marga xi.
Xi luhan,anak berdarah china ia teman seperjuangan baekhyun saat dirinya masih berada di klan resyco.
"Aku merindukan mu..." Luhan semakin meringis sendu.
"Kau tak mau membiarkan aku duduk luhan?" Punggung Luhan baekhyun tepuk guna menenangkan teman nya itu.
"Baiklah maafkan aku, ayo duduk byun"
"Bagaimana kabar mu dan anak mu?" Pembicaraan dibuka oleh luhan.
"Baik, aku tidak membawa nya kemari hari ini hari ia bersama kakek nya." Baekhyun menyandarkan diri ke kursi nya entah mengapa hari ini ia merasa sangat lelah.
"Kau jahat sekali padahal aku juga ingin bertemu dengan tae." Luhan sangat antusias saat tau baekhyun mau menemui nya, ia ingin sekali melihat rupa anak teman seperjuangan nya itu.
"Kau harus tau betapa susah nya membujuk ayah supaya aku bisa bertemu dengan mu xi." Baekhyun tersenyum samar.
"Ah, ayah mu bucin akut pada mu kan." Luhan pasrah jika harus dihadapkan pada choi siwon, dulu saat di klan ia dilatih secara pribadi oleh siwon ia jadi memiliki trauma kecil saat mengungkit siwon.
"Katanya kau bergabung dengan departemen bela diri lain?" Baekhyun memain kan ponsel nya sembari bercakap cakap dengan teman karib nya ini.
"Iya.. Bukan bergabung sih aku dipaksa, Bajingan sekali." Mimik Wajah Luhan saat frustasi sangat lucu.
"Pfft.. "
"kau tertawa byun?!"
-MONSTER-
"Sudah 2 tahun ya." Makan siang keluarga besar park sedang berlangsung.
"Apa?"
"Sudah 2 tahun aku kehilangan calon menantu juga cucu ku." Park changmin bergumam.
"Kau berisik appa." Chanyeol tak suka, sangat. Ayah nya ini selalu mengungkit kejadian 3 tahun lalu saat diri nya berselisih dengan klan resyco.
"Kau masih belum menemukan nya?aku sudah tak muda, kau harus segera menikah." Changmin menegaskan.
"Aku sedang berusaha jadi bersabarlah."
"Tak bisa kah kau temui saja choi siwon sialan itu?" Bisa diakui park changmin dengan choi siwon bermusuhan sudah cukup lama kisaran 12 tahun?mungkin.
"Jika bisa, aku juga akan melakukan nya kau sendiri juga tau jejak siwon menghilang semua." Chanyeol selesai makan, dirinya sudah hilang nafsu.
"Pasti ada campur tangan api biru, aku juga akan ikut mencari mereka." Changmin masih lahap memakan makanan nya.
"Terserah kau." Chanyeol beranjak pergi meninggalkan ayah kandung nya sendiri.
Chanyeol keluar menuju garasi, menaiki mobil Alphard Vellfire nya lalu menuju tempat dimana ia akan bertemu mantan tunangan nya.
30 menit berlalu kini chanyeol terjebak macet parah di jalan raya, ia tak melewati tol karna tempat untuk bersapa itu sedikit dekat dengan kediaman nya.
"Ah sial, ini yang aku tak suka jika harus berhenti di perempatan." Chanyeol menyender frustasi pada bangku kendaraan nya melepas pegal selama perjalanan.
Safir nya melihat sekeliling, dipenuhi asap kendaraan dan terik nya cahaya matahari.
Mata itu tertuju pada sebuah toko kecil di pinggir jalan ia melihat 2 anak kecil kembar sedang asik bergurau satu sama lain.
"Tampan... " Chanyeol bergumam.
"Apa akan seru ya jika aku memiliki anak? hah, andai saja chaeyoung tidak mandul." Kini macet yang melanda tadi sedikit demi sedikit bergerak maju, tanda kemacetan akan segera hilang dari radar lingkungan.
"Sudah lah chanyeol, fokus saja pada klan resyco ini berhenti bermimpi dan maju lah terus." Chanyeol terus bergumam sendiri.
Mobil itu sudah maju mengikuti barisan depan,berkecepatan sedang dan santai.
Tak sampai setengah jam, chanyeol tiba di tempat perjanjian. Sebuah cafe klasik tak jauh dari pemukiman, cukup sekali lihat chanyeol dapat siluet park chaeyoung mantan tunangan nya.
"Kau sudah sampai park?" Gadis bersurai blonde membuka percakapan.
"Tidak, aku belum sampai hanya arwah ku saja yang sudah sampai disini." Chanyeol langsung duduk di depan rose atau park chaeyoung.
"Kau menyebalkan."
"Jadi ada apa rose?"
"Tak mau minum dulu yeol?" Rose menyeder kan segelas kopi ke dekat tangan chanyeol.
"Tak perlu, aku takut kau menyimpan sianida dikopi itu."
"Aku tak sejahat itu sialan." Rose berdecak sebal.
"Aku dapat petunjuk ada marga byun yang lepas landas dari german ke korea." Kali ini yg di sodor kan rose bukan lagi kopi melain kan file berkas serta foto yang disusun rapih.
"Byun?apa itu byun baekhyun?" Selebaran rapih itu dibuka acak oleh marga park, rasa penasaran nya sangat tinggi sekarang.
"Entah, selebihnya kau saja yang cari tahu. " Rose sudah bersiap berdiri memangku tas selendang nya dan merapih kan diri.
"Kau mau kemana lagi? "
"Urusan ku sudah selesai,aku mau bertemu kekasih ku."
"Kekasihmu? Ah, yang lebih muda 10 tahun dari mu itukan." Chanyeol tersenyum mengejek.
"Setidak nya ia lebih baik dari mu kan park,bantuan ku untuk mu sudah ku sampai kan lalu untuk apa aku masih disini." Rose langsung pergi meninggal kan mantan tunangan nya menuju tempat parkir dimana motor ninja nya beristirahat ditempat itu.
"Kau wanita munafik."
"Ya ya ya"
TBC.
KAMU SEDANG MEMBACA
Monster [ chanbaek ]
Fantasy[ b x b ] [ OMEGAVERSE ] "Supaya serasi, monster harus bersanding dengan monster lagi kan?" Bagaimana perasaan kalian jika gagal bertugas, Menyesakkan bukan? hal ini dialami baekhyun ia seorang murid di pondok resyco culture. Saat tugas pertamanya...