Bab13. Bara Buat Ulah

94 13 1
                                    

Ditulis:Sel, 26 April 2022. 11:17 WIB
Dibuat:Sab, 6 November 2021. 20:31 WIB

Halo, kemana aja nih?

Ayo senyumnya mana? Senyum dulu dong! Nah, kan, manis kalo senyum. Jadi sayang deh❤️❤️

Ada cerita apa hari ini?

Saya harap hari kalian berjalan lancar dan menyenangkan😗

Hargai karya ini dengan cara vote dan komen ya!

•HAPPY READING•

Nggak berulah, nggak akan ngerasain hal baru!

-Bara Putra Raja-

•••

"Maneh katerima ka geng aing," ucap Reza dengan berdiri dari duduknya dan menghampiri Bara yang sedang di kelilingi oleh teman-temannya di kantin sekolah. Anak-anak lain pun menatapnya tidak percaya. Karena setahu mereka, awal pertemuan Bara dan Reza kurang baik dan Bara terlihat sangat tidak menyukai Reza.

"Thanks," ucap Bara dengan raut wajah datarnya.

"Lumayan, budak ieu bisa aing manfaatin," batin Reza.

"Kita coba seberapa asyiknya temenan sama para jamet ini," batin Bara dengan diam-diam tersenyum miring. Senyum yang sangat memabukkan bagi siapapun yang melihatnya.

"Soal pertemuan pertama kita yang kurang mengenakkan kemarin, aing minta maaf." Reza mengulurkan tangannya ke arah Bara sebagai perwakilan maaf juga dari teman-temannya.

Bara menjabat tangan Reza lalu mereka berpelukan dan saling menepuk-nepuk punggung. Bara terlihat biasa saja tidak seperti Reza yang tersenyum penuh arti.

"Selamat bergabung," bisik Reza tepat di telinga Bara.

Setelah itu keduanya menguraikan pelukan karena merasa sedikit jijik.

Reza bertepuk tangan memberikan instruksi kepada anak-anak yang berada di kantin untuk menatap mereka. "Karena geng aing nambah hiji jalma. Anjeun sadayana teh bebas jajan naon wae. Aing traktir!" teriak Reza dengan lantangnya.

Semua orang yang berada di kantin bersorak senang. Pasalnya kesempatan ini sangat langka terjadi. Reza yang biasanya menjadi tukang palak di sekolahnya, berbaik hati ingin mentraktir mereka.

"Mar'i, beresin ini. Aing mau santai heula." Reza mendudukan dirinya di kursi yang ada di kantin dengan kedua kakinya berselonjor di atas meja.

"Upi, bos!" balas laki-laki yang ada di sebelah Reza tidak terima di panggil seperti itu.

"Aing maunya manggil maneh teh Mar'i. Naha? Teu terima? Nama maneh teh Mar'i Muhammad Lutfi, kan?"

"Terserah bos wae lah, yang penting bos senang." Mar'i memutar bola matanya malas. Memang jika berdebat dengan bosnya dia tidak pernah menang.

"Oh, nya. Hiji deui." Reza menatap Bara. Sedangkan Bara menatapnya malas. "Karena maneh teh tos gabung ka geng aing. Maneh kudu ikut aing tawuran nanti setelah pulang sakola."

Bara mengerutkan keningnya dengan mata yang menatap tajam.

"Kalau maneh teu mau. Berarti maneh teh cemen."

*****

Hasutan Reza di kantin tadi, berhasil membuat Bara menerima ajakannya. Sekarang tepat berdiri dua pasukan siap tempur antara SMK Bunga Bangsa dan SMK Nusantara yang saling berhadapan dengan tatapan permusuhan.

Kita Berbeda Tapi Kita SamaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang