[BL][✓]Jutawan Sebagai NPC di Siaran Langsung

Bab 91

Ketika pelukis pura-pura lewat untuk keempat kalinya.

Sunan Zhi akhirnya tidak tahan.

Dia bersembunyi di balik bos, dengan menyedihkan.

Wajah-wajah kecil itu semua berkerut.

Bos menertawakannya: "Apa yang kamu takutkan?"

Sunan Zhimao menggelengkan rambutnya, mengulurkan jari seperti rebung, dan menunjuk ke orang di sisi yang berlawanan.

"Dia telah menatapku, itu sangat menakutkan!"

Tetapi Sunan Zhi merasa bahwa jika orang lain menatapnya, dia akan merasa takut. Bukankah tampaknya dia sangat bersalah?

Jadi Su Nanzhi menambahkan: "Sebenarnya, beberapa hal aneh terjadi pada saya baru-baru ini, saya khawatir."

Bosnya adalah pria dewasa yang andal yang tidak mengenakan celana panjang merah.

Dia menyipitkan matanya, dan ada sedikit "Aku agak gila, tidak mudah dipusingkan" di fitur wajahnya yang kaku.

Sunanzhi berpikir dia harus mengatakan lebih banyak untuk menunjukkan kredibilitasnya.

Tapi bos tidak memberinya kesempatan.

Dia menginjak langsung sepasang sandal jepitnya yang "retak", dengan sebatang rokok di mulutnya, senilai 10 RMB sebungkus, kebanggaan pria itu.

Sepintas, itu adalah tumor obat tua di jalan ini.

Dia memiliki rok kulit dan pakaian hitam.

Mengenakan gaya rambut yang sulit diatur, dengan alis yang tidak sabaran.

Dia tidak harus bertindak, dan jika dia mengambil dua langkah ke depan, dia adalah biaya perlindungan.

[Rumput, sejenis tanaman, mengapa pria ini sedikit tampan? ? ? kan

[Bos: Maaf, ini hanya penjual daging babi yang biasa-biasa saja. 】

【 "Plain dan biasa-biasa saja"】

【Rata-rata saya, rata-rata tarikan! 】

【Big saudara, minum es cola, dan saya akan memberikan biaya perlindungan! ! ! 】

【Ahhhhhhh, "Kantor CP" terlalu baik! ! ! ]

[Woo, aku sudah terobsesi menjual daging babi di lantai bawah! ! ]

Meskipun tidak terlihat baik bos, namun tanpa mengurangi mata Sunan Gardenia menyala.

Bos mengambil kelompok dan berjalan ke pelukis dalam tiga atau dua.

Dengan sebatang rokok di satu tangan, dia menatap pelukis dengan tatapan malas setengah tertutup.

Dengan senyum di satu sisi wajahnya, dia meludahkan matanya.

"Kenapa, menarik untuk kakakku?"

Dia memiringkan kepalanya malas.

"Hah?"

Tubuh tinggi bos itu sangat menindas.

Di , bayangan yang ditimbulkan oleh sosoknya seperti tangan besar, yang dapat merobek orang di depannya setiap saat.

Pelukis itu menelan tanpa jejak, dan mengucapkan sepatah kata kematian.

"Kalau begitu... bolehkah?"

"Tidak,

ya, ya !" Bos berpikir bahwa pihak lain adalah orang yang cerdas, dan sedikit takut. Dia harus tahu segalanya.