LB ~47~

12.3K 1.3K 65
                                    

Sekitar empat puluh tahun yang lalu...

Selain pemandangan alam yang begitu indah, jernih dan sejuknya air terjun di Goa Batu Padang, memang berbeda diantara air terjun yang ada di daerah itu. Hal itu membuat warga desa Sebo, sangat senang mandi dan berendam di genangan air yang melimpah-- berasal dari air terjun tersebut.

Dan ternyata, selain dari pada kesesegaran air yang juga bisa menyembuhkan penyakit kulit, k ko koonon katanya, Goa Batu Padang juga mempunyai kisah mistis.

Banyak yang mengatakan, kalau pasangan suami istri-- namun belum pernah berhubungan intim, jika mandi dan berendam di genangan air terjun secara rutin, setiap hari Jumat Manis dan Selasa Kliwon pada waktu dini hari, maka pasangan suami istri itu akan ditemui oleh sang penunggu Goa, lalu akan diberikan harta melimpah, yang bisa membuat hidupnya makmur, seumur hidup.

Banyak warga yang menyangkal, tidak percaya dengan cerita itu. Mereka mengira, kalau hal itu hanya Mitos atau Dongeng turun temurun dari para leluhur desa. Tapi tidak sedikit juga orang yang mempercayai prihal Mitos tersebut. Tapi karena syarat yang harus dilakukan cukup berat, sehingga tidak ada warga yang mampu melakukan ritual mistis tersebut. Lebih tepatnya, mereka tidak ingin mencobanya.

Namun siapa sangka, cerita Mitos yang sering di dengar oleh Suta sejak ia kecil, ternyata membuat Suta sangat termotivasi, untuk melakukan ritual mistis itu.

Oleh sebab itu, Suta berusaha mati-matian menjaga keperjakaannya, sampai ia dewasa, demi untuk tujuan tersebut.

Meskipun sangat sulit-- karena Suta adalah pemuda tampan, sehingga ia menjadi incaran banyak wanita.

Ketampanan yang dimiliki oleh Suta, juga membuat ia selalu digoda oleh wanita-wanita di desa Sebo, bahkan lain desa.

Tidak sedikit para perempuan yang merayu agar bisa tidur dengan Suta secara suka rela. Baik itu gadis, janda, bahkan wanita yang masih bersuami.

Namun, karena Suta mempunyai tujuan, dan memang sebenarnya ia adalah laki-laki yang baik, sehingga Suta mampu mempertahankan perjaka nya, sampai ia menikahi gadis berumur tujuh belas tahun, bernama Nurhasanah.

Sekedar informasi, meski Nurhasanah gadis biasa, namun ketulusan dan kebaikan hati yang dimiliki olehnya, mampu meluluhkan Suta, sang lelaki kumbang desa.

Awalnya Nurhasanah terkejut, bahkan menolak tegas rencana suaminya. Namun, berkat kesabaran Suta dalam membujuk, akhirnya pria berusia sembilan belas tahun itu, berhasil tidak melakukan hubungan suami-istri, hingga kini sudah enam bulan berlalu, setelah keduanya menikah.

Secara sembunyi-sembunyi, sudah tiga bulan berjalan, Suta dan Nurhasanah melakukan ritual yang sering dibicarakan oleh para penduduk desa. Namun hingga kini belum ada tanda-tanda kemunculan sang penunggu Goa.

Hal itu membuat Nurhasanah yang awalnya memang menolak, jadi merasa lelah, lantas putus asa.

"Kang," panggil Nurhasanah sambil mengencangkan ikatan kain di bagian dadanya.

"Hem," sahut Suta dengan mata yang masih terpejam. Laki-laki itu sedang bermeditasi, sambil berendam di dalam genangan air terjun Goa Batu Padang.

Nurhasanah menoleh kepada sang suami, lantas mendengkus. "Aku capek. Aku enggak mau lagi kayak gini."

Membuka matanya, Suta menoleh ke arah wanita di sebelahnya. "Sabar, Nur mungkin syarat kita masih belum sempurna."

Suta menghela napas, sebenarnya laki-laki itu juga sudah mulai ragu. Namun keyakinan yang kuat di dalam dirinya, membuat Suta tidak pantang menyerah begitu saja.

"Kita tunggu saja," lanjut Suta.

"Tapi sampai kapan kang? Aku udah capek. Mungkin bener apa kata orang-orang, kalau itu cuma dongeng." Nurhasanah mendengkus sebelum akhirnya memutuskan, "aku pulang aja, silakan kalau kakang mau di sini."

Lanang-nya Bima {Mpreg}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang