Taehyung membawa dua cangkir teh krisan dalam nampan kayu yang ia pegang erat-erat. Kakinya melangkah menuju taman belakang rumahnya, tempat dimana Yoonhwa duduk dengan selimut Taehyung yang membungkusi tubuhnya.
Sore hari sudah tiba. Mata Yoonhwa masih membengkak, menunjukkan bekas tangisnya tadi siang.
"Tehnya," kata Taehyung saat ia meletakkan satu cangkir di meja dekat tempat Yoonhwa duduk. Yoonhwa melirik teh itu lantas mengucapkan terima kasih. Matanya kini kembali menatap lurus pada tumbuhan-tumbuhan di taman belakang rumah Taehyung.
"Maaf karena membawamu kemari. Aku tak tau rumahmu dan ponselmu mati. Aku tak tau harus menghubungi siapa," kata Taehyung, memulai percakapan.
"Tak apa. Aku berterima kasih, Tae. Maaf merepotkan."
Taehyung mengangguk. "Apa kau sudah merasa baikan?"
"Aku sudah baik-baik saja. Berkat dirimu."
Taehyung kembali mengangguk. Atmosfir di antara mereka terasa canggung. Apalagi ini pertama kalinya mereka bertemu setelah sekian lama. Pun cara mereka kembali bertemu juga tak wajar. Lelaki itu mengetukkan jari-jarinya ke meja. "Maaf jika terasa tidak sopan, tapi apakah kau sedang mengalami kesulitan?" tanya Taehyung.
Mata Yoonhwa memanas. Astaga, entah harus berapa kali ia menangis hari ini. Tapi kali ini ia ingin menahan tangis itu. Lemah sekali hatinya, hanya dengan ditanyai keadaannya saja sudah membuat semua pertahanan Yoonhwa nyaris luruh. Apa patah hati sudah membuatnya menjadi selemah ini?
"Well, bukan apa-apa. Aku hanya sedang putus asa karena tak kunjung mendapatkan pekerjaan," kata Yoonhwa.
"Oh, I see. Apa background pendidikanmu kalau aku boleh tau?"
"Aku belajar untuk menjadi guru TK."
Taehyung mengangguk-anggukkan kepalanya. "Sebenarnya aku juga sedang membuka lowongan pekerjaan. Meski tak ada hubungannya dengan bidangmu. Tapi mungkin aku bisa memberikan pekerjaan itu padamu kalau kau mau."
"Pekerjaan?"
"Ya. Membantuku menjaga toko bunga ibuku, belajar membuat buket bunga serta menguasai sedikit banyak makna dari bunga-bunga yang dijual."
KAMU SEDANG MEMBACA
i wish we had a good breakup
FanfictionKalau sudah berakhir, bukankah sebaiknya berakhir saja dengan baik-baik? Mengapa saling terpaut tapi tak ingin bersama? Ego siapa yang patut disalahkan? Saling acung jari tunjuk satu sama lain lalu saling mencinta tapi tak ingin berdamai. Jadi, sebe...