swimming pool and hotel room

72 8 22
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Yoonhwa mengikat rambutnya hingga menjadi gulungan kecil di belakang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Yoonhwa mengikat rambutnya hingga menjadi gulungan kecil di belakang. Cermin yang berada di hadapannya mematut jelas rupa gadis itu. Mata membengkak dan wajah pucat itu tengah mengatakan segala tentang Yoonhwa.

Yoonhwa kacau balau.

Apalagi setelah Yoonhwa membaca pesan masuk yang tadi ia terima saat dalam perjalanan menuju kemari. Kenyataan begitu kejam padanya. Hubungannya berakhir, dan gadis itu tak diterima bekerja di tempat yang sangat ia inginkan.

Wah. Perempuan itu tertawa saat melihat pantulan dirinya sendiri. Benar-benar konyol. Hidup ini lebih mirip rollercoaster. Bahkan panggung sandiwara sekalipun mungkin memiliki alur cerita yang lebih baik daripada kisah hidupnya.

Maka untuk melepas penatnya, perempuan itu datang kemari. Ke gedung olahraga dengan kolam renang besar yang sepi, tempat yang dulu sering Yoonhwa kunjungi saat masih bersekolah.

Gedung olahraga ini sangat sepi, mungkin karena waktu yang sudah menunjukkan pukul sepuluh malam. Para atlet renang jelas sudah beristirahat di rumah mereka masing-masing setelah berlatih sepanjang hari. Lagi pula, orang gila mana yang datang ke gedung olahraga dan berenang seperti Yoonhwa di malam buta seperti ini? Mungkin hantu sekali pun perlu berpikir dua kali untuk menganggunya. Gadis yang larut dalam pedihnya itu jelas terlalu sibuk dengan perasaannya hingga lupa pada kenyataan dan realita yang ada.

Tanpa pemanasan, perempuan itu kemudian menceburkan dirinya dengan pasrah. Saat sampai ke dasar kolam, Yoonhwa melipat kedua lutut sambil duduk di dasar kolam yang tingginya dua meter itu.

Dengan tenang, ia mulai menghanyutkan pikirannya. Ingin rasanya Yoonhwa melepas semua ketakutan dan kebingungannya kepada air, agar semua itu mengalir begitu saja melewati dirinya. Ingin rasanya ia berdamai dengan hatinya yang kacau dan kehidupan yang berantakan.

Mengapa hidup sangat menyebalkan dan begitu tega pada Yoonhwa? Sudah jatuh, tertimpa tangga pula. Yoonhwa sudah terlalu lelah menangis. Tiga hari berdiam diri di apartemen barunya tanpa sempat membereskan tempat baru itu. Hanya berbaring di lantai sambil memandang pada langit-langit rumahnya yang hampa.

Yoonhwa merutuki dirinya, menyadari barangkali keputusannya untuk mengakhiri hubungannya dengan Seokjin adalah sebuah kesalahan yang tak dapat ia perbaiki. Yoonhwa juga menyadari bahwa barangkali perasaannya salah saat ia berkata ia tak lagi ingin bersama Seokjin.

i wish we had a good breakupTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang