Alam terbuka adalah tempat impian Yoonhwa untuk menggelar tempat pernikahannya. Kalau kata orang-orang, konsep pernikahan idaman Yoonhwa itu namanya garden wedding party.Sekarang saat akhirnya cita-cita itu terwujud, rasanya Yoonhwa menjadi orang paling bahagia yang pernah terlahir ke dunia ini. Apalagi saat mempelai laki-lakinya adalah Kim Seokjin, kekasih hatinya yang memang sangat ia inginkan untuk dimiliki seumur hidup.
Yoonhwa tersenyum melihat ke arah Seokjin yang juga sama tersenyum. Tangan keduanya tengah bergandengan, gaun putih Yoonhwa tampak anggun dan serasi dengan setelan jas putih Seokjin. Baby breath dalam genggaman Yoonhwa tampak melengkapi kebahagiaannya. Hari bahagia ini akan selalu ia ingat selamanya.
Yoonhwa melihat ke sekitar, di sana banyak orang tampak bahagia melihatnya dan Seokjin bersama. Diam-diam Yoonhwa berterimakasih karena banyaknya orang yang mendukungnya. Perempuan itu terus tersenyum hingga kemudian Seokjin yang tadi digandengnya kini telah berada jauh di depannya.
Entah sejak kapan pegangan pada perempuan itu terlepas. Dengan panik ia mengejar Seokjin yang terus berjalan lurus ke depan tanpa mempedulikannya yang kini berteriak memanggil nama lelaki itu.
Gadis itu lantas terjatuh, tersandung gaun pengantinnya yang terlalu panjang. Tapi Seokjin tak peduli, ia terus berjalan pergi sendirian. Orang-orang yang tadi berbahagia untuknya tampak memandangnya sinis dalam diam, ada yang bisik-bisik mencibirnya.
Gadis itu mulai panik. Tangisnya sudah di ujung mata saat kakinya terasa tak dapat digerakkan sama sekali. Ia masih berusaha memanggil Seokjin.
“Seokjin! Seokjin!” jeritnya sambil menangis ketakutan. Tidak, lelaki itu tak boleh pergi begitu saja. Yoonhwa mencintainya setengah mati dan ia tak ingin ditinggalkan begitu saja.
“Jangan tinggalkan aku!”
Mata Yoonhwa terbuka saat akhirnya ia menyadari semuanya adalah mimpi. Gadis itu terduduk dan menggigil seraya mencari kesadarannya. Air mata yang tadi ia keluarkan dalam mimpi mulai berjatuhan membasahi pipinya. Tangan pucatnya segera memeluk dirinya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
i wish we had a good breakup
FanfictionKalau sudah berakhir, bukankah sebaiknya berakhir saja dengan baik-baik? Mengapa saling terpaut tapi tak ingin bersama? Ego siapa yang patut disalahkan? Saling acung jari tunjuk satu sama lain lalu saling mencinta tapi tak ingin berdamai. Jadi, sebe...