EPILOG

12.2K 2.1K 681
                                    


TAMATTT, baca selagi adaaaaa!

***


"Istigfar, Pak," Kata Penghulu.

Tangis itu masih tak terbendung. Nandi menahan tawa. Memang paling benar kalau Nandi ini tidak diundang. Tapi sayangnya meski kuota undangan hanya 25 orang, keluargaku yang diundang hanya Gisha, suami, dan anaknya. Mas Aiman hanya ayah, ibu tirinya, serta Reno dan istrinya. Jadi terpaksa, Nandi, Sydney, dan Anantha diundang. Detira pasti video call dengan Nandi sehingga Nandi daritadi mengarahkan ponselnya padaku.

Aku tersenyum pada Papa yang tampak sulit melafalkan akad.

"Ayo Pak, diulang Pak," Kata Penghulu.

Kalau di pernikahan lain mungkin pengantin laki-lakinya yang mengulang. Ini ayahku sendiri yang keselip airmata saking terharu anaknya bisa nikah di umur tiga-dua. Padahal sejak Mas Aiman datang ke rumah, papa tiap hari latihan akad. Sebelum makan juga bukan baca doa malah baca akad saking girangnya. Kadang kalau aku lagi di rumah, papa suka manggil begini, "Gal, Gal, saya nikahkan dan kawinkan..." sambil nyengir-nyengir. Giliran di hari H, malah macet nggak keruan begini. Aku yang deg-degan.

Papa menghapus airmata dengan tissue yang diberikan vendor.

"Bismillahirrahmanirrahim," Penghulu memberi aba-aba.

Papa menyalami tangan Mas Aiman lagi.

"Saya nikahkan dan saya kawinkan engkau Aiman Suriatmadja bin Danu Suriadtmadja dengan anak kandung saya yang bernama Gala Nareswara dengan mas kawinnya berupa uang sebesar dua ribu US dollar, tunai."

"Saya terima nikahnya dan kawinnya Gala Nareswara binti Gentha Nareswara dengan mas kawin tersebut tunai," Mas Aiman melafalkan akad dengan satu tarikan napas.

"Sah?"

"Sah,"

"Alhamdulillah!"

Doa dimulai dan aku bisa mendengar isakan mama dan tentu, papa lagi.

***

"Hebat Om, hari ini!" Nandi memberikan tanda jempol ke Papa.

Mas Aiman memeluk pinggangku, "Aku deg-degan banget waktu papa pertama keselek air mata."

"Papaaaa alhamdulillah aku tetap nikah," Aku mengelus dada.

"Papa tuh terharu, nggak bisa ditahan," Papa membela diri.

"Si Detira komentar 'So kesian'," Nandi cekikikan.

"Haduh si Papa, untung tetap jadi nikah. Mama kesal banget," Mama komentar gemas.

"Tapi papa sedih sih Ma," Gisha membela Papa, dia agak leluasa karena suaminya giliran mengganti pampers anaknya.

"Tapi alhamdulillah acaranya lancar," Sydney berkomentar.

"Habis ini tinggal dimana, Man?" Tanya Anantha.

"Apartemen gue," Kata Mas Aiman.

"Nandi pacarnya mana? Cari dong di gereja," Kata Mama sambil menepuk lengan Nandi.

"Gimana dong Tante, akunya aja jarang gereja," Nandi senyum malu-malu.

"Tapi papa juga dulu nggak cari di masjid," Papa menimpali.

"Carinya dimana dong Om?" Tanya Nandi.

"Ketemu aja Om, dulu adik kelas di kampus," Jawab Papa.

"Gue ada deh kayaknya teman Katolik yang masih jomblo, di atas lo setahun nggak apa-apa?" Anantha menyahut.

"Dua tahun juga nggak apa-apa," Nandi setuju.

"Nandi apa aja boleh asal belum ada buntut soalnya ribet sama anak kecil dia," Aku menimpali dan kami semua tertawa.

"Yuk makan semuanya," Mama menyuruh semuanya untuk ke area makan.

Aku dan Mas Aiman makan di satu meja dan makanan kami sudah disajikan.

"Aku udah pesan mover buat pindahan kamu," Kata Mas Aiman.

Aku menautkan alis, "Kan aku mindahin baju doang."

"Kata mama baju kamu di rumah, sama sepatu, lumayan. Aku encok Gal kalau angkat-angkat," Mas Aiman mengeluh.

Inilah cinta dua orang berumur. Nggak ada tuh pindahan bareng-bareng. Suruh orang aja!

"Yang apartemen gimana?" Aku bertanya.

"Dikit kan apartemen? Atau banyak juga?" Mas Aiman mendadak kaget karena baru kepikiran.

Aku menimbang-nimbang, "Dikit sih."

"Dikit kamu beneran dikit?" Mas Aiman curiga.

"Lemari empat pintu tuh berapa koper ya?" Aku bertanya.

Mas Aiman berpikir.

"Sesek banget tapi lemarinya," Aku menambahkan informasi.

Mas Aiman nyengir, "Gini ya rasanya punya istri. Belum-belum udah kebayang beli laci kecil buat evakuasi barang aku karena barang kamu lebih banyak."

Kami berdua tertawa.



***


Nonton ya film Home Sweet Loan di bioskop di akhir September 2024! Saksikan kelucuan dan gemesnya Kaluna dengan keluarga + Danan hanya di bioskop-bioskop kesayangan!

Tak Ada Lagi Ganjil-GenapTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang