Euphoria 🍁
Waktu berjalan tanpa ampun, berlari kencang tanpa memberi kesempatan pasti. Sasuke terlalu takut akan waktu, ingin rasanya ia menantang matahari yang terbit menyapanya pagi ini. Sampai kapan akan terus seperti ini ?
Sasuke merasa seperti burung dalam sangkar, ia merasa dijebak, dijadikan boneka untuk orang-orang tamak yang membuatnya muak, Sasuke mengutuk dirinya yang begitu bodoh selama ini, ia tertipu oleh zona nyaman, dimanipulasi oleh cinta sesaat hingga menjadikan dia seperti serbuk kayu seperti ini.
Entah mengapa banyak pikiran masuk dikepala Sasuke, mengapa dia harus bertemu Hinata ?
Andai saja Sasuke menolak Hinata sejak awal, andai saja Sasuke tidak jatuh cinta, andai saja ia tau diri. Andai saja...... Sasuke menghela napas panjang. Bukan saatnya menyesali segalanya, yang harus ia pikirkan adalah bagaimana caranya agar bisa keluar dari sini....
Tak tahu sudah berapa lama, berapa hari Sasuke berada disini. Ia selalu ketakutan ketika pintu kamarnya terbuka dipagi hari, ia takut Madara akan mengambil nyawanya sekali remas. Tatapan yang begitu dingin dan tajam itu selalu terlihat mengintimidasi Sasuke, tapi anehnya, sampai detik ini Sasuke merasa dia baik-baik saja.
Ia juga merasa seperti bagian didalam mansion ini, meskipun dilarang keluar, Sasuke diperlakukan layaknya manusia. Makan satu meja dengan Madara, menikmati semua fasilitas yang ada, bahkan Madara juga memberikan seorang tutor untuk mengajari Sasuke banyak hal.
Sasuke memang tak mengerti apa maksud dari semua ini, jika ia bertanya, Madara hanya akan menjawab aku melindungimu dari orang jahat yang mengincarmu. Terserah !! Sasuke tidak butuh kata-kata manis lagi seperti yang sering dibilang Hinata bahwa mereka akan bersama, Sasuke hanya butuh jawaban yang memuaskan dahaga yang membuatnya penasaran kenapa Madara mengurungnya disini..
"Sasuke..,"
Sasuke menghentikan sarapan begitupun bermacam pikirannya ketika mendengar suara baritone milik Madara yang duduk dihadapannya.
"Kau tidak mau bertanya banyak hal padaku ?," tanyanya lagi.
Banyak, banyak sekali yang ingin Sasuke tanyakan. Hanya saja, berhakkah Sasuke bertanya ? Disaat ia hanya merasa seperti boneka tak berguna. Bahkan untuk Hinatapun, Sasuke sudah merasa sedikit sakit. Pasalnya dari Sasuke datang kesini sampai saat ini, Hinata sama sekali tidak mengunjunginya. Hinata seperti melepaskan Sasuke dan tidak bertanggung jawab sama sekali.
"Kenapa kau mengurungku disini ?," lirih Sasuke saat pertanyaan itu yang pertama terlintas dibenaknya.
Madara terdiam sesaat, memandang Sasuke dengan guratan yang tidak bisa dibaca sama sekali.
"Sean..,"Sasuke langsung memandang Madara.
Madara tersenyum,
"Kau... sangat mirip dengan cucuku.. aku tidak menyangka akan melihat wajah cucuku sejelas ini..,""Jadi ini tentang cucumu ? Kau hanya ingin melihat cucumu hingga mengurungku disini ?" Kali ini terbesit nada tidak suka pada Sasuke untuk Madara saat mendengar perkataannya.
"Aku ingin menjelaskan banyak hal padamu, tapi tidak sekarang..karna aku punya sesuatu yang besar untukmu..,"
Sasuke menarik napas tegas,"maaf Madara-san, tapi aku tidak butuh sesuatu yang besar darimu.. aku hanya butuh hidupku yang sebelumnya... sadarlah, aku Sasuke.. bukan Uchiha Sean.. tidak cukupkah kalian orang kaya membeliku dan menjadikanku boneka dengan uang kalian.. aku sudah Muak !!..,"
Madara memandang Sasuke, sangat terbaca bahwa kebencian sedikit menyelimuti hatinya. Bukan ini yang Madara inginkan, hanya saja sangat sulit untuk menjelaskannya. Terlebih ada rasa berat dihati Madara untuk melepas Sasuke begitu saja.
"Aku hanya memiliki Sean, dia permata yang berharga untukku.. aku juga menjaganya melebihi apapun, saat dia pergi, aku seperti kembali pada diriku yang dulu tak berdaya.. jadi aku harap, belajarlah, bersabarlah.. karna aku.... ingin menyayangimu..,"
KAMU SEDANG MEMBACA
Euphoria ✔
FanfictionHinata kehilangan tunangannya karna sebuah kecelakaan yang mengerikan, ia berubah dingin setelah kepergian Sean. tapi, setelah 3tahun berlalu.. Hinata bertemu dengan sosok yang wajahnya sama persis dengan tunangannya, dia bukan Sean. dia bilang nama...