Euphoria

2.2K 187 12
                                    

Europhia🍂

Kakashi berlari, meninggalkan semangkuk ramyoen yang baru ia buat, sedetik setelah ia menerima kabar bahwa Hinata sedang mengamuk dikamarnya.

'Ada apa lagi sekarang ?' Mungkin hanya itu kalimat yang tersemat dibenak Kakashi.
Apartementnya dengan mansion Hyuuga tidak terlalu jauh, hanya butuh waktu setengah jam. Kakashi sudah sampai disini.

Ia langsung berlari menuju lantai dua. Bertemu dengan hampir 15maid yang saat ini sedang berdiri didepan pintu kamar Hinata yang tertutup rapat.

"Apa yang terjadi ?," seru Kakashi sambil mengatur laju napasnya.

Salah seorang maid membungkuk pada Kakashi,
"T-Tidak tau tuan, nona baru saja pulang dalam keadaan menangis.. lalu mengunci diri didalam kamar sambil berteriak memanggil nama tuan besar Sean,"

Sudut alis Kakashi berkedut. Sean ?
Kakashi kira Hinata sudah hampir bisa melupakan Sean, karna sikap Hinata yang selalu acuh dan tak pernah mengungkit tentang Sean lagi membuat Kakashi tak menyangka bahwa Hinata ternyata masih memikirkan Sean.

Kakashi jadi memandang sendu kearah pintu putih dihadapannya. Mungkin hanya dirinya yang saat ini Hinata butuhkan.

"Ambil kunci cadangan,"

"Pintunya tidak dikunci,"

Kakashi langsung menatap tajam kearah maid itu,
"KENAPA TIDAK MASUK JIKA TIDAK DIKUNCI ? Kenapa kalian hanya berdiri disini ha ?," murka Kakashi langsung masuk kedalam kamar Hinata tanpa mendengarkan alasan maid tersebut,

"K-karna kami semua sudah diusir oleh nona Hinata," lirih maid itu sambil mencengkram jemarinya.

....

"Hinataaaa,!"

Kakashi berdiri tak jauh dari Hinata, rasa keterkejutannya begitu kentara saat melihat Hinata yang basah kuyup sambil berderai air mata,

"Kau kenapa lagi Hinata ?,"

Hinata menoleh,
"Kakashiiii,"

Kakashi menghela napas, sambil menghampiri Hinata agar lebih dekat,

"Apa aku sudah gila ?,"

Alis Kakashi menukik,
"Kau tidak gila,"

"Soukaa.. tapi.. t-tapi kenapaa... hikxx...,"

Hinata kembali menangis, menyembunyikan wajahnya pada lututnya,
"A-Aku gila memikirkannya, aku sudah berusaha sebisaku melupakan Sean.. tapi tiba-tiba, aku... a-aku melihat Sean dihadapanku.. dia bersama wanita lain.. hikz.. aku coba berulang kali meyakinkan diriku bahwa Sean sudah mati, tapi aku melihatnya sendiri Kakashi,,,, aku melihat Sean dengan mataku sendiri...,"

Kakashi cukup prihatin, segitu parahnya kah traumatik yang Hinata alami, terlebih kehidupannya yang amat sangat memilukan baru saja dimulai.

Hinata meraih tangan Kakashi sambil menatapnya pilu,
"Kau percaya padaku kan ?? Kau percaya kan kalau Sean masih hidup ?? Kau tidak menganggapku gila kan ? Kakashiii.. jawab.. kenapa kau diam saja ?,"

Tentu saja Kakashi hanya diam, ia tak tau harus menjawab bagaimana,
Hinata pasti akan semakin sedih jika ia mengatakan bahwa Sean memang sudah mati. Tapi, Kakashi juga tak tega jika mengganggap Hinata sudah gila.

"Hinata.. sadarlah,"

"Aku sadar.. aku sangaaat sadar.. aku tadi melihat Sean.. aku bahkan memeluknya, kau tau ?? Aku bahkan sempat berbicara dengannya,"

Mati-matian Kakashi menahan rasa sesak didadanya, Hinata yang begitu malang tak boleh melihatnya menangis. Dan akhirnya, Kakashipun berjongkok menatap kedua mata Hinata.
"Berbicara apa ?,"

Euphoria ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang