Aku tidak butuh maafmu!!

451 50 9
                                    


Mf typo..



***

Sasuke membuka kelopak matanya, memandang awan putih yang banyak di langit luas. Menghirup udara hingga memenuhi paru-parunya, semilir angin berhembus mengibas poni-poni kecil yang menghiasi dahinya.

"Cuacanya cerah bukan ?,"

Sasuke tersentak, menengok seseorang yang tiba-tiba menghampirinya dengan kursi roda.

Tampak seorang nenek paruh baya yang tersenyum lembut kearahnya.

Sasuke tersenyum tipis, membalas senyum nenek itu yang tampak bercahaya namun lesu. Bisa Sasuke pastikan bahwa nenek ini juga pasien dirumah sakit ini yang terlihat dari bajunya sama persis seperti semua pasien yang ada ditaman ini.

"Kau tampan sekali,.." tutur lembut nenek itu kepada Sasuke.

Sasuke tersenyum, tapi matanya melirik kesana kemari seperti mencari seseorang.
"Anda bersama siapa ?.. kenapa tidak ada yang menemani anda ?," tanya Sasuke.

"Jangan terlalu formal padaku nak.. bicaralah dengan santai.. itu terdengar lebih nyaman..,"

Sasuke menatapnya sejenak,

"Memangnya boleh seperti itu ?,"

Nenek itu tersenyum,
"Tentu saja boleh, karna kau mengingatkan ku pada putraku.. kau begitu mirip dengan putraku..,"

Sasuke menghela napas dalam,
Oh ya Tuhan, lagi-lagi seperti ini.
Salah apa Sasuke dimasalalu sampai wajahnya pasaran seperti ini.

"Kenapa ?.. kau tampak tidak senang aku bilang seperti itu ? Apa nenek menyinggung mu karna kubilang mirip putraku ?,"

Sasuke tercengang sedikit,"t-tidak nek.. b-bukan seperti itu maksudku..,"

"Lalu kenapa kau menghela napas ?,"

Sasuke memandang wajahnya, tampak banyak keriput disetiap sudut mata dan bibir nenek itu. Namun karna kulitnya yang bercahaya, Sasuke merasa bahwa dulu nenek ini adalah orang yang cantik. Dan entah mengapa, Sasuke merasa damai memandang sosok tua yang ada dihadapannya ini.
"Sebenarnya aku sedikit trauma dengan kata-kata mirip... belakangan ini hidupku berantakkan karna wajahku yang mirip dengan seseorang.. entah apa dosaku dimasa lalu sampai aku terlahir dengan banyak orang yang menyerupaiku..,"

"Bukankah sebuah anugrah jika kau terlahir tampan seperti ini.. terlepas dari hidupmu yang berantakkan.. seharusnya kau lebih bersyukur diberikan kesempurnaan yang kadang tidak dimiliki orang lain..," ucap nenek itu.

Sasuke terdiam, tidak tau harus berkata apa, karna memang orang lain tidak akan pernah mengerti dengan semua yang sudah Sasuke lalui selama ini.

"Bayangkan orang-orang yang pernah tersenyum karna wajahmu.. meskipun kau merasa menderita, setidaknya kau membuat bahagia orang lain.. seperti nenek sekarang ini, sangat bahagia melihat wajahmu.. meskipun terdengar jahat, setidaknya kau bisa menyembuhkan rindu nenek kepada putra nenek yang jauh disana..,"

Sekilas Sasuke teringat bagaimanan dia pertama bertemu dengan Hinata, wanita itu begitu terluka namun bahagia, setiap senyum dan tawa ketika mereka saling memandang. Membuat Sasuke sedikit bersyukur karna memang benar dengan apa yang dikatakan nenek itu barusan. Walaupun Sasuke merasakan banyak kesulitan karna menjadi Sean, setidaknya ia bisa membuat Hinata bahagia meski sebentar.

Sasuke tersenyum lembut,"terimakasih..,"

***

"Kau tidak ingin menghampirinya ?," tanya Kakashi.

Sudah lebih dari setengah jam ia dan Hinata berdiri dari kejauhan memandang Sasuke yang sedang berbicara dengan seseorang.

Mereka langsung pergi kerumah sakit saat mendengar kabar Uchiha Madara yang sakit tak sadarkan diri. Dan tidak sengaja bertemu Sasuke yang sedang duduk sendiri disebuah taman dirumah sakit itu.

Euphoria ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang