Part 4

48 6 12
                                    


Hari ini aku update lagi! Semoga yang baca semakin ramai ya🥰

Sebelum baca jangan lupa follow dan vote cerita ini ya
Thank you❤️

🌞 Happy Reading 🌞

"Hei! Lu mau kemana? Bayar dulu utang lu." Aliandra menarik sling bag Alea saat itu.

"Oh iya. Gue lupa dong." gumam Alea dalam hati.

"Santai aja dong! Nggak perlu main tarik-tarik segala." ketus Alea merapikan sling bag nya. Lalu memanyunkan bibir mungilnya.

"Jangan pura-pura lupa lu ya." tatap Aliandra sinis mendekat padanya.

"Berapa sih! Gue bayar deh. Sini kirim rekening lu. Baru belanjaan segitu aja lu udah ngeluh. Gimana nanti lu ngebiayain istri dan anak lu. Bisa stroke lu." gerutu Alea mengeluarkan ponselnya.

"Jangan pernah sepelehin gue. Ini masalah tanggung jawab. Utang tetaplah utang. Stop bacot! Semua totalnya lima ratus juta rupiah." ungkap lelaki tampan itu.

"Segitu doang. Gampang mah. Ntar gue transfer. Berapa nomor rekening lu." Alea membuka handphonenya.

"Tunggu!" Aliandra mengambil handphone milik Alea.

"Eh! Lu mau apain handphone gue." Tatap Alea sinis.

"Ssstt!" bisik Aliandra persis seperti yang dilakukan Alea kemarin.

"Apaan sih pakai niru gaya gue segala." gerutu Alea dalam hati.

"Gue mau lu beliin gue sebuah lukisan. Dan gue mau lukisan itu harus ada. Gue nggak mau lu bayar pakai duit." Tatap Aliandra pada Alea.

Aliandra sengaja menyuruh Alea untuk mencari lukisan itu. Karena sebenarnya ia ingin membalas Alea. Namun lukisan itu memang lukisan yang ia cari selama ini.

"Lukisan apaan? Jangan aneh-aneh deh Aliandra. Cari aja sendiri. Udah gede juga kan?" Alea mengerutkan keningnya.

"Kok lu tahu nama gue?" Aliandra menatap Alea dalam jarak dekat. Hingga mata mereka bertatapan.

"Lu lupa? Kan lu pernah nyebutin. Masa iya gue tahu gitu aja. Emang gue peramal. Ckckck." Wajah Alea memerah lalu mendorong lelaki bertubuh jangkung itu.

"Iya juga sih. Pokoknya lu harus bayar pakai lukisan itu. Berapapun kurangnya harga lukisan itu gue bakal bayar."

"Nggak mau! Ribet amat! Gue nggak suka yang ribet-ribet." tolak Alea tegas dengan raut  wajah tidak suka.

"Ya udah gue bakal bilang ke teman lu yang kemarin kalau gue pacar bohongan lu." ancam Aliandra.

"Emang lu kenal ama dia? Nggak kan? Silahkan!" tolak Alea lagi.

"Untuk mencari tahu gadis itu hal yang gampang buat gue. Hmm. Jadi lu nolak? Oke. Gue bakal bilang ke gadis itu tentang kebohongan lu. Bye!" Ancam Aliandra berjalan meninggalkan Alea.

"Kalau sampai dia nemuin Patricia bisa kacau semua. Bisa-bisa reputasi gue hancur. No! Nggak mau!" Alea berpikir sejenak.

"Stop! Tunggu! Baiklah gue mau. Awas lu kasih tahu Patricia." gadis  itu menghalangi jalan Aliandra lalu bernegosiasi dengan lelaki itu.

"Oke." Wajah Aliandra mendekat pada Alea.

Wajah Alea memerah saat itu. Meskipun Alea belum jatuh cinta pada Aliandra, namun mata Alea tidak bisa bohong jika wajah Aliandra memang sangat tampan.

"Gue Alea." gadis manis itu mengulurkan tangannya berkenalan secara baik.

"Maksudnya apa?"

"Gue mau kenalan baik-baik sama lu. Jadi lu juga bisa jaga rahasia gue. Dan gue bisa dapatin lukisan yang lu mau." Gadis itu menautkan alisnya.

ALEA VS ALIANDRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang