Kinan

23.4K 131 11
                                    

"Kinan, jangan lupa hari ini kamu ada jadwal shift malam. Bekerjalah dengan keras, jangan lupa kirimi ibu uang!" Ucap seorang perempuan yang memanggil dirinya 'ibu' dari balik telfon.

"Iya!" Balas seorang wanita yang diketahui bernama Kinan, dengan nada yang cukup tinggi.

Tut..

Telepon mereka terputus secara sepihak, itu ulah Kinan. Jam baru menunjukan pukul 10 pagi, dan si tua bangka itu mengingatkannya untuk jadwal shift malam dan berbagai permintaan soal uang. Benar benar memuakkan!

Untung saja Kinan memilih untuk bekerja di perantauan, jadi ia bisa berpisah dengan tua bangka tersebut.

"Dasar, lintah!" Desis Kinan, begitu telepon terputus.

Namanya Kinan, seorang karyawan di salah satu perusahaan makanan cepat saji yang cukup terkenal. Perusahaan tempat dimana ia bekerja, bisa dibilang salah satu pelopor di bidang makanan cepat saji. Hampir di setiap kota di dunia pasti memiliki cabang dari perusahaan ini. Mustahil rasanya jika kalian tidak mengenal nama perusahaan ini.

Benar! Kinan bekerja di M*Donald's. Ia mendapatkan posisi sebagai Crew Leader. Gaji yang ia dapatkan per bulan terhitung cukup untuk memenuhi berbagai kebutuhan. Namun, harus ia sisihkan sebagian untuk membayar hutang kedua orang tua nya.

"Huh!"

Kinan merebahkan tubuhnya lelah. Menatap plafon kos-kosan yang sudah mulai rapuh. Tangannya terangkat, mengusap lembut perutnya yang sudah sangat membuncit.

Tepat 9 bulan yang lalu, seorang bajingan pemabuk memperkosanya tanpa belas kasihan. Terhitung lebih dari satu kali pria itu menyemburkan cairan mani di dalam rahimnya, apalagi saat itu ia sedang dalam masa subur. Dua minggu kemudian, dia di diagnosa hamil.

Huft! Hidupnya selalu ditimpa akan kesialan. Sepertinya, ucapan ayahnya mengenai kesialan yang akan terus mengikuti Kinan adalah kenyataan.

Konyol namun nyata.

Kinan ingin sekali mengugurkan kandungan ini, tapi hatinya terlalu lembut untuk berbuat demikian. Jadilah ia kini merawat calon bayi dengan identitas ayah yang antah berantah. Mustahil tak ada yang mengetahui kehamilannya. Perutnya sangat buncit hingga tak dapat disembunyikan bahkan dengan korset sekalipun. Ia sedikit curiga bahwa ia sedang mengandung anak kembar, namun semoga saja tidak.

Kehamilannya kini sudah berlangsung selama 46 minggu, kelewat lama untuk usia normalnya memang. Kinan juga tak mengerti kenapa, namun ia hanya berharap bayi nya tetap baik baik saja.

"Kamu kapan mau keluar dek? Bunda udah nunggu loh ini. Cepet keluar ya, bunda pengen ketemu sama dedek soalnya." Ucap Kinan, sembari terus mengelus lembut perutnya.

Dug..dug..

Ucapan Kinan dibalas dengan beberapa tendangan kecil. Kinan tersenyum. Tak dipungkiri lagi, hatinya yang dulu kosong kini perlahan mulai terisi, dan itu terjadi karena kehadiran calon bayinya.

Tok..tok..tok

Suara pintu yang diketuk, menginterupsi pendengaran Kinan. Ia berjalan menuju pintu kosan kemudian membukanya.

Seorang wanita paruh baya dengan pakaian warna warni terkesan heboh yang pertama kali Kinan lihat, disampingnya terdapat dua bodyguard berbadan besar dan kekar.

"Kamu benar yang namanya Kinan?!" Tanya nya dengan nada tinggi.

"Iya, benar. Ibu siapa ya?"

"Saya Jeng Pritil. Orang paling kaya sedusun Maeskin." Jawabnya dengan sedikit pongah.

every secondTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang