2. Hate to be Love

1.2K 60 0
                                    

"Mark Hyung terlihat sangat seksi memakai baju-ku." Gumam Haechan yang saat ini tengah memerhatikan Mark yang sedang berolahraga di lapangan. Basket adalah pelajaran Mark hari ini.

"Kau serius memberikan baju olahraga itu ke Mark Oppa? Dia tidak menolak?" Tanya Renjun, menatap Haechan dari samping dengan tatapan tak percaya.

"Tentu saja awal-nya ia menolak. Namun ia tidak bisa terus-terusan menolak bukan? Ia bisa di hukum kalau tidak membawa baju olahraga di saat pelajaran olahraga. Mark Oppa itu suka bermain aman dan berada di jalur-nya. Jadi, daripada dia di hukum. Lebih baik memakai baju-ku bukan?" Seru Haechan yang saat ini sudah menampilkan senyuman-nya, saat Mark berhasil mencentak 3 point untuk tim-nya.

"Memang-nya benar baju Mark Oppa, kau yang sembunyikan?" Tanya Renjun lagi. Pasal-nya tadi Mark terlihat sangat marah sekali.

"Tentu saja tidak! Aku tidak menyembunyikan-nya. Aku menaruh-nya di kamar-nya kembali." Ucap Haechan.

Yups benar! Tadi Haechan sempat merogoh tas milik Mark sebelum berangkat sekolah. Ia sempat menaruh baju olahraga Mark, masuk ke dalam lemari-nya. Setelah itu, Haechan langsung melarikan diri dari perbuatan-nya. Takut ulah-nya ketahuan sama Mark. Tapi ternyata ulah-nya tidak ketahuan sampai sekolah.

Mark itu memang tipikal orang yang pelupa dan kadang suka berhalusinasi. Padahal dia tidak menaruh baju olahraga itu ke dalam loker-nya.

Iya! Tadi Haechan langsung membawa Mark ke loker-nya, setelah makanan Haechan habis.

Haechan langsung membuka loker-nya, mengambil baju olahraga milik-nya yang ia bawa tadi, dan langsunh memberikan-nya ke Mark.

Awal-nya Mark menolak dan memaksa Haechan untuk memberikan baju olahraga milik Mark.

Namun Haechan langsung menjelaskan kalau baju Mark masih ada di rumah. Haechan meyakinkan Mark agar Mark percaya dengan ucapan-nya. Tak tanggung-tanggung, Haechan menyuruh Mark untuk melihat cctv untuk memastikan apakah Haechan mengumpati baju Mark atau tidak. Haechan bahkan menyarankan Mark untuk menelepon Eomma-nya untuk mencari baju olahraga Mark yang ada di rumah.

Haechan yang sudah jengah karena Mark tidak menjawab tawaran yang ia berikan pun kesal, dan hendak memasukkan kembali baju olahraga-nya. Namun dengan cepat Mark menahan dan mengambil baju itu. Sukses ulah Mark membuat Haechan tersenyum.

"Aish! Cabe-cabean itu!" Rutuk Haechan kesal.

Renjun yang mendengar rutukan Haechan pun langsung melihat arah pandang Haechan. "Yak! Itu bukan cabe-cabean! Itu kekasih-nya Mark Oppa!" Ralat Renjun.

Bagaimana bisa Haechan berkata kalau kekasih Mark itu cabe-cabean.

"Aish, kekasih apa-nya? Tepos gitu apa enak-nya. Kau lihat, dari payudara dan bokong-nya serta tubuh-nya sangat tepos. Tubuh-nya sangat kurus seperti zombie kekurangan makan. Hanya aku yang pantas menjadi kekasih Mark Oppa." Ucap Haechan yang mulai beranjak dari kursi penonton, dan langsung menghampiri Mark.

Renjun yang melihat Haechan turun pun segera mengikuti Haechan. Ia takut Haechan berbuat hal gila lagi.

"Hai tepos!" Sapa Haechan yang saat ini sudah berada di hadapan Mark Lee dan Kang Mina, kekasih Mark.

Mark dan Mina yang mendengar suara Haechan pun menoleh. "Haechan, cari siapa?" Tanya Mina, menatap sekitar.

"Tentu saja mencari kekasih-ku." Ucap Haechan.

Mina yang mendengar itu pun bingung. "Siapa? Apakah dia ada di sini?" Tanya Mina penasaran.

"Di depan-mu itu kekasih-ku." Ucap Haechan yang langsung mendapatkan hadiah tertawaan dari Mina.

"Candaan-mu sangat lucu." Ucap Mina, seraya memegangi perut-nya geli.

Haechan yang mendengar itu pun hanya bisa mendengus kesal. "Morkli. Cepat kembalikan seragam olahraga-ku!" Titah Haechan.

Mina memberhentikan tawa-nya, menatap Haechan dan Mark secara bergantian. "Baju olahraga-mu?" Tanya Mina.

"Iya! Mark Oppa meminjam baju-ku karena dia lupa membawa baju olahraga-nya." Ucap Haechan.

"Kok kamu tidak meminjam baju-ku saja? Kebetulan baju olahraga-ku masih ada di loker, baru ingin aku pakai tadi. Tapi tidak jadi karena aku tiba-tiba haid." Ucap Mina.

"Mana sudi dia memakai baju kekurangan bahan-mu." Sahut Haechan.

"Aish! Kau berisik sekali! Bisa tidak sih kau pergi dari hadapan kami? Aku hanya ingin berbicara berdua dengan Mark Oppa, kekasih-ku." Usir Haechan kepada Mina, sebelum wanita itu berkoceh lebih banyak.

"Sayang, kamu masuk kelas lebih dulu ya. Aku harus menyelesaikan urusan-ku sama Haechan." Ucap Mark.

"Oke. Kalau gitu aku masuk kelas duluan ya! Bye sayang! Bye Haechan!" Seru Mina, pamit kepada Mark dan Haechan.

Haechan yang memutarkan kedua bola mata-nya jengah. "Cuci dulu baju-nya! Jangan coba-coba mengembalikan baju itu, kalau baju itu belum di cuci." Ucap Haechan, lalu pergi meninggalkan Mark.

Mark speechless menatap Haechan. Bisa-bisanya Haechan langsung pergi sebelum Mark berkata. Padahal Mark ingin bilang kalau diri-nya akan mengembalikan baju Haechan, setelah baju itu di cuci. Tapi apa yang Haechan lakukan? Sungguh di luar batas kemampuan otak-nya.

Mark hanya bisa mendesah pasrah, lalu pergi meninggalkan lapangan indoor, dengan kepala yang terus menggeleng karena ulah Haechan.

Berbeda dengan Haechan yang saat ini sedang berada di atas rooftop bersama dengan Renjun.

"Kau beneran suka dengan Mark Oppa?" Tanya Renjun penasaran.

"Tentu saja pendek! Bukan-kah aku sudah katakan pada-mu. Kalau aku itu menyukai Mark Oppa. Harus berapa kali aku mengatakan hal itu kepada-mu?!" Tanya Haechan yang sudah jengah atas pertanyaan yang terus di lontarkan Huang Renjun, sahabat-nya.

"Yak! Jangan mengatai-ku pendek! Hanya saja tumbuh kenbang-ku sedikit lebih lambat dari orang lain!" Peringat Renjun.

"Aku heran saja kepada diri-mu. Kau-kan menyukai Mark Oppa, tapi kenapa kau sering menjahili diri-nya? Seharus-nya kau mendekati diri-nya dan mendapatkan perhatian-nya, agar Mark Oppa dapat melihat-mu." Ucap Renjun.

"Aku tidak suka mengejar laki-laki. Sudah menjadi kodrat wanita untuk di kejar. Daripada aku bersikap manja atau menye-menye di depan Mark Oppa hanya untuk mendapatkan perhatian-nya? Lebih baik aku menjahili-nya." Seru Haechan.

Haechan tuh gak suka cara yang lembut guna menarik perhatian pria. Ia lebih menyukai option lain untuk menarik perhatian pria.

"Tapi itu bukan-nya malah membuat Mark Oppa benci kepada diri-mu. Chan! Dia sangat marah begitu kau menjahili diri-nya." Peringat Renjun.

"Bagus kalau dia membenci diri-ku. Kau tau pepatah tidak sih Njun?" Tanya Haechan yang langsung di jawab gelengan kepala oleh Renjun.

"Tidak. Pepatah apa memang-nya?" Tanya Renjun penasaran.

"Pepatah yang mengatakan kalau benci jadi cinta. Jadi ya gapapa kalau Mark Oppa membenci-ku. Semakin membenci, bukankah semakin cepat mengubah rasa benci itu menjadi cinta?"

I WILL GOT YOU - MARKHYUCKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang