3. First Kiss

1.5K 68 0
                                    

"Kyaaaa Lee Haechan!" Pekik Mark kaget yang langsung menutupi tubuh shirtless-nya, ketika melihat Haechan yang sudah duduk di atas ranjang, dalam kamar-nya, tanpa memalingkan wajah-nya begitu melihat tubuh telanjang bagian atas-nya.

"Oppa, otot perut-mu sangat bagus sekali. Apakah boleh aku menyentuh-nya?" Tanya Haechan dengan polos-nya.

Bahkan saat ini Haechan sudah beranjak dari ranjang, menghampiri Mark yang tengah menatap Haechan.

"Yak! Kau mau apa?" Tanya Mark yang berusaha memegang handuk yang menutupi tubuh-nya. Ketika Haechan berusaha untuk membuka handuk-nya.

"Izinkan aku untuk memegang otot perut-mu itu! Kau tau? Ketika aku melihat otot perut-mu? Otot perut-mu seperti meledek-ku untuk segera aku pegang. Jadi, biarkan aku memegang-nya sekali saja, kalau kau tidak mengizinkan aku untuk memegang-nya secara berulang kali." Pinta Haechan yang saat ini sudah berubah menjadi sebuah rengekan.

Mark menganga begitu mendengar ucapan Haechan. Wanita yang ada di hadapan-nyabini benar-benar gila.

*grep* *bruk* Mark menahan kedua tangan Haechan yang sedari tadi menggerayangi tubuh-nya, lalu mengungkung tubuh Haechan di atas ranjang milik-nya.

Ketika Mark mendorong tubuh Haechan, untuk mengungkung tubuh Haechan? Handuk yang Mark kenakan untuk menutupi otot perut-nya terbuka. Menampilkan otot perut yang sangat indah. Bahkan mata Haechan sudah terjaga untuk melihati otot perut Mark yang sangat menawan. Haechan juga sudah menghitung bahwa Mark mempunyai delapan kotak di perut-nya.

Ah kedua payudara Mark sangat seksi ketika membentuk kotak seperti itu. Berbeda dengan Haechan yang bulat nan berisi.

"Apakah aku boleh menyusu di milik-mu? Sungguh, puting-mu sangat menggoda-ku." Ucap Haechan.

Mark menggeram rendah. Haechan benar-benar sudah membangunkan singa yang tengah tertidur pulas di bawah sana.

"Haechaniee, biasakan ketuk pintu dulu sebelum masuk." Ucap Mark yang masih berusaha untuk menormalkan akal pikiran-nya, untuk tidak menerkam Haecham sekarang juga.

"Aku sudah mengetuk pintu. Namun Mark Oppa tidak menjawab-nya. Jadi, ya aku masuk sendiri. Kan yang penting aku sudah mengetuk-nya terlebih dahulu." Ucap Haechan yang sama sekali tidak merasakan aura gelap dari Mark.

"Mark Oppa. Apakah aku boleh merasakan bibir-mu? Sungguh, bibir-mu sangat menggoda untuk aku cium." Ucap Haechan dengan polos-nya.

Apakah Haechan tidak tau kalau saat ini Mark sedang menahan sesuatu yang sangat bergejolak saat ini. Terlebih ketika diri-nya melihat pakaian yang sangat minim, yang di pakai Haechan.

Mark itu lelaki normal yang juga akan tergoda ketika melihat tubuh--errr lupakan! Mark bisa lebih gila kalau membayangkan hal itu.

"Apakah kau berniat menggoda-ku?" Tanya Mark yang saat ini sudah menggeram. Suara-nya bahkan lebih berat dari biasa-nya.

Namun Lee Haechan tetap belum menyadari hal itu.

"Menggoda seperti apa? Aku sudah sering kali menggoda diri-mu. Jadi, menggoda seperti apa yang kau maksud?" Tanya Haechan.

Bukan-nya menjawab, Mark malah memberikan pertanyaan lain untuk Haechan. "Kau sangat ingin merasakan bibir-ku?" Tanya Mark yang langsung di balas anggukkan kepala antusias oleh Haechan.

"Apakah boleh?" Tanya Haechan penuh semangat.

"Tapi kau harus berjanji untuk membiarkan aku beristirahat, dan jangan mengganggu-ku beristirahat. Bagaimana?" Tawar Mark.

Tanpa berpikir panjang, Haechan langsung menganggukkan kepala-nya. "Call! Aku tidak akan mengganggu Oppa yang sedang beristirahat, sampai bangun!"

Perlahan tapi pasti, Mark mulai mendekat-kan wajah-nya, mengikis jarak antara diri-nya dan Haechan.

"Jangan menganggu-ku Lee Haechan. Tunggu sampai bibir ini menabrak bibir-mu." Ucap Mark, memperingati Haechan yang ingin mendekatkan bibir-nya.

Haechan hanya bisa mendesah pasrah dan menunggu bibir mereka menyatu. Padahal Haechan sudah tidak sabar untuk menyatukan bibir mereka! Gerakan Mark terlalu lama!

*cup* bibir Mark berhasil mendarat di bibir Haechan.

'Manis.' Satu kata yang keluar dalam hati Mark, begitu menempelkan kedua bibir mereka.

Tanpa sadar, Mark sudah mulai melumat bibir Haechan. Gerakan-nya lembut, namun menggairahkan.

Mark dapat menebak kalau ini ciuman pertama Haechan. Terlihat Haechan sangat payah dalam mengimbangi permainan.

*sshhh* ringisan yang keluar dari mulut Haechan, begitu Mark mengigit bibir bawah-nya.

Berbeda dengan Mark yang saat ini sudah tersenyum penuh kemenangan. Ia mulai memasukkan lidah-nya ke dalam rongga mulut Haechan. Ia langsung menautkan lidah-nya dengan lidah Haechan. Mengabsen setiap rongga mulut Haechan.

Haechan benar-benar terbuai akan ciuman Mark. Mark sangat hebat dalam hal berciuman! Ah! Haechan jadi iri dengan Mina! Haechan yakin kalau Mina dapat merasakan bibir Mark serta permainan gila Mark setiap saat diri-nya ingin. Ah atau bahkan setiap hari?

"Ah~~" desahan yang keluar dari mulut Haechan, begitu leher-nya merasakan sedotan yang sangat kuat dari mulut Mark.

Tanpa sadar, Haechan mulai meremas rambut Mark dengan kuat. Bukan karena sedotan di leher-nya saja! Namun tangan Mark yang sudah mulai menjelajahi tubuh bagian atas-nya.

"Mark Oppa. Maaf ganggu kegiatan Oppa. Tapi, apakah Oppa bisa menutup pintu-nya terlebih dahulu? Bagaimana kalau nanti ada yang membuka dan mengganggu kegiatan kita?" Ucap Haechan yang sukses membuat Mark tersadar akan perbuatan-nya.

Mark langsung melepaskan ciuman-nya. Ia langsung berpindah tempat, yang semula mengungkung tubuh Haechan, jadi berpindah menjadi di sebelah Haechan.

"Maaf." Satu kata yang keluar dari mulut Mark, sebelum melepaskan kungkungan Haechan.

Haechan yang melihat itu pun langsung menautkan kedua alis-nya penuh keheranan.

Ia langsung beranjak dari tidurnya.

"Kenapa minta maaf sih?!" Omel Haechan, menatap Mark frustasi.

"Lalu, kenapa berhenti sih?!" Racau Haechan yang sudah sangat kesal kepada Mark.

"Mark Oppa ingin aku menutup pintu-nya lebih dulu?" Tanya Haechan yang saat ini sudah beranjak, ingin menuju pintu kamar Mark. Namun tertahan karena tangan Mark yang sudah mencekal lengan-nya.

"Keluar." Usir Mark kepada Haechan.

"Loh kenapa keluar? Ayo kita lanjuti kegiatan tadi!" Pinta Haechan yang saat ini sudah merengek kepada Mark.

Padahal Haechan sangat menikmati tadi. Kenapa tiba-tiba berhenti? Kalau begini, lebih baik Haechan tidak usah bicara tadi! Biar Mark bisa melanjutkan kegiatan-nya.

'Bodoh kau Lee Haechan!' Rutuk Haechan pada diri-nya sendiri.

"Ingat janji-mu Lee Haechan. Kau tidak akan mengganggu-ku yang ingin beristirahat sampai aku terbangun. Setelah aku mencium-mu. Kau sudah mendapatkan-nya. Jadi sekarang aku mohon kau keluar dari kamar-ku, dan jangan sampai mengganggu-ku sampai terbangun."

Haechan ingin protes. Namun ia urungkan ketika diri-nya melihat wajah Mark yang sangat lelah, dan memang sangat membutuhkan istrahat.

Dengan langkah guntai, Haechan pun mulai keluar dari ruangan Mark.

I WILL GOT YOU - MARKHYUCKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang