7. Done With Him

886 54 0
                                    

"Aw aw pak sakit! Jangan tarik telinga Haechan mulu!" Teriak Haechan di sepanjang jalan begitu telinga-nya di tarik oleh Pak Minho, guru bimbingan konseling.

"Hai Mark Oppa!" Sapa Haechan, begitu melihat Mark yang tengah sibuk merapihkan buku, mungkin. Haechan juga tidak tau Mark lagi apa.

"Ah Markeu, sudah selesai data-nya?" Tanya Minho.

Mark menganggukkan kepala-nya. "Sudah pak. Kalau begitu saya pamit pergi." Ucap Mark, tidak ingin ber-urusan dengan Haechan.

"Mark tunggu dulu!" Tahan pak Minho yang berhasil membuat Mark mendesah frustasi. Ia tau apa yang akan di lakukan Pak Minho, kalau memanggil diri-nya.

"Ada yang bisa di bantu Pak?" Tanya Markeu yang masih berusaha bersikap sopan kepada guru yang ada di hadapan-nya.

"Bapak akan menghukum Haechan lari keliling lapangan sebanyak 5 kali, Tolong kamu awasi Haechan ya." Pinta Pak Minho.

"Saya tidak bisa menolak kan Pak?" Tanya Mark yang sudah sangat pasrah, berharap kalau dia bisa menolak perintah pak Minho.

"Tentu saja tidak. Haechan! Cepat jalani hukuman-mu." Titah pak Minho.

Haechan mencebik kesal. Ia langsung keluar dari ruang bimbingan konseling. Malas sekali ber-urusan dengan pak Minho.

"Mark, tolong lihatin Haechan ya! Jangan sampai dia tidak menjalankan hukuman-nya." Pinta Pak Minho.

Mark hanya menjawab anggukan kepala, atas permintaan pak Minho. Setelah itu, Mark langsung keluar dan menyusul Haechan.

"Aish! Itu anak apa jenglot sih? Cepet banget hilang-nya!" Rutuk Mark kesal kepada Haechan.

Baru saja Haechan keluar, tapi Mark sudah tidak melihat keberadaan Haechan. Mark yakin pasti wanita itu tidak mau menjalani hukuman.

"Lee Haechan!" Geram Mark, lalu bergegas mencari Haechan.

Ia itu tipe orang yang amanah. Walaupun diri-nya menanggapi permintaan pak Minho dengan malas. Tapi Mark akan menjalani perintah pak Minho dengan tuntas. Jadi, ia akan terus mencari Haechan, dan tidak akan melepaskan Haechan, sampai Haechan menjalani hukuman yang di berikan pak Minho.

Mark terus mencari keberadaan Haechan. Mulai dari kantin, rooftop, dan tempat Haechan bersembunyi lain-nya. Namun keberadaan Haechan susah di temukan.

"Ck! Seperti mencari bunglon saja!" Racau Mark yang sama sekali belum menemukan Haechan.

Sampai pada akhir-nya Mark mendengar suara bising dari halaman belakang.

Langsung saja Mark menghampiri asal suara itu.

Sampai di halaman belakang sekolah, Mark langsung membelalakan mata-nya. Begitu ia melihat Haechan yang tengah bersusah payah memanjat tembok halaman belakang.

"Lee Haechan!" Teriak Mark yang sukses membuat Haechan terkejut.

Haechan yang sedang memanjat pun segera menoleh. Ia langsung merutuk di tempat, ketika melihat Mark yang tengah memergoki dia yang sedang ingin membolos sekolah.

"Eh Oppa." Ucap Haechan dengan cengiran yang khas.

"Turun sekarang." Titah Mark, penuh penekanan di setiap kalimat-nya. Seakan perintah-nya tidak ingin membantah.

"Gak besok aja Mark Oppa?" Tawar Haechan. Masalah-nya Haechan sudah kepalang tanggung. Tidak mungkin dia berhenti di tengah jalan, sedangkan kedua teman-nya sudah ada di bawah.

Siapa lagi kalau bukan Hyunjin dan juga Jay. Teman seperbolosan Haechan. Tidak mungkin Haechan ajak Renjun. Renjun itu anak yang patuh dan tidak mau mencari masalah, serta terlalu nyaman di zona aman. Jadi untuk urusan bolos, Hyunjin dan Jay bisa di ajak kerjasama.

"Sekarang Lee Haechan." Titah Mark, yang saat ini sudah berada tidak jauh dari Haechan.

"Oppa mau ngintip ya?!" Pekik Haechan ketika Mark mulai mendekat.

"Tidak ada niatan sedikit pun untuk mengintip diri-mu. Cepat turun!" Titah Mark.

"Woy Haechan! Buru turun!" Titah Hyunjin yang masih setia menunggu Haechan.

Aish! Haechan sangat dilema saat ini. Entah Haechan harus ke mana? Saat ini posisi Haechan tinggal turun ke bawah, akan ada Jay dan Hyunjin yang siap menangkap diri-nya. Sedangkan satu sisi, saat ini Mark tengah menunggu diri-nya untuk turun, di sertai tatapan tajam-nya.

"Oppa besok aja ya. Janji ini terakhir." Pinta Haechan dengan tatapan memohon.

"Mau pakai cara-mu sendiri, atau pakai cara-ku?" Tanya Mark, memberikan Haechan dua pilihan.

"Aish! Oppa--"

"Sekarang Lee Donghyuck!" Oke, kesabaran Mark sudah sangat habis menghadapi Haechan.

Haechan yang tau kesabaran Mark telah habis, ia langsung merenggut kesal. "Iya iya! Ini turun!" Final Haechan.

"Kalian berdua saja. Aku tidak jadi!" Ucap Haechan kepada Jay dan Hyunjin.

Setelah mengatakan itu, Haechan pun turun.

*brak* Haechan pun terjatuh, begitu kaki-nya salah menapak.

Haechan meringis, merasakan perih di bokong-nya, karena telah mencium rerumputan halaman sekolah. Walaupun rerumputan? Haechan bisa merasakan sakit di bokong-nya.

Haechan kira, Mark akan menolong diri-nya begitu melihat Haechan terjatuh, layak-nya film yang sering Renjun tonton. Tapi nyata-nya ia salah! Mark hanya diam menatapi Haechan.

"Oppa! Tidak ada niatan untuk membantu-ku?!" Teriak Haechan kepada Mark yang hanya diam saja.

Tanpa tunggu lama, Mark langsung menggendong Haechan ala bridal style. Membawa Haechan ke ruang uks.

"Aku sudah bilang daritadi bukan? Turun! Ini akibat-nya bila tidak menuruti ucapan-ku." Oceh Mark di sepanjang jalan.

Haechan mendengarkan ucapan Mark? Jangan harap! Saat ini Haechan tengah menenggelamkan tubuh-nya di dada bidang milik-nya.

"Ck! Kenapa jantung Oppa tidak berdetak sih? Apakah Oppa vampir?" Sunggut Haechan kesal ketika tidak bisa mendengar denyut jantung Mark yang berdetak dengan kencang.

Padahal kata Renjun, kalau dia bisa mendengar detak jantung Mark tidak karuan, ketika mereka sedang melakukan adegan romantis seperti di film? Berati Mark menyukai-nya. Tapi apa? Detak jantung Mark stabil.

"Jantung-ku berdetak Haechanie. Kalau berhenti? Aku sudah mati." Jawab Mark.

"Stop mengendus-ku Haechan! Kau bukan doggie!" Peringat Mark.

Jujur saja, Mark dapat merasakan deru nafas Haechan yang terasa di perpotongan leher Mark.

"Kenapa sih? Haechan suka wangi tubuh Mark Oppa. Mark Oppa pakai sabun sama parfum apa sih? Kenapa wangi-nya bisa se-enak ini?" Tanya Haechan yang masih meneruskan aksi-nya.

Haechan tidak tau saja kalau sedari tadi Mark menahan hawa nafsu-nya, ketika Haechan melakukan hal itu.

Namun apalah daya Mark yang sudah memperingati Haechan, tapi Haechan tidak pernah mendengarkan-nya. Jadi yang bisa Mark lakukan saat ini adalah menahan diri-nya sendiri, sampai mereka tiba di ruang UKS.

Sampai di dalam ruang UKS, Mark langsung membaringkan Haechan di ranjang UKS.

"Karena kau sedang sakit, maka hukuman aku anggap selesai." Ucap Mark setelah menaruh Haechan di atas ranjang.

Tentu saja Haechan senang mendengar hal itu. "Karena Haechanie sedang sakit, berati Mark Oppa harus menemani Haechan di sini! Ingat! Eomma dan Appa Haechan menitipkan Haechan kepada Oppa!"

I WILL GOT YOU - MARKHYUCKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang