10. Match Making

1.5K 58 0
                                    

"Jadi, di mana letak toko kue-nya Lee Haechan?" Tanya Mark yang sudah geram oleh Haechan.

Bagaimana tidak geram. Kalau sedari tadi mereka mutar mengelilingi jalan yang Haechan maksud, namun mereka sama sekali tidak menemukan toko kue di sini. Tidak ada toko kue di daerah sini.

Haechan mengigit pipi dalam-nya. "Tadi-nya di sini Oppa. Tapi kenapa malah hilang?" Gumam Haechan yang bingung mengenai letak toko kue.

"Inti-nya kamu tau tidak di mana tempat kue-nya?" Geram Mark.

"Tidak." Cicit Haechan.

"Tempat-nya udah berubah. Tadi-nya beneran ada di sini. Aku berani sumpag Mark Oppa." Sambung Haechan.

"Kita pulang! Nanti biar aku yang bicara sama Eomma kalau toko kue-nya tidak ada." Ucap Mark yang langsung pergi. Ia langsung memutar balikkan stir-nya.

"Oppa, tidak ada niatan untuk makan terlebih dahulu sebelum pulang? Memang-nya Mark Oppa tidak lapar?" Tanya Haechan.

"Kau ingin makan?" Tanya balik Mark.

Haechan langsung menyahuti perkataan Mark tanpa pikir panjang. "Tentu saja! Kau pikir aku menawari-mu untuk diri-mu saja?!" Desis Haechan.

"Mau makan apa?" Tanya Mark, tidak memproteskan ucapan Haechan.

"Eum. Bagaimana kalau Kimchi--"

"Tidak ada Kimchi Jiggae! Yang lain!" Titah Mark. Ia sudah sangat bosan memakan kimchi jiggae kalau makan bersama Haechan.

Haechan memberengut kesal. "Kalau begitu kenapa bertanya?! Yaudah donkatsu aja!" Final Haechan.

Mark langsung menjalankan mobil-nya menuju restaurant donkatsu. Setelah sampai, mereka langsung memesan dan makan saat makanan mereka tiba.

Mark yang melihat Haechan kesusahan makan karena rambut-nya yang panjang, ia langsung beranjak dari kursi-nya, dan langsung mengikat rambut-nya.

Haechan yang sedang asyik makan pun menghentikan kegiatan-nya sejenak, tersenyum ketika Mark menguncir rambut-nya, lalu makan kembali.

"Terima kasih." Ucap Haechan.

"Kali ini kunciran-mu ke mana lagi?" Tanya Mark, yang saat ini sudah duduk di hadapan Haechan, dan langsung melanjutkan makan-nya yang sempat tertunda.

"Aku juga tidak tau." Sahut Haechan.

"Eum Oppa. Kenapa mau sama Kang Mina?" Pertanyaan bodoh yang keluar dari mulut Haechan. Ia sangat penasaran mengenai hal ini.

"Karena aku menyukai-nya. Ah tidak, aku mencintai-nya." Seru Mark.

"Mencintai-nya? Apakah Oppa tau kalau tidak ada yang nama-nya cinta apalagi keseriusan ketika menjalin kasih di usia 20 tahun ke bawah." Ucap Haechan.

"Aku tau." Balas Mark.

"Berati ada kemungkinan berpindah hati?" Tanya Haechan.

"Aku tidak tau." Balas Mark.

"Kenapa Mark Oppa tidak putus saja sama Mark Oppa, lalu menjalin kasih dengan-ku?" Tawar Haechan.

"Kau dan aku cocok sekali. Kau pendiam, aku pecicilan. Kau seorang rapper, aku seorang main vocal. Kau kaya, aku pun juga kaya. Kau pintar, aku sedikit pintar. Coba kau bayangkan kalai kau sama aku menjadi satu? Anak kita berdua akan menjadi stromi kedua. Harta kekayaan-ku, dan juga harta kekayaan-mu. Bukan-kah itu hebat?" Ujar Haechan.

"Tidak bisa seperti itu Haechan-ah. Cinta itu tidak bisa memandang dari sebuah harta kekayaan." Seru Mark.

"Tentu saja bisa! Kenapa tidak bisa? Kau tau? Banyak orang yang menikah melalui perjodohan karena ingin mempertahankan harta kekayaan keluarga mereka, agar tidak jatuh di tangan yang salah. Setelah mereka di jodohkan, akan tumbuh bibit cinta, dan akhir-nya saling mencintai." Ucap Haechan.

"Aku tidak ingin cinta tanpa paksaan." Seru Mark.

"Tapi aku ingin, dan aku akan pastikan Mark Oppa putus dari Mina. Setelah itu? Terikat dengan-ku. Aku tidak perduli apakah Mark Oppa cinta sama aku atau tidak." Balas Haechan.

"Kau tidak cinta kepada-ku Haechan-ah. Kau terobsesi kepada-ku." Seru Mark.

"Aku tidak perduli Mark Oppa." Balas Haechan, menatap Mark dengan tatapan serius.

"Terserah kau." Pasrah Mark. Ia tidak mau menyahuti perkataan gila Haechan.

---

Setelah makan bersama Mark, Haechan pun kembali ke rumah-nya. Ya walaupun percuma kembali, kalau nanti-nya dia akan pergi lagi ke rumah Mark.

"Ya tuhan, kenapa rumah Haechan ramai sekali?" Tanya Haechan begitu masuk kamar, terdengar suara gaduh.

Haechan langsung aja masuk ke dalam untuk memastikan apakah ada orang jahat atau tidak.

"Eomma, Appa? Kalian sedang apa? Bertengkar?" Tanya Haechan yang melihat kegaduhan antara orang tua-nya.

"Haechan, Haechan mau punya adik lagi, kan? Iya kan?" Tanya Johnny, Appa-nya yang sedang menatap Haechan.

"Adik-adik! Kau yang mengandung ya! Kalau kau yang mau mengandung, ayo kita buat adik buat Haechan sama Dery!" Tolak Ten yang menolak ide gila Johnny yang ingin menambah anak. Padahal anak mereka sudah bedar dan tinggal memanen hasil.

Tapi apa yang Johnny lakukan? Meminta anak lagi? Bukan-nya Ten tidak mau, tapi emang Ten tidak mau punya anak lagi! Ia itu warga yang sangat baik, yang mengikuti program pemerintah, 2 anak lebih baik. Toh mereka sudah mendapat sepasang anak, satu laki-laki dan satu perempuan. Ya walaupun anak mereka tidak ada yang waras, seperti kelakuan Ten dan Johnny ketika muda.

"Ayolah sayang. Rumah sangat sepi sekali." Pinta Johnny yang masih merayu Ten agar mau mempunyai anak.

"Kau bakar saja ini rumah biar ramai! Satu komplek bakalan ramai lihatin rumah kita kebakaran!" Kekeh Ten yang masih tidak ingin termakan rayuan Johnny.

Haechan lelah! Ia sangat lelah melihat pertengkaran kedua orang tua-nya yang sangat kekanakan dan tidak tau umur! Umur mereka sudah--- tidak tau! Haechan lupa! Yang jelas udah tua deh! Tapi lihat aja tingkah dan kelakuan-nya! Seperti remaja labil yang baru saja menikah.

"Eomma Appa, daripada kalian membuat anak? Haechanie yang akan kasih kalian anak." Ucap Haechan, menegahkan mereka berdua.

Johnny dan Ten yang awal-nya berdebat pun jadi terhenti mendengar ucapan Haechan.

"Apa maksud kamu?! Jangan mengada!" Peringat Ten, yang sudah menatap Haechan dengan tatapan tajam-nya.

Haechan menghela nafas-nya kasar. Ucapan Haechan kan benar! Daripada mereka berdua berdebat tidak jelas, lebih baik Haechan yang punya anak.

"Haechan tidak bercanda Eomma, Appa! Haechan akan kasih kalian anak, asal kalian mau nikahin Haechan sama Mark Oppa!" Ucap Haechan frustasi.

"Haechan--"

"Aish! Haechan tidak mau mendengar alasan kalian! Pokok-nya Haechan mau nikah dengan Mark Oppa! Kalian harus mengadakan perjodohan antara Haechaniee dengan Mark Oppa!" Pinta Haechan yang sudah merengek kepada kedua orang tua-nya.

"Kamu suka sama Mark Oppa?" Tanya Ten, menatap anak-nya yang sedang merajuk.

"Tentu saja!" Ucap Haechan dengan penuh keyakinan.

"Ya sudah, nanti malam akan Appa bicarakan dengan Jaehyun Appa."

I WILL GOT YOU - MARKHYUCKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang