Malam yang dingin banget bikin Seira langsung ngabisin hot chocolate yang baru aja datang beberapa detik lalu.
Mamanya sampai heran liat kelakuan anak perempuannya. "Mama tau kamu bete, tapi minuman Mama juga jangan dihabisin gitu dong," ujar Mamanya pas Seira mulai minum minumannya.
"Udah-udah, pesen lagi aja. Lagian hari ini kita dinner bareng ber-empat buat ngerayain peringkat Seira kan," kata Papanya sambil menghela napas.
Iya, hari ini Seira berhasil dapet peringkat pertama di kelasnya setelah 2 setengah tahun. Makanya orang tuanya ngajak dinner di restoran keluarga yang nggak jauh dari rumah mereka.
Mama Seira menghela napas, terus natap putrinya yang sekarang lagi makan ramen. "Sesuai janji, Mama bakal nurutin satu keinginan kamu."
"Adek pengen boneka, Ma!" sahut Seina, adik Seira yang baru berumur 4 tahun.
"Kakak yang ditanya, Na. Boneka kamu masih banyak di rumah, masa mau minta lagi?" kata Seira, emang dia nggak bisa sabar kalau ngomong sama adiknya.
Seina langsung diem, matanya berkaca-kaca. Ya siapa juga anak kecil yang nggak nangis kalau digituin sama orang dewasa?
"Mama sama Papa nggak mau tanggung jawab kalau Seina nangis di sini," ujar Mamanya dengan tegas.
Seira senyum terpaksa ke adiknya, terus ngasih permen lolipop yang dia beli di sekolah tadi. "Nih, jangan nangis ya."
"Terus kamu pengen apa, Ra?" Kini Papanya yang nanya.
"Belum pengen apa-apa sih, Pa," jawab Seira sambil mengaduk makanannya.
"Serius? Katanya kamu pengen PS5?" tanya Papanya lagi.
Seira langsung geleng kepala. "Seru main Genshin, Pa. Ntar deh kalau Seira pengen apa-apa, langsung minta ke Papa aja."
Papa dan Mamanya cuma ngangguk. Ya, mereka nggak mau maksa Seira buat minta sesuatu.
"A-aku ke toilet dulu," Seira bilang sambil beranjak dari tempat duduknya. Tiba-tiba aja dia pengen ke kamar mandi karena kebanyakan minum.
"Dianterin nggak?" tanya Mamanya.
"Ngga usah, Ma, kayak anak kecil aja," jawab Seira sambil buru-buru jalan ke kamar mandi.
Setelah selesai, Seira cuci tangan di wastafel dan berjalan keluar kamar mandi.
Pyar!
Suara piring jatuh bikin Seira langsung ngintip lewat jendela kecil yang arahnya ke dapur restoran.
"Maaf, Pak Manager, saya bakal ganti rugi," salah satu waiter di sana nggak sengaja jatuhin piring yang penuh makanan.
"Pasti dimarahin tuh!" gumam Seira, liat wajah Manager yang berdiri di depan waiter itu. Wajah Pak Manager serius banget, kayak mau gelud, jadi pasti dimarahin.
"Tidak apa-apa, nggak usah diganti... Yang penting kamu nggak apa-apa," Pak Manager bilang sambil nenangin waiter itu dan ngebantu bersihin pecahan piring.
"Lah!" Seira kaget. Gimana enggak, wajah Manager-nya sangar banget.
"Ngeliatin apa?" tanya Mama Seira yang tiba-tiba muncul di belakang Seira, bikin cewek itu tambah kaget dan hampir ngomong kasar.
"Mama! Jangan ngagetin dong!" Seira terkejut, hampir aja ngomong yang nggak-tapi-tapi.
"Kamu ke toilet nggak balik-balik, Mama khawatir kamu kesiram kloset soalnya kelakuan kamu kayak tahi," sindir Mamanya dengan jagoan roasting-nya.
"Enak aja! Aku abis ngeliat itu!" Seira nunjuk ke arah jendela dapur restoran.
Mamanya ikut ngeliat dan langsung paham apa yang anaknya lihat. "Oh, dia itu Choi Yeonjun, adik kelas Mama. Dari dulu emang baik ke semua orang."
![](https://img.wattpad.com/cover/293137355-288-k554379.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
I Don't Like You
RomanceSeira, cewek yang tergolong hampir sempurna tetapi memiliki sebuah kelemahan yaitu, suka dengan ayah temannya sendiri. "Gua nggak suka lo gyu, tapi gua suka sama Papa lo."