Hari ini restoran berjalan seperti biasa. Setiap pegawai sibuk dengan tugasnya masing-masing, termasuk Yeonjun yang sedang pergi berbelanja bahan dapur untuk restoran.
Sementara itu, di dalam restoran, giliran Seira dan Beomgyu yang mendapat waktu istirahat.
Seira duduk di ruang istirahat, menikmati teh dinginnya sambil menghela napas lega. Beberapa menit kemudian, ia bangkit untuk mencuci tangan di wastafel, meninggalkan ponselnya begitu saja di meja khusus pegawai.
Saat itulah, ponsel Seira tiba-tiba berdering.
Beomgyu, yang juga sedang duduk di sana, secara refleks melirik layar ponsel tersebut.
Sebuah pesan masuk.
- Om Yeonjun 🩷 -
"Seira, tolong tanya Beomgyu stok strawberry masih ada berapa? Soalnya saya ngehubungi Beomgyu, hpnya nggak aktif."
Beomgyu terdiam.
Matanya membesar saat melihat nama kontak itu. "Om Yeonjun... pakai emot hati?"
Hatinya langsung dipenuhi rasa aneh yang sulit dijelaskan. Kenapa nama Papa di hp Seira ada emot 🩷?
Perasaan curiga mulai muncul di pikirannya.
Seira suka sama Papa?
Beomgyu menelan ludah. Tangannya tanpa sadar mengepal. Dia benar-benar tak menyangka akan melihat sesuatu seperti ini.
Saat Seira kembali dari wastafel, dia melihat Beomgyu masih menatap layar ponselnya dengan ekspresi yang sulit diartikan.
"Beom, lo kenapa?" tanyanya, mendekati meja.
Beomgyu menoleh pelan, lalu mengangkat ponsel Seira sambil menunjukkannya. "Ra, kenapa nama Papa gue di hp lo jadi Om Yeonjun... pakai hati?"
Seira terkejut. Wajahnya langsung memanas, panik mulai merayapi tubuhnya.
"A-anu... itu..."
Beomgyu memperhatikan reaksi Seira dengan tatapan tajam. "Jangan bilang... lo suka sama Papa gue?"
Seira merasakan jantungnya berdegup kencang. Wajahnya memanas, dan otaknya langsung berpacu mencari alasan.
"Apa? Suka sama Om Yeonjun?" Seira tertawa kaku, mencoba bersikap setenang mungkin. "Nggak mungkin lah, Beom!"
Beomgyu menyipitkan mata, tidak langsung percaya. "Terus, kenapa ada emot hati di nama kontaknya?"
Seira berusaha tetap tenang, meskipun tangannya mulai gemetar. "Eh... itu cuma-gimana ya?" Dia menggigit bibirnya, berpikir cepat. "Gue kan kerja di restoran Om Yeonjun, ya. Nah, biar gampang dicari di kontak, gue kasih tanda supaya nggak ketuker sama nama orang lain."
Beomgyu tetap menatapnya curiga. "Oh ya? Tapi kenapa harus pakai hati?"
Seira tertawa lagi, kali ini lebih gugup. "Ya ampun, Beom! Hati itu bukan berarti gue suka sama Om lo! Gue cuma menghormati dia sebagai atasan! Lo aja yang lebay."
Beomgyu masih diam, jelas tidak puas dengan jawaban Seira.
"Lo yakin?" tanyanya, nadanya sedikit lebih serius.
Seira mengangguk cepat. "Banget! Demi apa pun gue nggak ada perasaan kayak gitu ke Om Yeonjun."
Beomgyu akhirnya menghela napas dan meletakkan ponsel Seira di meja lagi. "Yaudah... kalau lo bilang nggak, gue anggap nggak."
Seira tersenyum lega, meskipun dalam hatinya, dia tahu betul dia baru saja berbohong.
Namun, dia tidak sadar bahwa Beomgyu masih menatapnya dengan tatapan penuh selidik. Sesuatu dalam dirinya mengatakan bahwa Seira tidak sepenuhnya jujur.

KAMU SEDANG MEMBACA
I Don't Like You
RomanceSeira, cewek yang tergolong hampir sempurna tetapi memiliki sebuah kelemahan yaitu, suka dengan ayah temannya sendiri. "Gua nggak suka lo gyu, tapi gua suka sama Papa lo."