01

7 1 0
                                    

Seira menepuk-nepuk roknya yang setengah basah. Saat pulang sekolah tadi, dia kehujanan. Sekarang, dia berhenti di sebuah restoran keluarga tempat Yeonjun bekerja—restoran yang kebetulan tidak jauh dari sekolahnya.

Sebenarnya, Seira bisa saja membeli payung lalu langsung pulang. Tapi kapan lagi dia punya kesempatan seperti ini?

Dengan langkah ringan, Seira masuk ke restoran dan memilih duduk di meja nomor 07, seperti saat pertama kali dia datang ke sini. Waktu itu, dia datang bersama keluarganya, dan restorannya sangat ramai. Tapi kali ini, suasananya lebih sepi.

Tak lama setelah dia duduk, bukan seorang pelayan yang menghampirinya, melainkan sang manajer restoran sendiri—Yeonjun.

Wah, hujan kali ini benar-benar membawa keberuntungan!

"Silakan buku menunya—eh, Seira?"

Yeonjun sedikit terkejut saat menyadari siapa yang duduk di hadapannya.

Seira tersenyum manis, berusaha menggemaskan. "Iya, Om."

Yeonjun balas tersenyum. "Kok bisa kehujanan?"

"Tadi pas lagi jalan, tiba-tiba hujan turun. Mana nggak bawa payung lagi," jawab Seira dengan cengiran khasnya.

Yeonjun menghela napas kecil. "Sebentar, saya ambilkan handuk."

Dia meletakkan buku menu di meja Seira, lalu berjalan ke arah dapur. Tak sampai dua menit, dia kembali membawa handuk kecil berwarna putih dan segelas teh hangat.

"Ini, pakai buat mengeringkan rambutmu. Setelah itu, minum teh herbal ini biar nggak masuk angin," ujarnya sambil menyerahkan handuk dan teh kepada Seira. Kemudian, dia duduk di hadapannya.

Seira rasanya ingin terbang saking bahagianya. Yeonjun perhatian banget sama dia!

"M-makasih, Om. Padahal nggak perlu repot-repot gini," ucapnya, masih agak canggung.

Yeonjun tersenyum dan mengangguk. "Nggak apa-apa. Kamu tuh kayak anak saya sendiri. Dia juga sering kehujanan kayak gini, dan besoknya pasti langsung sakit."

Seira yang tadinya melayang-layang di awan kebahagiaan, kini mendadak jatuh ke tanah. "Om punya anak?" tanyanya dengan dahi mengernyit.

Dia nggak habis pikir. Yeonjun yang masih terlihat muda dan segar begini, sudah punya anak? Wanita beruntung mana yang berhasil menikah dengannya?!

"Iya, anak saya seumuran kamu."

Seira hanya mengangguk pelan. Dia lalu mulai mengeringkan rambutnya dengan handuk.

Untuk mengalihkan pikirannya, dia mencoba mengubah topik. "Hari ini kok sepi, ya, Om?"

Yeonjun menghela napas. "Iya, tapi cuma sebentar. Nanti pas jam makan malam pasti ramai lagi."

Dia kemudian menambahkan, "Apalagi, satu karyawan saya baru saja resign..."

Seira mengangkat alis. "Kenapa resign?"

"Dia mau menikah," jawab Yeonjun santai.

Seira langsung mendapat ide brilian. "Kalau gitu, aku boleh kerja part-time di sini nggak?" tanyanya dengan penuh semangat.

I Don't Like You Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang