Keesokan harinya, Seira bangun lebih awal dari biasanya. Semalam dia hampir gak bisa tidur gara-gara omongan Seina. Sekarang dia harus kerja bareng Beomgyu dan Om Yeonjun. Ini pasti bakal jadi hari yang panjang.
Dia mengenakan seragam waiters yang diberikan restoran tadi malam—kaos hitam dengan logo kecil di dada dan celemek coklat tua. Setelah mengikat rambutnya ke ekor kuda, dia menatap pantulan dirinya di cermin.
"Oke, Seira. Lo bisa! Lo gak boleh keliatan norak di depan Om Yeonjun!"
Setelah pamit ke mamanya, Seira buru-buru berangkat naik motor. Untungnya rumahnya gak terlalu jauh dari restoran, jadi dia bisa sampai tepat waktu.
---
Sesampainya di restoran, suasana masih sepi karena restoran baru buka sebentar lagi. Beberapa karyawan lain sudah mulai menata meja, ada yang menyapu lantai, ada yang menyiapkan bahan makanan di dapur.
Dan di sana, di dekat kasir, ada Om Yeonjun.
Seira langsung membenahi rambutnya sedikit sebelum mendekat. "Pagi, Om!" sapanya ceria.
Yeonjun menoleh dan tersenyum ramah. "Oh, pagi Seira. Kamu datang tepat waktu ya. Bagus!"
Seira tersipu. "Iya dong, aku serius soal kerja ini, Om!"
Belum sempat Yeonjun membalas, tiba-tiba suara yang sangat tidak diinginkan terdengar di belakangnya.
"Wah, tumben lo gak telat."
Seira mendengus pelan sebelum berbalik. Beomgyu berdiri di belakangnya dengan seragam yang sama, tapi dengan ekspresi menyebalkan di wajahnya.
"Gua selalu tepat waktu!" bantah Seira.
"Oh ya? Kita liat aja nanti." Beomgyu terkekeh sebelum masuk ke dapur.
Seira menghela napas. "Kenapa sih dia ikut kerja di sini?!"
Yeonjun hanya tertawa melihat interaksi mereka. "Oke, sebelum restoran buka, aku mau jelasin tugas kalian dulu."
Yeonjun mulai menjelaskan aturan dasar kerja di restoran. Seira dan Beomgyu harus menyambut pelanggan, mencatat pesanan, dan mengantarkan makanan. Kalau restoran lagi rame, mereka juga harus bantu cuci piring atau bersihin meja secepat mungkin.
"Ingat, senyum ke pelanggan itu wajib. Dan gak boleh ada yang berantem saat kerja." kata Yeonjun sambil melirik Seira dan Beomgyu.
Seira hanya nyengir canggung. "Siap, Om!"
Beomgyu mengangkat alis. "Gua gak pernah ngajak ribut kok."
Seira ingin protes, tapi restoran sudah mulai buka, dan pelanggan pertama mulai berdatangan.
---
Jam pertama berjalan cukup lancar.
Seira melayani pelanggan dengan baik, walaupun masih agak kaku. Beberapa kali dia hampir menjatuhkan nampan, tapi untungnya Yeonjun selalu memperhatikan dan membantunya kalau ada masalah.
Tapi ada satu masalah besar.
Beomgyu.
Cowok itu kayak sengaja nyari-nyari masalah buat ganggu Seira. Kadang dia pura-pura gak denger kalau Seira minta tolong ambilin sesuatu, kadang dia malah sibuk ngobrol sama pelanggan cewek daripada bantuin.
Dan puncaknya adalah saat Seira hampir numpahin minuman ke meja pelanggan.
Dia lagi bawa dua gelas jus ke meja nomor 5, tapi kakinya tersandung sedikit. Gelasnya miring, dan hampir jatuh—
Sampai sebuah tangan sigap menangkapnya dari belakang.
"Hati-hati, Seira."
Seira menoleh dan jantungnya langsung deg-degan.

KAMU SEDANG MEMBACA
I Don't Like You
RomanceSeira, cewek yang tergolong hampir sempurna tetapi memiliki sebuah kelemahan yaitu, suka dengan ayah temannya sendiri. "Gua nggak suka lo gyu, tapi gua suka sama Papa lo."