Ya ampun bosannya. Gak ada teman curhat, gak ada teman ngegosip, gak ada teman nongkrong. Lama-lama bisa pingsan karena bosan kalau kayak gini keadaannya. Seorang gadis cantik melangkah memasuki sebuah pusat perbelanjaan dengan raut wajah yang bosan dan sibuk mengomel dalam hati.
Bagaimana tidak, biasanya dia akan menghabiskan waktunya bersama dengan teman-temannya tapi sekarang apa hendak dikata ... dia harus sendirian karena semua temannya sedang sibuk dengan urusan mereka masing-masing.
Terus ini ke sini sendirian mau ngapain coba? Orang-orang mah pada ada teman jalannya, lha aku, sendirian kek tiang lampu jalan. Sendirian. Kesepian. Gak ada temannya. Malang banget sih nasibku. Gadis itu masih saja sibuk mengomel dalam hati sambil mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru pusat perbelanjaan itu yang ramai dengan pengunjung.
“Ya ampun, bahkan handphone aja sunyi sepi kayak kuburan di malam hari. Bener-bener malang banget sih aku ini,” rutuknya lirih saat melihat sama sekali tidak ada tanda-tanda kehidupan di gawainya.
“Mau ke mana ini coba? Masa aku jadi penonton orang pacaran? Ya ampun, gak banget!” Birai mungilnya masih saja sibuk bergerak sendiri.
Sambil melanjutkan langkahnya, pikirannya masih melanglang buana mengingat ke masa di saat dia masih bisa menghabiskan waktu bersama para sahabatnya. Tapi kini, hanya dia yang tertinggal sendirian. Sedangkan sahabatnya yang masih satu kota dengannya sudah sibuk dengan urusan pendidikan dan pacarnya.
Yah ... beginilah deritanya single fighter. Ke mana-mana sendirian gak ada yang ngegandeng. Miris bener ini nasib, bisa kalah sama truk. Truk aja punya gandengan, lha ini aku jomblo mewek sendirian. Kasian banget ya aku.
Entah dia yang tidak menyadari atau memang tidak mau ambil peduli. Di tengah keramaian pengunjung pusat perbelanjaan itu, kehadirannya cukup menarik perhatian.
Sosok mungilnya dengan raut wajah yang menarik perhatian karena elok dipandang mata ditambah lagi dengan pilihan warna dress yang dia kenakan, hijau daun, mulai dari atas sampai bawah. Harap dicatat mulai dari kepala sampai ke kaki semuanya berwarna hijau daun! Benar-benar menarik pandangan mata orang untuk tertuju padanya. Dia adalah versi cantiknya dari ulat daun, itu sih katanya Tasya sendiri saat orang mengomentari pilihan warna outfitnya yang serba hijau.
Tapi, seperti biasa, dia sama sekali tidak ambil peduli. Prinsipnya, selama itu nyaman untuknya akan dia lakukan, tak peduli dengan pandangan ataupun tanggapan dari orang.
Di saat dia merasa akan benar-benar pingsan karena bosan. Tiba-tiba, ada seseorang yang memeluk lengannya. Tentu saja hal ini membuat dia terkejut, reflek hand bag yang dia bawa hampir saja melayang ke kepala orang tersebut.
“Tatas! Ikhhh ... ini Mayang. Masa mau maen geplak aja?”
“Salah kamu sendirilah, Anyang-anyangan, maen nemplok aja!” Tatas memasang wajah garangnya.
“Hastaga! Masa aja inget sama itu nama kesayangan,” ujarnya sambil meringis. “Iya, iya ... maaf kalo ngagetin Tatas. Abisnya seneng banget bisa ketemu lagi sama teman sekelas setelah satu tahun lebih,” lanjut Mayang.
“Eh, iya juga ya, kita kan udah satu tahun lebih lulus. Gimana kabarnya?”
“Sehat!” seru Mayang riang.
“Ini kita mau berdiri di sini aja kaya orang bego terus ngalangin orang jalan, gitu?”
Mayang tertawa mendengar ucapan teman sekelasnya ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
TIMELESS (END) (Tersedia E-book)
Romance(Part sudah tidak lengkap) Mereka bertemu tak sengaja. Mereka terikat dalam benang takdir yang dipenuhi banyak warna dan juga air mata. Saat cinta bicara ternyata tak selalu dapat menautkan dua hati, ada banyak perbedaan yang menjadi penghalang. Saa...