2

261 29 2
                                    


SELAMAT MEMBACA
____________

Dering ponsel membuat tangan Azka bergerak keluar dari selimut tebalnya, Ia meraih benda pipih itu segera mengangkatnya.

Baru pukul lima tapi benda itu sudah berbunyi hingga ratusan kali.

"Haloo" Suara seraknya terdengar bersamaan dengan teriakan keras dari ponsel yang ia angkat.

Azka menegakkan tubuhnya cukup terkejut, Ia mengacak rambutnya mengumpulkan kesadaran.

"Ini masih terlalu subuh mbak" Ucap Azka, Ia cukup lelah untuk perjalanan dari Bogor ke Jakarta, di tambah lagi ia harus menyelesaikan deadline dari ceritanya, Ia baru tidur satu jam.

Tapi sepertinya anak dari Nini yang tinggal jauh di negara orang ini tak akan membiarkan tidurnya akan lebih nyaman setelah ini.

"Kamu beneran pindah?"

Azka menatap layar ponselnya durasi semenit dengan pertanyaan yang mampu membuat nya terdiam, Ia hanya tak ingin tante nya terlalu memikirkan pilihan yang mungkin akan membuat wanita itu akan lebih cemas.

"Iyaa"

Suara helaan Nafas di seberang sana terdengar.

"Azka baik-baik aja" Ucap Azka mencoba untuk menenangkan "Azka bisa tinggal dengan siapapun, buktinya Azka bisa tinggal sama Nini dan sekarang Azka tinggal bersama orang tua Azka mbak"

"Tetapi tidak dengan keluarga itu Azka,"

"Azka bakalan berusaha" Ucap Azka kembali mencoba menyakinkan sang tante.

Riyu atau yang biasa Azka panggil mbak itu terdiam, Azka tahu keputusannya untuk meninggalkan Bogor akan sangat di tentang oleh Mbak Riyu. Apalagi wanita itu yang berjanji akan pulang ke Indonesia dalam waktu dekat ini. Mengajaknya untuk tinggal bersama.

"Kamu nggak pernah begadang lagi kan?" Suara Mbak Riyu kembali terdengar "Ingat tante udah kirim uang buat kebutuhan jadi nggak usah Nulis lagi"

Pandangan Azka mengarah pada meja belajar, mendapati laptopnya yang masih menyala lupa ia matikan karena begitu lelahnya ia.  Ia dapat melihat deretan kata dari hasil berpikirnya semalam.

Azka berdeham pelan. Tanpa berpamitan menutup telfon sang tante ia menatap layar ponselnya yang menggelap. Apakah ia harus terus berbohong bahwa selama ini uang yang di kirim oleh Mbak Riyu sama sekali tak tersentuh bahkan kebutuhan Nini dahulu adalah tanggung jawabnya tak ada niatan sepeserpun untuk mengambil uang yang dikirim oleh sang tante, Azka merasa ia tak berhak untuk menggunakannya.

Pria itu kembali menatap handphone nya yang berdering, kembali nama sang Tante tertera

"Mbak"

"Check up kamu sama dokter Kina gimana?"

Azka menghela nafas "Aku jadwal dengan dokter baru disini"

"Beneran yaaa"

"Iya mbak"

"Obat kamu yang minggu lalu katanya nggak cocok? Nanti kamu tanya dokternya"

"Iyaa" Jawab Azka.

"Kalau pusing langsung ke rumah sakit, Cek Hb, Kalau rendah langsung transfusi!"

AZKARAWhere stories live. Discover now