11

157 20 2
                                    

SELAMAT MEMBACA
_______

"Cita-cita Adek kalau besar mau jadi apa?" Senyum cantik itu nampak.

"Aku mau jadi astronot biar bisa lihat bintang dengan dekat"

Ratu tersenyum "Kalau kakak mau jadi apa?"

Wajah Aksa merengut tak suka jika sang Ibu menanyakan sesuatu yang belum ia pikirkan.

"Nanti saja Bunda"

__

"Adek nanti pulang, Bunda jemput jadi jangan kemana-mana tunggu di tempat biasa bunda jemput"

Azka mengangguk melambaikan tangannya kepada sang ibu, Ia masih begitu kecil untuk mengerti ucapan bunda, seharusnya ia melakukan yang bunda katakan.

Saat itu Azka berjalan mengikuti Om penjual kelinci beberapa genangan air yang ia injak mengotori sepatu putihnya mengabaikan ucapan sang Ibu untuk menunggu di tempat yang biasa bunda jemput.

Azka tersadar ketika jalanan yang ia lintasi begitu asing ia tak pernah melewati jalanan ini. Ia membalikkan badannya gedung-gedung tinggi itu membuatnya takut.

"Bunda" Teriaknya "Bunda"

Tak lama kemudian dua sosok besar datang menghampirinya Azka mundur perlahan tentu wajah keduanya menakutkan apalagi beberapa besi kecil yang menempel di keningnya juga anting besi yang berada di telinga.

"Kalian siapa"

Azka merasakan tarikan di tangan kecilnya aroma yang sangat ia kenali.. tubuhnya sudah di peluk oleh sang Ibu dengan begitu erat menyembunyikan wajahnya tak membiarkan Azka menatap dua orang dihadapannya.

"Bunda disini sayang"

Azka terbangun dengan peluh keringat ia mengatur nafasnya ketika merasakan lehernya terasa tercekik Azka mengambil bantal menangkupkan kepalanya.

"Pergi..pergi..pergi"

____

Trauma masa kecil, Azka merasakannya sampai sekarang ia takut melihat bangunan tinggi yang nampak tua tak berpenghuni, ia juga takut melihat orang-orang berbadan besar dengan tato dan tindik besi-besi yang belum ia ketahui saat kecil dan ia takut kelinci... itu seperti kenangan buruk baginya.

Azka merapikan seragam sekolahnya, Memaksakan tubuhnya untuk sekolah hari ini, Azka tak ikut pelajaran kemarin ia tak ingin membolos apalagi ia adalah salah satu penerima beasiswa di sekolah.

Ia melewati meja makan, ketika melihat keluarganya yang sedang menikmatinya.

"Kak Azkaa" Panggil Jeje melihat sang kakak yang hanya melintas, Jeje pun yang mengerti suasana tak ingin menambah lagi.

Jeje termasuk manusia yang amat sangat peka jika menyangkut hal seperti ini, bunda dan ayah yang belum berbicara sejak ia bangun tadi. Apalagi bunda yang memilih tidur dengan dirinya semalam. Jeje melihat sang kakak dihadapannya Aksa memang tak banyak bicara kecuali ingin berdebat dengannya.

Jadi meminta penjelasan kepada sang kakak hanyalah hal yang sia-sia.

___

Azka menghabiskan jam kosong itu untuk bersantai sejenak di bangku panjang dekat lapangan basket.  Dengan laptop yang berada di pangkuannya.

Sesekali mendongak ketika mendengar teriakan dari para siswi yang berada pinggiran lapangan menyaksikan permainan sepakbola dari anak-anak kelas dua belas.

Azka merasakan kedua pundaknya di tepuk melihat Kara yang berjalan untuk duduk di sampingnya.

"lagi Nulis?"

AZKARAWhere stories live. Discover now