12

132 22 4
                                    

SELAMAT MEMBACA
______

Azka menaiki tangga kayu yang berjumlah setidaknya lima undakan , rumah panggung yang cukup bagus. Masih dengan balutan seragam sekolahnya Azka masuk mencium aroma lemon yang berasal dari pengharum ruangan.

Langkah Azka terhenti di depan pintu, nyalinya menciut melihat satu foto yang terpajang rapi di dinding, Azka menarik nafas panjang, Bayangan hari dimana Bunda pergi kembali muncul.

Azka merasakan elusan pelan di bahunya melihat sang Ibu yang tersenyum menandakan semuanya akan baik-baik saja.

"Ayo masuk" Ucap Bunda Veni.

Azka menggeleng kuat "Bun Azka pulang saja"

Bunda Veni menggenggam tangan putranya "Sama Bunda ayo"

Azka dengan berat kembali melangkahkan kakinya, Melewati beberapa sekat yang membedakan beberapa ruangan, hingga ia mencapai ujung rumah paling belakang.

Ayah, Jeje dan Aksa sudah duduk manis di salah satu gazebo yang terletak di bawah sana, Gazebo yang berada di tengah dari kebun sayur yang berada di belakang rumah. Sang nenek ternyata masih suka berkebun.

"Kak Azkaaaa" Teriak Jeje gadis manis tersebut berlari menerjang tubuh sang kakak "Aku kira kakak nggak bakalan ikut"

"Kamu ada pasti kakak ikut"

Jeje tersenyum puas, Menarik tangan Azka menuju ke gazebo tadi untuk berkumpul bersama ayah dan saudaranya.

Veni menarik nafas, semoga pilihannya membawa Azka untuk kesini adalah bukan pilihan yang buruk.

"Dia siapa?"

Veni menoleh mendapati seorang wanita paruh baya seorang pekerja yang membantu Mengurus perkebunan disini.

"Dia anak saya"

"Wajah mereka mirip, Tapi saya masih bisa membedakan Aksa dan dia" Ucap wanita itu.

Veni mengangguk setuju "Mbak Sofia mau panen? Aku lihat hari ini banyak yang matang sayurnya"

Wanita bernama Sofia itu menggeleng 'Hanya mencabut rumput saja, Saya duluan"

"Ibu datang" Ucap Veni kepada sang suami. kemunculan seorang wanita dari dalam rumah dengan penampilan yang begitu rapi walau terlihat tua tapi kecantikannya tak memudar.

Azka yang melihat itu cukup kagum, Sang nenek tak banyak berubah, masih Cantik.

"Lama nunggu ya" Ucap wanita tua tersebut ia memeluk Aksa dan Jeje bergantian.

"Mbak sofiii," Panggilnya membuat wanita yang bertanya tadi kembali datang.

Pandangan Azka bertemu dengan wanita itu, seperti tak asing pikiran Azka kembali beberapa Minggu yang lalu, dimana wanita yang tak sengaja menarik tangannya di rumah sakit dunia itu sempit begitu sempit dia mbak Sofia salah satu pasien dokter Rendi.

"Siapkan teh untuk mereka" Ucap Nenek Hani lembut, membuat pekerja itu melepaskan topi yang membuatnya terhindar dari matahari sore yang masih begitu panas.

Suasana kembali hening.

"Siapa yang ajak dia kesini?" tanya Nenek Hani, rupanya kehadiran satu orang membuat suasana terlihat begitu kentara.

"Saya Bu, Rumah sedang kosong masa kami kesini tapi dia tidak ikut" Ucap Veni membela, Ia menatap suaminya Fadil tak banyak ingin angkat bicara.

"Kamu masih ingat saya kan?"

Azka mengangguk dengan cepat "Iya Nenek Hani"

"Kukira saya tidak akan ketemu sama kamu lagi, Melihat kamu membuat Saya teringat dengan anak saya lagi"

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Oct 06 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

AZKARAWhere stories live. Discover now