Chapter 7 : Ayah Rize

87 8 3
                                    

Malam hari setelah Rabbit House tutup.

Rize : Aku pulang dulu *Keluar pintu sambil melambaikan tangan*.

Chino : Terima kasih atas kerja kerasnya.

Chino : Kalau begitu aku akan keatas.

Cocoa : Aku juga, bagaimana denganmu Touka-kun?

Touka : Aku ada sedikit urusan dulu dengan Takahiro-san. (Ya, Takahiro-san sudah berjanji akan mengajarkanku cara membuat Cocktail, untuk berjaga-jaga kalau aku juga harus bekerja di bar pada malam hari).

Cocoa : Kalau begitu kami duluan ya.

Touka : Ah baiklah.

...

Takahiro pun datang.

Takahiro : Ah Touka-kun, apa kau sudah menunggu lama.

Touka : Ah tidak apa-apa, aku tadi juga sedikit merapihkan meja.

Takahiro : Baiklah kalau begitu, pertama kita harus mengubah tempat ini agar terlihat seperti sebuah bar *Mematikan beberapa lampu*.

Touka : Woah, suasananya langsung berubah drastis.

Takahiro : Lalu selanjutnya setel beberapa musik jazz *Menyalakan pemutar musik*.

Touka : Woaah, aku baru tau ada pemutar musik disana.

Takahiro : Sekarang kemarilah, aku akan menunjukanmu caranya membuat cocktail.

Touka memperhatikan sekaligus mempelajari bagaimana cara Takahiro membuat cocktail.

Touka : Wah, ternyata membuat cocktail terlihat lebih rumit dari meracik kopi.

Takahiro : Apa kau sebelumnya pernah mencicipi salah satu dari minuman ini?

Touka : Kalau yang seperti ini tidak, kalau minuman keras aku paling minum sake atau bir kalengan.

Takahiro : Begitu ya. Hmm, para pelanggan mulai berdatangan! Kau layani mereka dan aku akan mengurus bagian sini.

Touka : Ba-baiklah!

...

Touka : (Bekerja di bar, sungguh pengalaman yang baru untukku, suasana disini benar-benar berbeda dari siang hari, bahkan lebih ramai. Aku menjadi kagum ketika memikirkan Takahiro-san bekerja sendirian seperti ini setiap hari).

...

Touka : Fiuuh, disini sangat ramai ya.

Takahiro : Ini, aku membuatkan sesuatu untukmu *Memberikan gelas*. Silahkan nikmatilah.

Touka : Eh!? Kalau begitu, terimah kasih. *Meminum cocktail*. Wah, enak sekali.

Takahiro : Karena suasana mulai agak sepi, bagaimana kalau kau mencoba membuatnya satu.

Touka : A-aku akan berusaha!

...

Dengan begitu, Touka mulai membuat cocktail seperti yang telah dicontohkan oleh Takahiro tadi.

Touka : Se-selesai.

Takahiro : Biar aku coba.

Touka : Si-silahkan. *Memberikan gelas*.

Takahiro : *Mencicipi* Hmm, enak *Memberikan jempol*.

Touka : Benarkah!? Wahhh...*Tersenyum lebar*.

...

Saat Touka sedang dibalut oleh kebahagiaan, datang seorang pelanggan berstelan jas berwarna ungu dan mengenakan penutup mata sebelah, dia mendekati meja bartender dan duduk di depannya.

A Cup Of HappinessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang