Hubungan dua manusia ini bukan cinta biasa itu tarik ulur antara kendali dan ketakutan, antara luka dan kenyamanan.
Ketika rahasia masa lalu, tekanan keluarga, dan luka-luka tersembunyi mulai terkuak, keduanya terjebak dalam hubungan yang tak jelas...
Welcome back buat kalian pembaca baru ataupun pembaca lama, semoga suka ya sama cerita ini. Tolong bantu vote sama komen biar aku makin semangat buat revisinya.
Kalian harus tau dengan kalian baca dan ngevote aja itu udah ngehargain penulis banget, apalagi sambil komen juga behhh terkhusus aku nih, aku seneng kalo ada yang komen apalagi kalo komen nya lucu-lucu.
Ga papa keluarin aja semacam unek-unek kalian kayak "ih ini ko kayak cerita idup aku banget," kayak gitu contohnya atau semacamnya lah.
Intinya jangan ngejatohin ya, bukan ke aku aja ini berlaku buat cerita yang lain juga yang kalian baca. Kalau semisal kalian gak suka nih sama ini cerita kalian tinggal cari cerita baru jangan malan ninggalin komen jelek. Kalau semisal ada kesalahan tolong bicarakan secara baik-baik, ya.
Kita kan gatau mental orang kayak gimana, semuanya kan beda-beda. Jadi so, kita harus bijak dalam hal apapun.
Eh jangan salam ya, aku juga suka baca komenan kalian di lapak ini. Aku ucapin maksi banget loh buat kalian semua. Pokonya sayang kalian banyak-banyak.
HAPPY READING SAYANGNYA AKU❤️
_______
____________
______
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
_______
___
Di dalam mobil menuju rumah baru yang akan mereka tempati berdua, Viona tak mengeluarkan sepatah kata pun. Pandangannya lurus menatap keluar jendela, tak sekalipun melirik ke arah Revan.
Revan yang menyadari keterdiaman Viona dengan iseng menyetel musik dengan volume keras.
"Revan, apaan sih! Budek kuping gue!" omel Viona sambil menoleh kesal. Padahal baru saja matanya akan tertutup karn masih merasa ngantuk.
Namun Revan pura-pura tak peduli. Ia malah menggoyang-goyangkan kepala mengikuti irama lagu, seakan sedang konser di dalam mobil.
"Asek, e e e bang Jono-" nyanyinya mengikuti lagu yang sedang di putar namun tidak lama musik terhenti, "ngapain dimatiin?!" serunya nyolot saat Viona mematikan musik seenaknya.
"Brisik!” sahut Viona tajam sambil besedakep dada dan hendak memejamkan mata kembali.
Revan yang belum puas hendak menyetel musik kembali, tapi tangannya langsung di pukul keras oleh Viona.
"Lo apa-apaan, asal pukul,"
"Bodo," jawab Viona ketus.
Revan mendecak pelan. "Emang bener yang gue pernah baca di medsos, tangan cewek diciptakan buat memukul orang yang tidak bersalah."