18

225 17 0
                                    

Kini bela telah sampai di mansion vander yang bisa di bilang cukup megah dengan aksen abu-abu dan emas yang menambah kesan elegan.

Bela menundukkan kepalanya guna menatap lio dan ternyata lio tengah tidur, mungkin kecapean.

Vander keluar dan membukakan pintu untuk bela dan lio. " silahkan " ucap vander dengan senyuman tipis

" thanks "

" siniin lionya, nanti repot "

" tak apa, saya bisa "

Vender menghela nafas dan mengangguk. Bela berjalan di samping vander dengan lio yang berada di gendongannya.

Saat sampai depan pintu bela mengedarkan pandangaannya menatap berbagai benda yang berada di dalam mension vander mulai dari lukisan hingga guci-guci yang sungguh indah.

" sini biar saya bawa lio ke kamar kamu duduk aja " ucap vander dan di balas anggukan oleh bela

Saat ingin menggendong lio enghh lio yang merasa terusik pun menggumam dalam tidurnya. " suttt sutt tidur lagi sayang " ucap bela lembut mencoba menenagkan dengan satu tangannya yang senantiasa mengelus kepala lio.

Vander tersenyum kala melihat perlakuan bela terhadap putranya. " siniin lionya " ucap vander

" emm gimana kalo saya saja yang bawa lio ke kamar dari pada dia nanti ke bangun " ucap bela sedikit tak enak

" yaudah, kamarnya ada di lantai dua pintu putih " ucap vander dan di balas anggukan

Bela berjalan menaiki tangga dan mengedarkan pandangan mencari kamar lio.

Ceklek

Bela memasuki kamar pintu putih, keknya bener ni kamar lio batin bela. Bela menurunkan lio dengan hati-hati takut lio terbangun.

Bela tersenyum tipis sebelum beranjak dari kamar lio, bela mengecup pipi lio sekilas.

Tap tap tap

Bela berjalan menuruni tangga pandangannya tertuju pada seorang pria yang tengah bergelut dengan laptop dan berbagai berkas.

" van " panggil bela

Vander mendongak menatap bela" kenapa? " tanya vander

" saya pulang "

" saya antarkan "

" tak perlu "

" tap_"

" permisi " potong bela

Bela melangkahkan kakinya keluar mansion, vander mengikuti bela. Sambil jalan bela menefon suruhannya, setelah di angkat " lima menit saya tunggu di mansion Gevander pradipta dan suruh ciko ambil motor saya di mansion keluarga pradipta " ucap bela dan langsung menutup telfon sepihak

Vander yang melihatnya pun hanya geleng-geleng kepala dengan senyum tipis yang menghiasi wajah tampannya.

Saat sampai di depan mansion, vander menatap bela dengan tatapan memuja " bel " panggil vander bela menoleh menatap vander dengan satu alis terangkat sekan berkata ada apa

" saya ingin bicara sama kamu "

" bukankah sedari tadi anda sudah berbicara tuan? " ucap bela datar dan mengalihkan tatapannya ke depan seperti semula

" bukan begitu maksudku_ em maaf jika saya lancang bolehkah saya menanyakan pertanyaan mungkin sedikit privasi " ucap vander menatap bela lekat

" silahkan " ucap bela tanpa menoleh

" ehem, apa kamu sudah punya pacar atau suami mungkin? " tanya vander

" kenapa anda bertanya tentang hal itu "

" ehem..  A aku hanya ingin ta tahu saja tak lebih " ucap vander memalingkan wajah

" saya belum punya suami " jawab bela, vander yang mendengar jawaban itu pun tersenyum tipis dan kembali menoleh menatap bela

" pacar? "

" tidak ada " jawab bela seadanya

Keduanya sama-sama diam dan hanya keheningan yang mengisi hingga sebuah mobil hitam terparkir di depan mansion. Seorang laki-laki turun dari mobil dan menghampiri vander dan bela.

Laki-laki itu membungkukkan badannya 90° sebagai salam penghotmatan kepada atasannya " maaf saya terlambat nona " ucap laki-laki itu dan kembali menegakkan badannya dan di balas deheman oleh bela

Bela menoleh ke samping dan ternyata vander masih menatapnya " saya pulang, permisi " ucap bela datar

Baru satu langkah bela beranjak dari tempatnya berdiri namun ada tangan yang mencekal pergelangan tangannya.

Bela menoleh dan vanderlah yang mencekal tangannya. " hati-hati " ucap vander dan bela menganggukkan kepalanya dengan raut datar andalannya.

Bela melenggang pergi menuju kediamannya. Dalam perjalanan mobil yang bela tumpangi melaju kencang hingga tiba-tiba

Cittt

Bela terkejut dan terkantuk kursi akibat mobil yang ia tumpangi berhenti mendadak. Bela melotot kaget kala melihat sebuah mobil berwarna putih menghalangi mobil yang di tumpanginya. " anjing!! " umpat bela pelan. Bela menatap mobil itu ah ia baru ingat bukankah itu mobil manusia gila sialan " anjing, kenapa tuh orang bisa di sini sih " batin bela 

Tok tok tok

Seorang cowok mengetuk kaca mobil yang bela tumpangi, bela menoleh seketika ia melotot kala melihat cowok itu.

' anjing nih orang ngapain pake ke sini  segala coba, gue kudu gimana nih? Ah ayo bel pikir lo pasti bisa ' batin bela mencoba memberi semangat pada dirinya sendiri

Cowok itu mencoba membuka pintu mobil yang bela tumpangi " buka baby " ucap cowok itu

Bela masih diam dengan posisi yang sama, dia tak bisa berfikir, otaknya tiba-tiba saja nge-leng saat melihat cowok itu.

" em maaf non apa laki-laki itu perlu saya singkirkan? "

Bela masih diam di tempatnya " buka baby, atau gue pecahin kaca mobil lo ini, hm? "

Bela masih diam tak berniat menjawab "baby bel buka " ucap cowok itu masih mencoba bersabar

" sabela queenta fernando "

Deg

" sialan " umpat bela dan mulai membuka mobilnya

" eh abang " ucap bela dengan cengigirannya

" dari mana, hm? "

" em dari em anu itu lo "

" dari mansion vander right? "

" hehe ko abang tau "

" pulang "

" ini juga mau pulang cuman abang alang_ "

" pulang sama abang "

" tap_ "

" ga ada bantahan "

Pada akhirnya bela pergi bersama cowok itu. Dia damar lebih tepatnya Damar Zian Kisrafsya dia adalah kakak  sepupu bela yang super duper posesif. Dia adalah salah satu alasan bela menginjakkan kakinya ke tanah air lagi setelah sekian lama.

The Queen Of Darkness [ on Going ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang