[30] KETUA BARU

220 16 0
                                    

──────⊹⊱✫⊰⊹──────

Selamat membaca 🤍

──────⊹⊱✫⊰⊹──────









Tepat pukul 10 malam, ketua geng motor Tiger fang Resmi di ganti dengan Vika. Awalnya Dika kurang yakin bahwa adiknya yang akan menggantikan posisinya sebagai ketua, namun dengan ia melihat usaha adiknya selama ini yang sangat membantu akhirnya ia memutuskan untuk membuat adiknya menjadi ketua Tiger fang

"Congratulations dek!! " Ucap laskar dan memeluk Vika.

"Yoi, Thank you Abang " sahut Vika dan membalas pelukan laskar.

Disaat Vika tengah sibuk bersalaman dengan para anggota Tiger fang.  Yang lain di sisi lain Jeremy dan Dika sedang berbicara untuk mencari tau siapa yang telah mencelakai Vika dan juga raya, namun yang paling utama sekarang adalah raya. Mereka berdua harus mencari tau siapa dalang dari semua masalah ini.

"Besok ada baca doa di rumah raya" ucap Jeremy pelan, membuat Dika menghembuskan nafasnya pelan. Dika pun mengangguk mengerti.

"Hm, thanks udah ingetin..." Sahut Dika dan menepuk pundak Jeremy.

"Lo belum kasih tau Vika masalah ini?" Tanya Jeremy tiba-tiba membuat Dika menurunkan tangannya perlahan dari pundak Jeremy.

"Untuk saat ini belum... Gue masih belum siap liat reaksi Adek gue kaya apa... Gue takut dia drop lagi " terang Dika membuat Jeremy mengangguk mengerti.

"Gue setuju si samalo, yaudah kalau gitu gua cabut duluan yah... Mau bantu-bantu di rumah raya buat besok" pamit Jeremy membuat Dika mengangguk.

"Hati-hati jer, nanti gua nyusul.." Ucap Dika sedikit berteriak. Karena Jeremy yang sudah di ambang pintu.

"Gue harap keputusan gue ini benar... Walaupun gue tau endingnya bakal kaya apa " Batin Dika.

°°°

Masih dengan jidat yang di plester, Vika berjalan ke lapangan basket, untuk latihan. Tentunya dengan Anya. Sejak Vika keluar dari rumah sakit, Anya selalu berdekatan dengan gadis itu bahkan apa yang di makan oleh gadis itu harus di atur oleh Anya.

Dan soal Vika yang ternyata anak geng motor, berita itu sudah menyebar luas di kalangan SMA cendana. Bahkan di Mading saja sudah ada berita tentang Vika yang anak geng motor. Tentu hal itu membuat Vika semakin di sukai banyak orang. Jauh dari dugaannya awalnya ia mengira jika identitasnya sebagai anak geng motor terbongkar ia akan di musuhi oleh satu sekolah namun nyatanya tidak. Ia bahkan sekarang memiliki banyak sekali teman.

Namun semua itu membuat Vika harus lebih berhati-hati, dengan terbongkarnya identitasnya. Maka akan lebih banyak musuh yang diam-diam ingin berteman dengannya.

"Lo serius njer? Jadi ketua geng motor?" Tanya Anya yang masih tidak menyangka jika sahabatnya itu sekarang menjadi ketua geng motor yang sangat terkenal itu.

"Ya.. semalem gue resmi jadi ketua Tiger fang. Pengganti Abang gue.." jawab Vika enteng.

Anya hanya mendengus pasrah dan memberikan bola basket kepada Vika. 

"Sisil Wulan sama raya mana? Ko mereka gak ada? Gue juga gak liat raya akhir-akhir ini" Tanya Vika membuat Anya langsung diam. Ia bingung harus menjawab apa.

"Anya? Ko lo bengong?" Heran Vika.

Merasa di abaikan tanpa di duga Vika langsung melempar bola basket ke arah Anya, hingga mengenai kepala gadis itu.

"ADOHHH!!!! " Rintih Anya kesakitan. Ia pun melirik ke arah pelaku yang tersenyum manis ke arahnya. Saking manisnya mata gadis itu sampai menyipit.

"Vika anak setan! Lo pikir kepala gua apaan hah?!" Murka Anya.

"Yah lagian lo! Gue nanya malah bengong!" Balas Vika tak mau kalah.

"Noh Wulan Sisil  Noh!" Tunjuk Anya ke arah gadis yang baru saja sampai ke lapangan basket.

Vika mengerutkan keningnya bingung. Kenapa Hanya ada Wulan dan Sisil... Kemana raya? Sudah satu Minggu ini ia tidak pernah melihat gadis itu, kemana sebenarnya. Bahkan setiap ingin bertanya kepada Sisil, gadis itu selalu mengacuhkan Vika begitu saja.

"Oke karena kalian semua sudah berkumpul... Kita lakukan pemanasan dulu yah... Dengan lari lima putaran" pintah pak gaspar membuat semuanya mengangguk patuh. Mereka pun mulai berlari mengitari lapangan.

Namun ketika putaran kedua Vika tidak sengaja melihat raya di bawah pohon beringin yang berdekatan dengan lapangan basket. Seketika ia langsung berhenti mendadak, membuat Anya yang sedang asik berlari langsung menabarak punggung Vika.

"Anjing! " Umpat Anya karena jidatnya menubruk pungung Vika.

"Lo kenapa berhenti si vi!!" Kesal Anya, sembari mengelus-elus jidatnya.

Bukannya menjawab, Vika malahan tetap memperhatikan pohon tersebut, membuat anya ikut melakukan hal yang sama, yaitu memandangi pohon tersebut.

"Vi? Lo liat apa?" Tanya Anya.

"Hah? Ehh... Ko berhenti si nya? Ayo lari!" Ajak vika dan langsung berlari meninggalkan anya. Membuat anya menatap vika aneh.

"Lah? Kan dia yang berhenti njem? Ko?" Bingung Anya dan langsung berlari kembali.

Setelah selesai berlari mengelilingi lapangan, dan juga melakukan pemanasan yang lain. Kini mereka semua sudah bersiap untuk membentuk tim.

"Baik, tim sudah di bagi, silahkan bermain " pintah pak gaspar selaku guru olahraga dan juga pelatih basket untuk siswi SMA cendana.

"Maaf pak... Lapangan mau kita pake buat latihan" Ujar seseorang, sontak membuat mereka semua menatap ke asal sumber suara.

"Oh Rama.. kalian mau pakai lapangannya?" Tanya pak gaspar

"Iya pak.. " jawab rama.

"Loh gak bisa gitu dong... Main ambil-ambil lapangan, kita duluan yang udah disini!" Bantah vika. Membuat rama melirik ke arah gadis yang rambutnya di kuncir kuda itu.

"Pak, kita juga mau latihan pak..." Protes Vika kepada pak gaspar.

"Yaudah gini aja, gimana kalau kita main bareng, tim cewek ngelawan tim cowok?" Saran Erick membuat Rama menaikkan satu alisnya.

"Kalau tim cewek kalah, kalian gak boleh pake lapangan ini buat latihan gimana?" Saran Erick

"Heh! Di pikir ini lapangan punya bapak lo apa?! Gak ada yah!  Kita duluan disini!" Bantah Anya yang tidak setuju, pasalnya jika tim cowok menang mereka harus latihan dimana lagi? Pasalnya lapangan basket SMA cendana hanya ada satu.

"Gue setuju!" Ucap Vika membuat Anya membulatkan matanya sempurna.

"Vika? Lo apa-apaan si?!"

"Tapi kalau tim cowok kalah... Kalian harus traktir makan satu sekolah di kantin, selama seminggu gimana?"

"Hah?" Beo Erick.

"Setuju!" Sahut Rama, membuat Vika tersenyum kecil. Ia pun langsung bersiap ke arah lapangan.

"Anjir Rama? Lo gak gila kan? Ko Lo setujuin si?!" Protes Erick sebab, permintaan Vika jauh di luar dugaannya Ia pikir gadis itu akan menolak. Namun tidak

"Siap-siap gih, dompet Lo rick... " Ujar Yoga dan menepuk-nepuk pundak Erick.




See you next part... Jangan lupa VOTEE!!! OKEY?

MAKASIH


FUCKGIRL CENDANA ( TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang