"Tidak ada hal yang lebih baik di bandingkan terjebak bersama mu selamanya"
—Waketuk
🪐🪐🪐
Detik demi detik pun berjalan tanpa bisa ku cegah. Hari ini banyak kesialan yang menimpaku, sudah bangun terlambat, Reza yang marah, di tambah lagi harus terserempet hingga luka-luka seperti ini. Untung saja tadi guru BK tidak menghukum ku karna melihat kondisi ku yang sudah kotor dan ada darah mengalir di siku tangan ku, mungkin membuatnya nelangsa.
Semoga saja setelah ini tidak ada kesialan lagi yang menunggu.
Sinar matahari sudah mulai berjalan di atas kepala, menandakan hari sudah mulai siang. Dan ya, aku belum masuk kelas sama sekali. Entah nanti akan ada hukuman apa lagi yang akan menimpa, yang jelas semua itu akan terjadi hari ini juga.
Aku berjalan menuju lorong dimana jejeran kelas dua belas jurusan IPA berada. Tak ku sangka masa abu-abu ku kini hampir usai. Bahkan rasanya kertas putih yang dulu ku tanda tangani masih melekat di ingatan, namun siapa yang bisa mencegah jarum jam untuk berhenti berputar? dan hari ini pun aku sadar, usia ku bukan kanak-kanak lagi. Hari ini aku telah ada di garis akhir di mana kekejaman dunia akan menjemput ku.
Semalam, grub angkatan ramai dengan pesan PDF yang di kirim oleh Waka kesiswaan tentang daftar nama-nama siswa di setiap kelas yang baru.
Di SMA ku ini memang menggunakan sistem rombak saat naik kelas. Tapi sistem ini juga menggunakan nilai di mana akan menilai kemampuan siswa untuk pantas berada di kelas mana.
Namun bukan itu berita yang mengejutkan. Berita yang paling membuatku tidak bisa tidur semalam adalah nama ku ada di bagian kelas IPA satu di mana kelas itu adalah kelas orang-orang yang memiliki kemampuan IQ di atas rata-rata.
Ya. Kelas unggulan di SMA Mandala.
Sebenarnya aku juga terkejut, saat membaca pengumuman itu. Sejak dulu aku selalu masuk IPA tiga, tapi kenapa sekarang bisa naik dua tingkat sekaligus? apakah di kelas sebelas membuat IQ ku naik? Ah, aku rasa tidak.
Langkah kaki ku memelan saat tepat di depan pintu kelas dua belas IPA satu. Aku menengguk saliva dengan cepat. Berusaha menghirup oksigen sebanyak-banyaknya sebelum masuk ruangan yang mana aku tidak tau siapa teman-teman baru ku.
Apakah mereka baik?
Apakah mereka sangat pintar?
Atau bahkan mereka tidak sebaik apa yang aku bayangkan?
Bagaimanapun, ini tempat ku untuk satu tahun kedepannya.
Aku berusaha menguatkan hati dan melangkah masuk ke dalam kelas. Namun, belum sempat aku mengucapkan salam, beberapa orang mendekati ku sambil bertepuk tangan membuat se isi kelas hening, memperhatikan ku.
"Eh, ada yang baru dateng nih." Cewek dengan rambut yang panjang mendekati ku dengan senyum devil nya.
Di susul dengan kedua perempuan di belakang cewek ini ikut menatap ku dengan tatapan meremehkan.
Seperti di hantam petir dan badai, aku terkejut saat menyadari siapa yang ada di depan ku ini. Mereka adalah geng cewek hitz di sekolah ku. Cewek dengan rambut panjang tadi bernama Pretty, sang ketua geng. Dan yang di belakangnya itu Mita dan Wulan, bisa di katakan best friend nya Pretty.
Geng cewek hitz ini memiliki dendam dengan ku setelah kejadian tempo lalu yang membuat baju Pretty basah terguyur
minuman milik ku.Waktu itu aku benar-benar tidak melihat keberadaan Pretty, namun tiba-tiba gadis itu datang menerobos antrian lalu menabrak tubuhku hingga minuman yang ku pegang jatuh mengguyur baju nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Most Beautiful Memories
Teen FictionDalam hidup memang memiliki beberapa kisah yang pahit, namun kepahitan dan kemanisan itu sudah menjadi satu kesatuan yang utuh dalam sebuah kehidupan. Dimana semua itu adalah takdir