Chapter 2 | Sakit

45 2 2
                                    

Seorang perempuan cantik sudah siap pergi ke kampus dengan kaus berwarna putih berlengan sepanjang siku, dipadukan dengan celana berwarna coklat muda serta sneakers putih yang terpasang sempurna di kedua kakinya, tak lupa rambut hitam legam yang dibiarkan tergerai panjang hingga pinggang.

Gadis yang tengah duduk di kursi belajarnya mengernyit gelisah setelah membaca pesan yang ia terima dari kakaknya.

Gadis yang tengah duduk di kursi belajarnya mengernyit gelisah setelah membaca pesan yang ia terima dari kakaknya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Arunika bergegas keluar dari kamarnya dan masuk ke dalam kamar Giral yang pintunya tidak tertutup sempurna.

Pria tampan yang masih memakai piyama hitam terbaring nyaman di kasur dengan selimut menutupinya hingga bagian dada, ia terkejut ketika adiknya masuk dengan tidak santai ke dalam kamarnya.

Arunika menarik paksa selimut yang menutupi kakaknya tapi tetap ditahan oleh Giral.

Bukannya bangun, pria itu justru memiringkan badan mencari posisi nyaman membelakangi adiknya.

Arunika berkacak pinggang. "Kakak udah enggak mau anter jemput aku?!"

Tidak ada jawaban, Giral hanya diam sambil memeluk guling dan ingin kembali pada mimpi indahnya.

Pria itu sama sekali tidak menjawab pertanyaan adiknya, karena ia tau jika dirinya menjawab dengan jujur, bisa dipastikan hari ini adiknya tidak akan berangkat kuliah. Tapi jika ia berbohong, gadis itu pasti akan salah paham.

Arunika yang sudah sangat kesal, membalikkan tubuh Giral dengan paksa hingga kakaknya kembali menghadap padanya.

"Kak ih aku lagi ngomong malah dicuekin!" Kesal gadis itu sambil mengguncangkan tubuh Giral.

"Dek diem Kakak pusing," sahut Giral yang merasakan pening menyerang kepala akibat guncangan dari sang adik.

Arunika melebarkan matanya, ia memegang dahi Giral dengan punggung tangan, dan seketika itu juga rasa panas menjalar pada tangannya dari dahi sang kakak.

"Kakak kenapa enggak bilang si kalo sakit?" Panik Arunika duduk di tepi kasur Giral.

"Kakak kecapean aja kok. Kamu jangan khawatir," jawab Giral mencoba menenangkan adiknya.

"Tapi badan Kakak panas banget, aku ambilin kompres ya sebentar," ucap Arunika langsung melenggang pergi dari kamar Giral tanpa menunggu jawaban kakaknya.

Gadis itu berlari menuruni tangga ingin cepat sampai pada wastafel. Ia segera mengambil handuk kecil di jemuran yang berada dekat kolam renang dan kembali berlari menuju dapur.

Dengan gerakan cepat Arunika mengisi air dari wastafel pada wadah kecil yang baru ia ambil di rak. Setelah wadah terisi cukup dengan air, gadis itu menyelupkan handuk yang ia ambil ke dalam wadah dan ingin segera menaiki tangga.

Sagara; Sekuel ArunikaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang