Berada di Sisi

5.1K 584 15
                                    

"Teme! ayo kita pergi."

Dimensi Toneri perlahan mulai hancur, Sasuke melihat pada Naruto dan sempat berkata, "Jaga Hinata untukku, Dobe."

Ledakan dahsyat itu tercipta, Sasuke melihat tubuh Naruto tertelan cahaya putih kemerahan yang menyilaukan mata. Ia tahu, Naruto selamat, dan ia merasa lega karena itu meski ia tahu hidupnya sendiri sedang dipertaruhkan.

"Mati kau Uchiha!"

Prang!

Bola kaca yang melindungi Toneri pecah. Pria itu berusaha untuk bertarung melawan Sasuke. Namun kekuatan jutsu Sasuke yang sangat hebat, tidak dapat dengan mudah dikalahkan oleh Toneri, apalagi Sasuke membuat Toneri terlempar entah ke dimensi apa, pun pemilik Chidori itu langsung menghajar Toneri tanpa ampun.

"Jangan pernah bermimpi untuk memiliki Hinata!"

Sasuke dengan Susano'o menyerang Toneri yang memilih sikap defensif daripada menyerang balik. Rinnegan Sasuke yang aktif, membuat kekuatan bungsu Uchiha itu semakin tidak tertandingi. Sasuke tersenyum sinis, Toneri benar-benar tidak berdaya tanpa boneka atau golem yang biasa ia kendalikan.

"Hinata adalah istriku! sampai kapanpun dia akan selalu menjadi istriku!"

Duarr!

Sasuke memukul telak Toneri yang langsung terlempar ke lahar panas dari sebuah gunung merapi yang sedang meletus. Teriakan kesakitannya menggema di dimensi tersebut. Namun, sebelum tenggelam dan terbakar, Toneri nyatanya masih sempat untuk mengacak portal dari berbagai dimensi agar Sasuke tidak bisa kembali dan terjebak selamanya.

"Tidak ada yang bisa memiliki Hinata!"

Sasuke melihat Toneri tertawa sebelum menjemput ajalnya. 

Sasuke menyadari jika Toneri telah memanipulasi portal untuk keluar dari dimensi tempat ia menyeretnya. Susano'o Sasuke telah menghilang, kini hanya tinggal dirinya yang berusaha mencari cara agar dapat segera keluar dari sana.

Detik demi detik, menit yang berlalu kemudian berganti jam ... Sasuke masih mencari jalan keluar. Dari satu dimensi ke dimensi lainnya ia jelajahi, berbagai makhluk aneh penghuni dimensi tempatnya singgah telah banyak yang ia bunuh, namun ia belum menemukan portal untuk kembali ke tempatnya berasal. 

"Hinata, tunggulah ... aku akan kembali."

Hingga beberapa hari kemudian, Sasuke berhasil masuk ke dalam sebuah dimensi yang ternyata berdampingan dengan dunia-nya ... dunia tempat ia tinggal. Dimensi itu sama persis dengan dunia-nya. Namun tidak ada cahaya matahari dan kicau burung di sana, tidak ada manusia, yang ada hanya makhluk-makhluk mengerikan dengan kuku dan taring yang tajam. Makhluk-makhluk yang selalu ingin memakan Sasuke, agar dapat memiliki tubuh manusianya.

Setiap kali ia mengingat Hinata, setiap itu pula semangatnya untuk pulang semakin menggebu hingga tak ia pedulikan kenyataan jika kekuatannya semakin melemah karena tubuhnya yang terluka cukup parah. 

Tepat hari ketiga, Sasuke sampai di gerbang Konoha ... de javu, seperti dulu saat kepulangannya pertama kali setelah mengembara. Sasuke terdiam sejenak menatap gerbang itu dengan hampa. Berbeda, ya berbeda, karena tidak ada udara segar yang terhirup, yang ada hanyalah bau anyir darah dan kematian. 

Sunyi, sepi ... Konoha seperti kota mati.

Bergegas, Sasuke menuju kediamannya di Komplek Uchiha.

"Aku merindukanmu, Sasuke-kun."

Suara serak Hinata terdengar, isak tangisnya begitu jelas ... namun, Sasuke tidak dapat melihat wujud Hinata.

"Hinata!"

Mencintai LukaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang