Dimensi Lain

4.2K 548 26
                                    

*Falshback -Masih Berharap-

"Aku akan menyusulnya!"

Sementara dirinya masih terlalu takut untuk menghadapi kenyataan yang akan terjadi selanjutnya pada Hinata, Hiashi membiarkan Naruto untuk mengejar putrinya.

Hinata terus berlari sekuat tenaga sembari kedua tangan memegangi perutnya yang mulai membesar. Tidak ia pedulikan sesak di dadanya, perih kakinya yang terkena pecahan kaca. Ia hanya ingin berlari pergi dari aula di mana sedang berlangsung upacara pemakaman palsu untuk suaminya.

Ya, mereka semua bodoh, mereka semua tidak mengerti. Jika Sasuke memang mati, di mana jasadnya? Hinata tersenyum miris, ia tidak akan bertingkah bodoh seperti mereka. Ia harus tetap percaya bahwa Sasuke masih hidup dan sebentar lagi akan pulang, kembali bersama dengannya dan calon anak mereka.

"Hinata!"

Grep!

Naruto berhasil menangkap tubuh Hinata sebelum wanita itu terjatuh karena hilang keseimbangan. Naruto mendekap tubuh mungil itu, kedua matanya memejam, ia dapat merasakan tubuh Hinata mulai bergetar hebat dan isakannya mulai terdengar.

"Sasuke-kun belum mati!"

Naruto semakin erat mendekap tubuh Hinata. Hatinya terasa sakit kala ia mengingat apa yang terjadi pada Sasuke hari itu.

"Kau harus percaya, Naruto-kun! Sasuke-kun belum mati!"

Hinata berontak dalam pelukan Naruto. Kedua tangannya memukul-mukul dada Naruto hingga pria itu terdorong dua langkah. 

"Hina--"

"Kau harus membawanya kembali!"

Naruto bergeming. Air mata mulai menggenang di kelopak matanya.

"Kau yang terakhir kali bersamanya!"

Hinata mulai tergugu. Ia merasa kedua kakinya tidak mampu lagi menahan berat tubuhnya, Hinata menjatuhkan diri, duduk bersimpuh di rerumputan yang dirawat dengan baik oleh penjaga aula.

"Hinata, aku mohon kendalikan dirimu."

Hinata mulai menangis, hanya menangis, memeluk perutnya dengan erat.

Kejadian itu kembali ia ingat. Detik-detik di mana Sasuke pergi dan belum kembali sampai sekarang.

"Aku berjanji akan segera kembali."

"Tunggulah."

"Jaga dirimu dan anak kita."

Wajah tampan Sasuke yang terlihat sendu, suaranya yang bergetar, dan kedua mata indahnya yang berkaca-kaca.

Hinata memejam, menggigit erat bibirnya.

"Aku sangat merindukanmu, Sasuke-kun." bisiknya dalam lara.

Naruto mendekat, ikut bersimpuh demi menyamakan posisi dengan Hinata. Perlahan kedua tangannya menarik tubuh Hinata, membawa wanita itu untuk kembali bersandar padanya, mencurahkan segala sakit dan perih yang dirasakan oleh batinnya.

"Aku akan menunjukkan padamu semuanya, namun setelah itu ... aku mohon kau mau melanjutkan hidupmu, menerima takdir yang terjadi pada Sasuke."

Hinata memejamkan mata saat Naruto mulai berada dalam mode sage. Kurama yang awalnya keberatan, pada akhirnya mengalah dan menuruti permintaan Naruto, demi kebaikan Hinata, dalihnya.

Tubuh Hinata terselimuti cakra Kurama. Saat ia mulai membuka mata, cahaya terang berpendar dari dalam sebuah lubang hitam yang menganga cukup lebar.

Mencintai LukaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang