Sebuah Warisan

6.2K 713 58
                                    

Manshion Hyuuga__

Suasana pagi hari yang harusnya penuh dengan keceriaan mendadak mencekam. Cangkir-cangkir berisi teh yang masih mengepulkan asap diabaikan oleh empat orang pemiliknya yang duduk mengelilingi sebuah meja berbentuk lingkaran dengan beberapa buah gulungan dokumen yang terletak di tengahnya.

Wajah sang ketua klan mengeras saat ia membaca salah satu gulungan tersebut.

"Saya tidak bisa meminta Hinata untuk terus menerus berkorban." suaranya terdengar serak.

"Anggap saja ini sebagai pengorbanan terakhirnya."

Begitukah? 

"Kau tahu Hiashi, sejak Toneri datang, ia selalu menghantuiku dengan tenseigan yang ia miliki. Tenseigan yang aku yakini masih ada dan Toneri bisa segera kembali kapan saja." 

Hiashi meletakkan gulungan tersebut ke atas meja. Menatap lekat tetua yang adalah ayah kandungnya.

"Akan sangat hebat jika kita bisa menikahkan Hinata dengan keturunan langsung dari anak pertama Hagomoro, yaitu Indra--mengingat begitu hebat kekuatan dari sharingan. Kau bisa bayangkan bagaimana kekuatan itu jika bergabung dengan byakugan?"

Mereka, menjadikan Hinata sebagai kelinci percobaan eh?

"Hinata dan Naruto--"

"Sejak dulu aku sudah mengatakannya padamu Hiashi! aku tidak pernah mendukung Hinata yang menyukai bocah Kyuubi itu!" 

Hiashi melihat ayahnya berdiri.

"Hinata cucuku, aku juga berhak ikut andil dalam menentukan masa depannya."

Kemudian dibantu dua orang shinobi, pria paruh baya itu berlalu dari ruang pertemuan mereka.

"Kau tahu bagaimana keras kepalanya Ayahmu, Hiashi."

Hiashi memilih menekuri cangkir berisi teh yang belum sama sekali ia cicipi isinya.

"Uchiha Sasuke telah kembali. Kau bisa membicarakan hal ini pada Hokage."

Satu persatu para tetua meninggalkan Hiashi yang bergeming di tempatnya. Hari itu seharusnya ia memang akan bertemu dengan Kakashi untuk membahas perihal komplek perumahan Klan Uchiha yang selama ini diurus oleh Klan Hyuuga, atas permintaan ayahnya tentu saja.

Ayahnya yang selalu mengaturnya. Ayahnya yang menyebabkan adik kembarnya meregang nyawa demi menyelamatkannya. Ayahnya yang meminta Hanabi dipilih sebagai Heiress karena dirasa lebih kuat dari Hinata. Ayahnya yang secara tidak langsung membuang Hinata, cucunya sendiri.

Kedua tangan Hiashi mengepal. Lalu apa bedanya ia dengan ayahnya? 

Ia selalu mengatur hidup Hinata dan tidak membiarkan putrinya itu untuk menjalani hidupnya dengan tenang meski hanya sebentar. 

Sekarang pun, karena sebuah asumsi yang belum pasti akan sebuah sebuah kekuatan yang masih abstrak, Hinata kembali akan dipaksa untuk mengorbankan diri demi keinginan ayahnya yang merupaka tetua paling berpengaruh dalam Klan Hyuuga.

_____

"Terima kasih telah memenuhi undangan kami, Hiashi-sama." 

Hiashi mengangguk saat Kakashi menyambutnya. Ada Naruto yang tersenyum cerah ke arahnya dan Sasuke dengan ekspresi wajahnya yang datar.

"Silahkan duduk."

Hiashi mengambil tempat disalah satu kursi yang ada di tengah antara Sasuke dan Naruto. Ketiganya duduk berhadapan dengan Kakashi, meja kerja yang hari itu terbebas dari tumpukkan dokumen menjadi pembatasnya.

Mencintai LukaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang