chapter 2

134 7 2
                                    

Keesokan harinya...

Tak ada yang lebih hebat dibandingkan bangun pada pagi hari demi menghabiskan waktu kesenangan. Mata perlahan dibuka dengan alarm yang berisik dari telinga sebelah, tidak suka diganggu dengan suara berisik ketika tidur. Pagi memang harus diusahakan agar lebih semangat dibandingkan hanya malas-malasan.

Melihat matahari mengingatkan sesuatu yang romantis yang pastinya tidak akan terjadi di kehidupan, Y/N merasa dia tidak akan pernah punya koneksi cinta frekuensi kepada orang lain, bahkan gombalin aja sudah bikin dia malas. Apa lagi belum cukup dewasa dalam menanangi yang namanya cinta.

Remaja pacaran hanyalah lebih mengutamakan hal romantis terlebih dahulu, dewasa lebih mengerikan karena mereka harus lebih fokus untuk bekerja demi uang dan mendidik anak. Jika gagal dalam mendidik, anak pastinya akan menjadi hal buruk untuk di lingkungannya.

Anak akan menjadi emosi, jika orangtua memarahinya karena kecil. Anak akan trauma akibat kekerasan fisik atau mental. Dan masih banyak lagi akibat orang tua ingin punya anak, tapi tidak saling mengerti satu sama yang lain dan hanya menggunakan mereka seperti robot. Atau bisa disebut, orangtua adalah manusia paling egois. Jika masalah hidup masih menjadi luka yang ada di hati, jangan harap buat anak jika tidak mau anak menjadi buruk seperti sifat kalian.

Sarapan roti panggang telur dan sosis, mudah dibuat dan cocok untuk sarapan pagi. Y/N sebenarnya tak begitu nafsu untuk makan, bahkan makanan favoritnya sekalipun. Walaupun dia menyukai makanan yang lezat, dia hanya sangat malas mengunyah. Y/N terlalu suka menelan atau makan terlalu cepat sampai lupa untuk merasakan sensasi tekstur dan rasa pada makanan.

Saatnya ia ingin bertemu dengan BoBoiBoy itu, berteman dengan anak kecil memang aneh, yang penting tidak aneh-aneh bukan?

Sampai disana, sudah terlihat langsung BoBoiBoy yang sedang membereskan beberapa meja, dengan berpecah elemen agar semakin cepat untuk mengerjakannya. Hanya ada satu elemen yang Y/N temui, sang BoBoiBoy Angin.

"Hai! Y/N, kita bertemu lagi nih. Hehe" Angin menyadari Y/N dari kejauhan sedang menatapnya, dan menyapanya dengan ramah sambil melambaikan tangan.
"selamat pagi Angin, ya kita bertemu lagi. Bagaimana keadaan mu?" Y/N balik menyapa bocah elemen itu yang memberi kesan menghibur tiap BoBoiBoy Angin melakukan nada khasnya yang bergembira.

"sudah membaik kok! Terima kasih" Angin mempersilahkan Y/N untuk duduk dengan kekuatan anginnya untuk mengambil kursi kecil, Y/N menolak, dan berbalik lebih ingin membantu Angin. Angin yang melihat Y/N begitu baik padanya merasa hatinya meleleh melihat kebaikan yang indah, tanpa disadari jika kebaikan itu memang cara Y/N menyembunyikan sifat aslinya. Y/N tidak jahat, dia hanya tidak mau terlihat kecapean dan bertingkah seperti anak pemalas.

"dimana yang lain? Kau keliatan sendirian disini." Y/N bertanya setelah sadar bahwa keliling toko sedang sepi. Tempat ramai yang sepi membuat hawanya seperti tempat yang sudah terbengkalai. Atau mungkin hari ini adalah hari libur, makanya sepi.

Angin baru sadar bahwa dia selama ini sendirian seperti bocah kehilangan dan fokus untuk bersih-bersih, akhirnya dia ingat kemana semua orang. "mereka ada disana tuh, mau saya temenin nih?" Angin menunjukan ke tempat yang ia tunjuk, Y/N melihatnya dengan kebingunan. Dia bingung dengan mata terlihat cemas hanya karena ingin tau tempat mana yang ditunjukan oleh Angin, karena tidak mau waktu terlalu lama. Y/N terima tawaran Angin saja dari pada hanya terdiam menyibukan tempatnya.

Namun, ketika berada di tengah perjalanan, ada ledakan yang tiba-tiba keluar dan mengeluarkan asap hitam disertai petir-petir yang menyala berwarna merah, teriakan bisa didengar dalam tempat kejadian itu. Y/N dan Angin berlari ke tempat yang sudah mulai banyak kotoran bekas api dan jalanan rusak.

"Coping Mechanism" (Adudu x Reader)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang