"lo udah gak deket sama hanjis?" tanya junkyu. gue sekarang lagi ada di acara makrab himpunan gue. acaranya kemah gitu, main games, api unggun, seru-seruan deh pokoknya.
gue yang lagi mindahin tas anak-anak, senyum ke arah junkyu, "ya enggak lah, bukannya dia udah jadian sama yeri yeri itu?"
"udah lama gue gak pernah liat hanjis sama yeri lagi, kayaknya udah gak ada hubungan lagi mereka." jawab junkyu mendekat ke arah gue sambil berbisik.
gue mengernyit. "oh.. gitu ya." saut gue berusaha pasang wajah datar.
"bentar ya gue mau ke mobil dulu ambil kayu bakar." ucap junkyu kemudian lari ninggalin gue.
gue yang lagi sibuk nenteng tas segini banyaknya sampe hampir jatoh, tapi tiba-tiba ada yang nangkep tas yang hampir jatoh dari lengan gue, "jangan langsung banyak gitu bawanya, udah tau badan kecil sok-sokan ngangkut tas segitu banyak."
gue kaget, han jisung. kayaknya ini pertama kali dia becanda lagi sama gue setelah.... sekitar sebulan? gue udah lupa. biasanya kita gak sengaja ngobrol kalo lagi ada acara himpunan dan ya emang seperlunya aja.
gue cemberut, "biar cepet soalnya, banyak banget."
"bilang kalo perlu bantuan, jisung selalu siap."
"emang iya?"
"iyaaaaa" sautnya sambil senyum manis.
setelah selesai angkutin tas anak-anak, han jisung mendekat ke arah gue sampe bau khas parfume dan badannya kecium, gue reflek mundur. "kenapa ji?"
"gue boleh nanya gak sama lo?" ucapnya sedikit menunduk, iya dia kan tinggi banget.
"boleh, soal apa?"
"lo..." gue menunggu kalimat selanjutnya yang keluar dari mulut hanjis sampe tiba-tiba ada salah satu anak himpunan yang manggil gue.
"lo dicariin tuh sama kak hyungwon!"
"OKEE KESITU" saut gue. kemudian gue ngeliat hanjis yang cuma bisa senyum, "nanti aja deh nanyanya..." dia melambaikan tangannya "bye, gue mau bantuin junkyu dulu."
gue cuma mengangguk terus langsung lari buat nyamperin kak hyungwon.
"kenapa kak?" tanya gue, kak hyungwon yang lagi sibuk ngobrol sama anak-anak yang lain langsung teralihkan fokusnya ketika gue dateng, "kertas rundown dimana ya?"
"oh ada di gue, kak." gue langsung membuka tas gendong gue, mencari salah satu kertas di dalam tas gue terus langsung gue kasih ke kak hyungwon.
kak hyungwon mengelus puncak kepala gue, "ok thanks ya bocil."
"sama-sama kak." gue pergi ke arah tenda, dan gak sengaja liat han jisung sama junkyu dengan tangannya yang lagi membawa kayu bakar buat acara api unggun nanti. matanya ngeliat ke arah gue, entah sejak kapan. gue cuma senyum tipis.
acaranya berjalan cukup lancar, seru banget dari siang kita main games, hiking, berenang, dan terakhir api unggun.
setelah acara api unggun, kita mencar. gue, junkyu, hanjis, ngikut beberapa kating yang lagi pada nyebat gitu di padepokan.
gue yang lagi ngobrol sama kak lia, tiba-tiba ada yang noel bahu gue.
han jisung lagi.
"gak nyaman ya?" bisiknya. iya, gue daritadi batuk gara-gara asap rokok.
"gapapa kok."
"sini, di sebelah hanjis aja." katanya, menepuk space kosong, yang jauh dari kumpulan asap rokok.
kak lia senyum, "iya pindah aja gih, gue juga mau join nyebat sama mereka."
"iya kak." gue senyum ke kak lia, terus berjalan buat nyamperin hanjis, dia sendirian agak menjauh dari yang lain, gue duduk di sampingnya, bahu dan kaki kita nempel.
"lo gak dingin?" tanya hanjis ngeliat gue cuma pake sweater doang, "gue suka dingin sih."
"sakit baru tau rasa deh."
"lo doain gue sakit?"
"gak gituuu, nih gue ada selimut." terus han jisung menaruh selimut di atas lutut gue.
"btw-"
"ya?"
wajah han jisung tepat di depan wajah gue, kalo ada yang gak sengaja nyenggol jisung sih posisi gini udah bahaya banget.
han jisung menatap mata gue, gue yang tiba-tiba grogi malah jadi lupa mau ngomong apa.
"lo bisa munduran gak?" ucap gue sambil terkekeh, biar gak canggung.
"lo cantik banget."
"hah?"
"hah?"
"apa barusan lo bilang ji?"
"hah engga kok." ucapnya kemudian membenarkan posisinya, kepalanya sedikit menjauh dari gue.
han jisung langsung mengalihkan fokus gue, "lo mau bilang apa?"
gue membenarkan posisi selimut di kaki gue agar bisa barengan sama han jisung, jadi satu selimut berdua, hehe.
"oh.. tadi siang lo mau nanya apa ke gue?" tanya gue, han jisung cuma diem aja.
"halooo? lo denger gak gue ngomong apa?"
han jisung menoleh, "denger."
"iya ji, mau nanya apa?"
"lo udah jadian?" tanyanya tiba-tiba. "hah sama siapa?" saut gue kaget.
hanjis gak berani natap gue lagi, "sama hyunsuk."
"gak. kenapa? cemburu?" gue ketawa.
"iya"
gak nyangka dia langsung jawab iya dengan wajah serius.
"dih hahaha" gue menyenggol bahu han jisung, tapi jisung sama sekali gak ketawa, mukanya serius banget bikin ketawa gue pudar juga.
"kenapa ya, gue ngerasa aneh.." ucap han jisung sambil menatap langit.
"aneh kenapa?"
"gue ngerasa marah, kalo liat lo sama orang lain." dia menoleh ke arah gue lagi.
gue bingung harus nanggepinnya gimana. "lo inget? lo sendiri yang bilang kita cuma tem-"
ucapan gue terpotong ketika tangan han jisung tiba-tiba genggam tangan gue.
"jangan sama orang lain." ucapnya pelan.
gue menatap han jisung, "oke, kalo itu mau lo-"
"tapi lo harus jadi pacar gue." lanjut gue.
"iya, mulai hari ini." sautnya han jisung cepat.
"hah?"
GUE GAK BISA MENCERNA SITUASI.
"mulai hari ini kita pacaran. jisung gak mau kamu sama orang lain."