•
Pagi hari, jam tujuh, sewaktu aku lagi mandi, Liam ketok-ketok pintu kamar sambil teriak, "Ayo berangkat, Sha!"
Bahkan aku baru aja nyemplung di bathtub, udah geger aja dia belingsatan di depan kamar. Gimana aku bisa tahu? Lha wong kedengeran. Saluran radio Temanggung FM yang nyala di atas kasur bahkan sampai nggak kedengeran lagi saking berisiknya si Liam.
Akhirnya, ritual mandi yang biasanya memakan waktu nyaris setengah jam lebih, kupotong setengahnya.
"Jangan lupa pakai helm."
Jam delapan, Liam tersenyum senang sambil memakaikan helm ke kepalaku. Kulitnya yang berwarna pucat akhir-akhir ini terlihat lebih pucat, kontras sekali dengan kemeja flanel kotak-kotak yang Liam kenakan beserta celana jeans hitam, sepatu convers, dan kacamata—jangan berpikir Liam minus, plus, atau silinder, ya. Matanya sehat-sehat aja kok. Emang dasarnya narsis. Pengin keliatan eksis.
"Mau ke mana dulu?"
"Terserah."
Liam memandangku sebal dari balik kemudi ketika motor bebeknya yang diberi nama Yayam melaju membelah jalanan kota yang terkenal jaran kepang, kopi arabika, dan nasi goreng tembakaunya.
Liam menyeringai, merogoh sesuatu dari saku kemudian memberikannya kepadaku.
"Coba baca."
Aku menerimanya. Dengan ragu, membuka segumpal kertas tidak estetis yang Liam beri.
--------------------------------------------
DAFTAR TEMPAT KUNJUNGAN WISATA HARI INI BERSAMA MBAK CANTIK
1. Curug Trocoh (semoga sepi, biar berduaan aja xixixixi)
2. Situs Liyangan (kalau sempet sekalian renang)
3. Wisata Alam Wapit (pengen outbond juga tapi Aeysha pasti males)
4. Alam Sewu (aku tahu kamu pengin ke sini. Tapi nggak bisa nge-camp, nggak apa, 'kan?)
5. Perkebunan Teh Tambi (nanti kita liat teh pucuk)
6. Embung Kledung (sebelum ke sini makan dulu)
7. Wisata Alam Posong (pulangnya kita liat sunset)
Nb : Yang di daerah Bansari skip dulu, ya, Sha?
--------------------------------------------
Gila aja. Liam mau ngajak aku ke semua tempat itu? Dalam satu hari? Emangnya bisa? Nggak habis waktunya cuma untuk perjalanan?
Aku menatap Liam skeptis dari kaca spion. Liam malah nyengir lebar tak berdosa.
Aku hanya bisa menghela napas, melipat rapi kertas tadi, kemudian menyandarkan kepala ke punggung Liam bersiap untuk tidur.
Biarin ajalah. Terserah dia mau ke mana.
Toh, Liam yang pegang setang, jadi tour guide rasa tukang ojek khusus hari ini—mumpung bolong.
KAMU SEDANG MEMBACA
Saat Remaja Kita Sering Bercanda (✔)
Teen Fiction[ L e n g k a p ] Saat remaja kita sering bercanda. Ngalamatnya bikin nyaman sampai baper sendirian. Nggak, bukan, bukan. Ini bukan friendzone, adek kakak zone, atau zona lainnya yang berbahaya. Ini cuma proses menuju dewasa. Kisah jatuh, bangun...