•
Alam Sewu di-blacklist dari daftar. Sad banget. Yaaa walau aku paham maksud Liam apa, biar pulangnya nggak kesorean. Tapi, dia udah ngasih aku harapan terlalu tinggi—yang dari tempat itu dijadiin destinasi wisata—pengin banget dateng ke sana. Eh, malah nggak jadi. Kan kampret.
"Jangan ngambek, Sha."
Aku cuma bisa mendelik. Liamnya ketawa.
Jadi, tujuan keempat kita sekarang adalah perkebunan teh Tambi, perkebunan teh yang menjadi lokasi agrowisata di Jawa Tengah. Kebun ini terhampar di sebelah utara Kota Wonosobo. Lokasinya berada di ketinggian hingga 1500 MDPL dengan bentang alam pegunungan dan perbukitan jadi pemandangan yang mengelilingi perkebunan.
Sebenernya, para wisatawan bisa liat secara langsung—atau malah nyobain praktek gimana cara buat teh dari proses awal sampai akhir di pabriknya, tapi waktu kami kurang. Jadi saat sampai di sana, aku dan Liam cuma bisa menikmati panorama, nyicip teh tambi, dan foto-foto. Aku beberapa kali nyobain gaya ala selebgram yang sempet kuintip di Instagram lewat ponsel Liam.
Nggak lama, kayak tadi, kita langsung tancap gas ke Embung Kledung setelahnya.
Kalau tadi rencananya makan dulu baru ke sana, sekarang semuanya jungkir balik. Kami ke Embung Kledung dulu baru makan. Tahu 'kan, ya? Acara sering beda sama wacana?
So, pastinya, nyegerin mata dulu, ngademin kepala yang habis panas-panasan di Tambi.
Kalau kalian pergi ke Embung Kledung, rasanya kayak lagi di Jepang tahu. Kenapa? Karena di sinilah kalian bisa liat Gunung Fujinya Jawa Tengah sambil duduk di ayunan yang menghadap langsung ke Embung.
Entah kali ke berapa Liam cicit cuit soal itu.
"Dulu aku kan bilang mau ngajak kamu keliling dunia. Nah, ini, kita udah di Jepang, satu negara terpenuhi."
Dia mulai sinting.
Aku berusaha tak acuh, memberikan ponselku kepada Liam agar lelaki itu mengambil gambarku.
Kalau tadi kubilang Liam itu tour guid rasa tukang ojek, kayaknya salah, deh. Dia lebih cocok jadi babu.
Hehe, bercanda.
"Mundur dikit, Sha."
"Ini udah mentok, Liam. Nggak bisa mundur lagi. Nanti aku nyemplung."
Liam berdecak, tangannya terus memberi instruksi agar aku mundur. "Mundur, mundur, mundur."
Tapi, ini udah mentok. Bisa-bisa aku renang bebas sama ikan di embung.
"Ngapain sih mundur-mundur??" aku naik pitam, "gini aja udah. Ayo dipotret."
"Nggak bisa," Liam menatapku tajam, sejurus sebelum mengedip jail, "cantiknya kelewatan."
Dan, sepatuku melayang ke wajahnya.
Rasakke!
KAMU SEDANG MEMBACA
Saat Remaja Kita Sering Bercanda (✔)
Ficção Adolescente[ L e n g k a p ] Saat remaja kita sering bercanda. Ngalamatnya bikin nyaman sampai baper sendirian. Nggak, bukan, bukan. Ini bukan friendzone, adek kakak zone, atau zona lainnya yang berbahaya. Ini cuma proses menuju dewasa. Kisah jatuh, bangun...