38 - Hadiah untuk Myungsoo

220 51 12
                                    

Sorry for typo(s)!

---

Tidak mudah untuk akhirnya mencapai akhir minggu untuk istirahat yang menyenangkan sampai seseorang memutuskan untuk mengajakku kencan. Lebih buruk lagi, orang yang mengajakku kencan adalah orang yang membuatku muntah darah setiap kali, Eunwoo.

Aku tidak bisa mengetahuinya, kenapa tuan muda ini mengajakku? Pertama-tama, aku bukan temannya atau kekasihnya dan aku adalah istri kekasihnya... Identitasku seharusnya membuatnya merasa canggung, 'kan?

Tentu saja, aku ragu bahwa ini semua karena karakter karismatikku... Aku tahu keterbatasanku.

Jadi, aku bertanya dengan bingung,"Kenapa kau mengajakku?"

Dia menjawab dengan detail, namun tidak jelas,"Karena aku butuh bantuanmu."

Kemudian, aku semakin bingung. Tapi, setelah ditatap selama lima menit dengan mata berairnya, naluri keibuanku muncul. Jadi, aku menggertakkan gigiku dan menerima permohonannya.

Bocah itu terlalu senang sehingga dia memelukku sambil memuji, "Aku tahu kau akan membantuku! Hahaha."

Aku berusaha untuk melepaskan diri darinya. Dalam suasana hati yang tidak terlalu buruk, aku berkata padanya,"Tolong berperilaku baiklah."

Eunwoo melepaskanku, dengan rasa jijik di wajahnya dan menilaiku, dia menatap dadaku dan mengejek,"Pemandangan yang tidak menyenangkan!"

"..."

Aku menjadi terdiam, merogoh ke tasku dan mengambil sapu tangan untuk menyeka keringatku. Saat ini perasaanku sedang kacau. Ini adalah momen yang sangat indah namun menyakitkan. Dalam beberapa tahun ini, tidak ada satu orang pun yang pernah mengukur dadaku... Tapi saat orang ini datang, dia mengatakan padaku bahwa...

Sementara aku bingung dengan kata-katanya, Myungsoo mengendarai BMW centilnya dan parkir di depan pintu masuk perusahaan. Aku merasa sedikit canggung, jadi daripada menunggu Myungsoo keluar dari mobilnya, aku berlari ke arahnya.

Pada saat inilah, tiba-tiba, Eunwoo berteriak dari punggungku. Aku menoleh untuk melihat alisnya yang berkerut dan matanya yang marah. "Jika kau berani mencoba merebut Myungsoo-ku, aku akan..." Sambil berkata begitu, dia menggerakkan tangannya di lehernya dengan sikap mengancam.

Hatiku bergetar, aku tertawa kering. "Aku tidak akan melakukannya. Tidak akan." Bagaimana bisa aku, Bae Sooji, cukup menyedihkan untuk memperebutkan seorang pria dengan pria lain? Jika itu masalahnya, maka aku mungkin akan berhenti...

Aku masuk ke mobil Myungsoo, bersandar di jendela, melihat Eunwoo tidak jauh. Hatiku mulai menyeduh semacam ketidaksukaan.

Myungsoo menyela pikiranku,"Apa kau mengenalnya?"

"Tidak juga." Aku menggelengkan kepalaku sambil dengan hati-hati bertanya,"Myungsoo, kau... Apa kau benar-benar menyukai Eunwoo?"

Myungsoo tampak curiga, lalu menjawab,"Kenapa kau menanyakan ini? Jangan bilang kau menyukainya."

Nada suaranya ke arahku dipenuhi dengan keseriusan. Yang berarti bahwa dia peduli dengan 'apa aku memiliki niat terhadap Eunwoo atau tidak'. Lalu, hal ini berarti dia masih peduli padanya, 'kan? Jadi, aku menjawab sambil tersenyum,"Nah, nah, aku tidak akan berani... Aku hanya merasa sedikit aneh, kenapa aku belum pernah melihat kalian berkencan?"

Myungsoo mengangkat alisnya, tampaknya tidak puas. "Jika kami berkencan, kenapa aku membiarkanmu melihatnya?"

Aku tertawa genit,"Kau benar. Tapi, kenapa kau tidak menghabiskan malam di luar?" Kata-kata ini seharusnya cukup untuk mengungkapkan rahasianya.

Married with Mr. Gay [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang