Sorry for typo(s)!
---
Saat aku membawa ayahku pulang, mata Myungsoo hampir keluar... Aku jarang melihat Myungsoo yang ketakutan, jadi aku harus menikmati ini.
Myungsoo, setelah mengundang ayahku masuk ke dalam rumah, saat ayahku tidak memperhatikan, dia mendorongku ke kamar tidurku. Aku penasaran, berbalik dan melihat baik-baik. Ada seorang wanita tua berbaring di tempat tidurku.
Aku pergi dan menyampirkan diriku padanya, tersenyum dan berkata,"Bu, kenapa ibu datang?"
Ibuku, karena aku ketakutan sebelumnya, melambaikan tangannya. Dia berbalik dengan marah dan menekanku ke tempat tidur, dengan pahit berkata,"Ibu lewat ke sini dan datang untuk melihat kalian. Ibu tidak berpikir bahwa kau tidak akan membiarkan ibu bermain dengan gembira."
Aku berbaring di tempat tidur, menyeringai dan berkata,"Bu, ibu pergilah ke ruang tamu, lihat siapa yang datang."
Ibu melepaskanku, dengan curiga keluar dari kamar tidur. Setelah beberapa saat, dari ruang tamu terdengar suara lolongan ibuku,"Astaga, Sooji, bocah sialan itu akhirnya dihidupkan kembali..."
Astaga, dengarkan, siapa yang akan mengutuk putri mereka sendiri seperti itu?
---
Aku sibuk di dapur, Myungsoo membantuku dengan berbagai tugas, mencuci sayuran dan membawa piring. Melihat bahwa ada seseorang yang menjadi pesuruhku, perasaan ini cukup bagus.
Aku memutuskan untuk memasak secara pribadi hari ini, biarkan kedua orangtua itu mencoba keterampilan putri mereka. Meskipun ibu tidak mau, tapi dengan mempertimbangkan bahwa suasana hatiku hari ini sedikit istimewa, dia menoleransiku.
Aku menyenandungkan lagu kecil, memasukkan bahan makanan ke dalam panci, sangat berirama. Myungsoo terlihat di pinggir dapur, tiba-tiba bertanya,"Hei, bodoh, bagaimana kau akhirnya bisa sadar?"
Aku memberinya pandangan ke samping, hari ini wanita ini dalam suasana hati yang baik dan tidak akan berdebat dengannya. Jadi, aku menjawab,"Ini seperti disambar petir, tiba-tiba melihat pikiranku sebelumnya menjengkelkan, menyadari bahwa aku sedikit paranoid sebelumnya... Dan juga, tiba-tiba aku merasa bahwa kata-kata yang kau katakan cukup masuk akal. Myungsoo, katakan yang sebenarnya, apa kau belajar psikologi di perguruan tinggi?"
Myungsoo menggelengkan kepalanya. "Aku belajar jaringan di perguruan tinggi. Aku memiliki teman yang belajar psikologi dan sekarang menjadi psikiater. Kau mungkin pernah melihatnya sebelumnya, tapi kau mungkin tidak mengingatnya."
"Omong kosong, bagaimana aku pernah melihatnya? Siapa namanya?"
"Dia datang ke pernikahan kita, namanya Park Chanyeol. Kau mungkin belum pernah mendengar namanya."
Aku berusaha menginngat. "Aku ingat, Chanyeol... Tapi, dia sangat pemalu dan tampaknya sulit berkomunikasi dengan orang-orang, bagaimana dia bisa menjadi psikiater?"
Myungsoo bingung. "Bagaimana kau bisa mengenalnya?"
Aku menatapnya. "Terakhir kali saat kau mabuk, dialah yang mengantarmu pulang."
Myungsoo, saat mendengar bahwa dia mabuk, wajahnya memiliki beberapa keluhan, tapi dia langsung menghubungkan mulutnya lagi dan tersenyum, ekspresinya sangat aneh.
Tapi, begitu aku memikirkannya yang mabuk, aku juga merasa aneh. "Bagaimana kau bisa mabuk hari itu? Chanyeol jelas tidak terlihat memiliki masalah, bagaimana bisa kau menjadi satu-satunya yang mabuk?"
"Kami bertaruh, orang yang pertama menikah harus minum, minum sebanyak yang dia bisa."
Sesederhana itu? Aku memutar mataku, menghela napas,"Kalian sekelompok bujangan tua!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Married with Mr. Gay [END]
RomanceRemake dari Flash Marriage~ Sama seperti dua cerita sebelum ini, aku hanya mengubah nama tokoh dan latar sesuai kebutuhan cerita ^^ --- Pernikahan kilat mungkin tampak seperti masalah sepele. Namun nyatanya, pacaran jangka panjang tidak serta mert...