Northmarea

714 88 21
                                    

Sampai di negeri belahan utara itu, hal yang pertama terlihat adalah hamparan salju sejauh mata memandang.

"Dingin" satu kata yang lolos dari mulut Tamaki adalah kata yang menggambarkan cuaca di sana.

"Kita datang di waktu yang tidak tepat" sahut Minami sambil menghembuskan nafasnya.

"Kita tidak bisa mengalahkan cuaca Minami-san" kata Iori menimpali.

Mereka kemudian bergegas menuju hotel yang sebelumnya sudah Minami pesankan untuk mereka. 
Selama dalam perjalanan menuju hotel, Minami bertukar pesan dengan Nagi dan Seto.

'Nagi yang akan menemui kalian malam nanti' adalah jawaban terakhir Seto. 

"Nanti malam kita akan bertemu di kamar para presidir, karena aku memesan yang paling luas dengan ruang pertemuan" ucap Minami dan membubarkan rombongan agar masuk ke kamar masing-masing untuk beristirahat sejenak.

Selama menunggu waktu pertemuan, nampak Tenn selalu memandangi jalanan yang tertutup salju di luar hotel. Matanya memancarkan sorot penuh harap. Harapan ingin segera bertemu dengan sang pangeran yang diyakini sebagai adiknya, Riku. 

Sementara itu di tempat lain, nampak seorang pemuda bersurai pirang yang tengah termenung memikirkan sesuatu.

"Jangan banyak berpikir, kau jawab saja seadanya dan jelaskan kondisi Riku yang sebenarnya" ucap pemuda lainnya.

"Aku tahu Haruki, tapi darimana aku akan menjelaskan? Aku yakin mereka akan memberiku banyak sekali pertanyaan sebelum aku menjawab satu pertanyaan pun" jawab Nagi lalu menghela nafasnya.

["Nii-sama mau pergi?? "] tanya seorang pemuda yang baru saja masuk.

" [Riku? Ya, aku akan pergi sebentar untuk menggantikan Ani-ue]" jawab Nagi setelah mengetahui siapa yang baru saja membuka pintu.

"[Tidak boleh ikut, karena sore ini akan ada badai]" lanjut Nagi saat mengetahui Riku yang hendak bertanya lagi, membuat pemuda dihadapannya itu cemberut.

"[Tidak perlu cemberut begitu, aku akan menemanimu sampai kau tidur]" sahut Haruki yang melihat tingkah Riku.

"Yeay" sorak Riku lalu menarik Haruki keluar dari ruangan Nagi. Nagi menggelengkan kepala melihat perilaku adik angkatnya itu, lalu bersiap dan bergegas ke hotel sebelum badai datang.

Sementara di ruang pertemuan, semua sudah berkumpul. Minami terus memperhatikan arlojinya, memastikan orang yang ditunggu datang dan tidak terjebak macet. Karena setelah mengetahui ramalan cuaca, Nagi meminta memajukan pertemuannya karena tidak ingin terjebak badai.

"Minami-kun apa ada yang kita tunggu? " tanya Otoharu, presidir Idolish7.

"Ya, ada seseorang yang akan hadir dalam pertemuan ini" jawab Minami.

"Maaf aku datang terlambat" ucap seorang pemuda yang baru saja memasuki ruang pertemuan.
Semua menoleh ke arah suara, dan memperhatikan siapa yang datang.

Semua terdiam, membuat pemuda itu bingung.

"Apa aku salah ruangan? " tanyanya lagi.

"Tidak, Anda tidak salah ruangan Nagi-denka" sahut Minami sopan dan membungkuk.  
Nagi balas membungkuk.

"Apa dia Rokuya-san? " tanya Iori membuka suara. Nagi tersenyum melihat kebingungan orang-orang di ruangan itu.
Nagi membuka sedikit pintu di belakangnya, lalu menengok ke kanan dan kiri. Kemudian menutup dan mengunci pintunya.

"Good night everybody" seru Nagi menggunakan gaya bicara saat ia berada di Jepang. Dan seketika membuat Mitsuki dan Yamato langsung berlari ke arahnya dan memukul pemuda pirang itu.

Riku Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang