Chapter 2

2.9K 596 37
                                    

"Gua titip Yasmin ya, Shak.. Dia pengen banget nonton Pamungkas soalnya.." ujar Jevan di telefon. Shaka mengangguk.

"Siap, adek lo aman, Jep!" balasnya sambil menatap gadis kecil yang saat ini ada di hadapannya.

Shaka mematikan panggilan itu, kemudian mendekat ke arah Yasmin yang baru saja datang dengan mobil keluarganya.

"Halo!" sapa Shaka ramah. Ia berjongkok untuk menyamakan tingginya dengan gadis lima tahun itu.

Yasmin hanya terdiam tanpa banyak menggubris. Tipikal anak-anak pada umumnya. Terlihat jelas bahwa ia masih malu untuk bertemu dengan Shaka. Pembawaan Shaka yang menawan, tentu membuat Yasmin semakin salah tingkah.

"Yasmin inget aku, gak?" tanya Shaka basa-basi.

Sebenarnya, pemuda itu tidak punya banyak pengalaman dengan anak kecil seperti Yasmin, jadi ia hanya dapat melontarkan pertanyaan-pertanyaan pasaran yang sudah sering didengar anak-anak.

Yasmin menggeleng heran. Di benak-nya, wajah Shaka terlihat begitu familiar, namun ia tidak tahu pasti siapa pemuda itu.

Shaka pun hanya tersenyum gemas, kemudian mengusap kepala Yasmin lembut.

"Lupa, ya? Gapapa, kita kenalan lagi, yaaa?" tanya Shaka lembut. Yasmin mengangguk canggung.

"Aku, Shaka.." ucap Shaka.

"Caka.." gumam Yasmin sambil membuang pandangannya.

Shaka menggeleng seraya terkekeh. "Bukan Caka! Shaka!"

"Syaka!"

"NAH! Iya bener! Sya-ka!" pemuda itu tersenyum bangga.

Kemudian, datanglah Hendi, road manager Shaka yang sedari tadi sibuk mondar-mandir untuk mengatur keadaan.

"Shak, ayo check sound!" kata Hendi. Shaka pun mengangguk, kemudian menoleh ke arah Yasmin di bawahnya.

"Yasmin mau ikut aku ke panggung atau mau disini??" tanya Shaka ekspresif.

"Disini..." gumam Yasmin.

Suaranya begitu kecil hingga Shaka sedikit kesulitan untuk mendengarkannya. "Gimana??" tanyanya.

"Disini!" seru gadis itu.

"Oooh! Oke deh kalo gitu! Kamu disini dulu, ya? Aku mau latihan dulu! Oke?"  Yasmin mengangguk.

***

Saat ini Ocel, Ican, dan Edgar sudah terduduk di mobil Alphard milik suami Diana. Sejak mengiyakan tawaran Diana tadi, Ocel pun langsung mengajak Ican untuk ikut ke dalam mobilnya. Dan disinilah mereka sekarang,

"Ini punya tante lo, Cel??" tanya Ican penuh kagum. Ocel pun mengangguk. "Iya, bagus banget kan, ya?" tanya Ocel yang kemudian disetujui oleh Ican.

Selama perjalanan yang memakan waktu kurang lebih dua jam tersebut, Ocel, Ican, dan Edgar sama-sama tertidur. Sepertinya kursi dari mobil seharga milyaran rupiah tersebut memang memiliki kenikmatan sendiri.

Hingga tak terasa, Pak Abu—supir pribadi Diana—tiba-tiba saja membangunkan mereka dan mengatakan bahwa mereka sudah tiba di lokasi tujuan.

Ocel dan dua kurcaci-nya itu pun terbangun. Menolah-noleh memperhatikan keadaan sekitar, sebelum akhirnya benar-benar bangun.

"Udah sampe, Pak?" tanya Ocel seraya mengucek mata.

"Udah, Non..." balas Pak Abu ramah.

Ican pun segera mengumpulkan nyawanya, kemudian turun dari mobil tersebut. "Makasih ya, Pak.." kata Ican.

Shaka Oh Shaka Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang