Chapter 6

59 9 63
                                    

Author POV

Seorang pria bermata hijau menghentikan mobil hitamnya tepat di depan gedung perusahaan miliknya. Dia lantas keluar dari mobil dan melangkahkan kakinya memasuki gedung tersebut seraya merapihkan jas mahal yang ia kenakan.

Pria itu berjalan dengan santai dan kedua tangannya ia masukkan ke dalam saku celana. Matanya menyorot tajam menatap lurus, membuat beberapa karyawan yang berlalu lalang disekitarnya membungkuk hormat dan ada juga yang menyapa sementara ia hanya memberikan anggukan kecil sebagai balasannya.

"Harry!" panggil seseorang dari arah belakang membuat pria tersebut menghentikan langkahnya dan menoleh.

Dia menaikkan sebelah alisnya menatap seorang wanita dengan rambut pirang sebahu berlari kecil ke arahnya. Wanita tersebut menampilkan senyuman lebar seraya membawa sebuah paper bag di tangannya.

"Harry, kau dari mana saja?"

"Menemui seseorang. Ada apa?" tanya balik Harry yang tidak ingin berbasa-basi.

"Maukah kau makan siang denganku? Kebetulan sekali aku membuat makanan lebih hari ini." ucap wanita itu sambil mengangkat paper bag tersebut yang berisikan makanan.

"Terima kasih. Tapi aku sudah kenyang dan aku ingin istirahat." sahut Harry dengan wajah datarnya.

Wanita pirang itu mengerucutkan bibirnya, lalu memeluk lengan Harry dengan manja. "Oh, ayolah Harry. Kita belum pernah makan siang bersama, bukan?"

"Bersikaplah dengan sopan, Jeslyn. Kau hanya sekretarisku, berhenti bersikap berlebihan seperti ini." Harry berucap tegas dan memberikan tatapan tajam sambil melepaskan tangan wanita tersebut dari lengannya.

"Tapi Harry––"

"Cukup Jeslyn! Kumohon jaga sikapmu disini. Aku tidak ingin karyawanku yang lain mengira bahwa kau dan aku memiliki hubungan. Berperilaku lah layaknya kau seorang sekretaris dan jangan menyentuhku." peringat Harry penuh penekanan dengan suara yang cukup keras, yang mana membuat sebagian orang kini memperhatikan mereka.

Wanita bernama Jeslyn itu menunduk sebentar, lalu mendongak kembali dengan tatapan sedihnya. "Aku hanya mencoba berusaha mengambil hatimu, Harry. Kau tahu, aku menyukaimu sejak pertama kali bekerja disini. Tidakkah kau melihat perjuanganku untuk mendapatkanmu selama ini?"

Mendengar itu Harry mengernyit jijik, dia sangat muak dengan Jeslyn selama ini. Sebenarnya ia ingin sekali mengeluarkan wanita tersebut dari kantornya namun Harry berpikir duakali karena Jeslyn memiliki otak yang cukup cerdas dalam bekerja dan Harry tidak ingin memecatnya begitu saja, dia harus memanfaatkan kecerdasannya itu.

"Maaf Jeslyn, aku tidak mempunyai waktu untuk membahas hal itu. Aku benar-benar ingin istirahat, berhenti menggangguku." ucap Harry sebelum beranjak pergi memasuki lift meninggalkan Jeslyn yang memberengut kesal sambil membanting paper bag tersebut ke lantai.

Orang-orang yang tadi memperhatikan hanya bisa menahan tawanya melihat tingkah sekretaris dari bos mereka. Itu sudah menjadi hal biasa bagi para penghuni kantor melihat tingkah Jeslyn yang begitu berlebihan dan selalu mencoba mendekati Harry walaupun hasilnya selalu gagal, namun sepertinya wanita tersebut tidak pernah menyerah dalam mengambil hati seorang Harry Styles yang terkadang membuat mereka merasa jengah dan risih dengan segala tingkah laku Jeslyn.

Harry keluar dari lift kemudian membuka pintu dan memasuki ruangannya yang terletak di lantai sepuluh. Kakinya berjalan mendekati kursi singgasananya sambil melepaskan jasnya dan melemparnya ke sofa panjang yang ada di pojok ruangan lalu menjatuhkan bokongnya di kursi tersebut.

Tangannya meraih gagang telepon yang ada di atas meja dan jarinya yang panjang mulai memencet beberapa angka sebelum akhirnya tersambung dengan seseorang yang ia tuju.

I Want You in My LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang