+•septem•+

3.6K 109 5
                                    

🔞🔞🔞🔞🔞🔞🔞🔞🔞🔞🔞
⚠️WARNING⚠️
Male Pregnancy
[Time skip-Alur Maju]


Suara ketikan pada laptop yang sedikit berisik mengganggu tidur si manis, membuatnya mau tidak mau terbangun karenanya.

Ditatapnya sang pelaku utama suara berisik itu yang masih tidak sadar bahwa suara ketikannya sangat mengganggu. Menyandarkan tubuhnya pada headboard kasur juga dengan laptop yang dipangku di atas pahanya.

Wajahnya sangat serius dengan kening sedikit mengernyit, kelihatannya ada beberapa hal yang membuat sang suami berpikir keras untuk menyelesaikan pekerjaannya itu.

Kacamata antiradiasi yang dibelikannya untuk sang suami tak lupa bertengger di batang hidung nan mancung si tampan. Bukan kacamata antiradiasi biasa yang dibeli secara online, melainkan dipesan khusus agar menyesuaikan dengan kondisi kesehatan mata sang suami yang memburuk akibat sering terlalu lama melihat monitor.

Matanya mulai terlihat meredup dengan banyak lapisan kantong mata gelap menghiasi bagian bawah netra sang suami. Dia terlihat lelah. Sesekali mata itu juga terpejam beberapa detik, lalu kembali terbuka ketika sadar masih banyak pekerjaan yang harus diselesaikan.

Ini masih pukul 5 dini hari ketika Juan tidak sengaja melihat layar laptop sang suami.
Membuatnya kembali berpikir, jika ini masih jam 5 mungkin saja suaminya itu belum tidur sedari jam 2 tadi saat ia merengek manja meminta dicarikan nasi kuning.

Mungkin terdengar tidak sesusah itu apabila yang dicari hanyalah nasi kuning biasa, namun Juan meminta nasi kuningnya itu harus disajikan dengan telur caviar yang mereka makan saat sedang honeymoon di Paris. Yang sejauh ini menjadi permintaan Juan paling aneh saat mengidam.

Bahkan lebih spesifik lagi, Juan hanya mau telur caviar putih yang dihasilkan oleh Albino Sturgeon, yang harganya sangat fantastis.
Namun, harga bukanlah masalah bagi keluarga Julian yang terkenal akan kekayaan yang bisa memberi makan satu kelurahan selama 20 tahun itu.

3 jam sebelumnya

Jam 2 dini hari tadi Haru jujur saja tersentak ketika istrinya itu mencubit lengannya kuat membuatnya terbangun dan meringis kesakitan. Haru langsung khawatir saat mendapati sang istri sedikit terisak. Harusnya ia yang menangis bukan malah kebalikannya seperti ini, karena cubitan sang istri berhasil membuat bercak biru yang pastinya berbekas.

"Sayang kenapa? Perutnya keram lagi? Atau betisnya? Atau ngidam apa? Mau dicariin apa?" Tanya Haru sigap yang sudah paham benar dengan kebiasaan Juan beberapa bulan akhir ini.

"Juan laper..hiks..laper banget kak..hiks hiks"

"Iya kamu mau makan apa sayang, biar kita cari. Jangan nangis terus ah, malu di dengar sama dedek bayinya. Masa bundanya yang mantan atlet taekwondo gini malah cengeng"

"Kakak yang salah..hiks..lama banget bangunnya padahal udah Juan panggilin dari tadi, perut Juan keburu laper" ujar Juan masih dengan sedikit isak tangisnya, tangannya menepuk pelan dada bidang sang suami seolah menyalahkan ketidakpekaan suaminya itu.

"Iya kakak yang salah, kakak bodoh gak langsung bangun waktu si manisnya kelaparan. Yaudah mau makan apa biar dicari" kini Haru berusaha menenangkan istrinya dengan mengusap surai kecoklatan lalu mengecup keningnya lembut.

"Juan mau nasi kuning kak."ujarnya lirih.

"Hah? Jam segini?"

"Gak boleh ya? Ngerepotin ya? Juan ngerepotin kamu ya kak?" Ujarnya lagi merasa tersinggung dengan respon sang suami yang sebenarnya hanyalah kebingungan.

"Eh enggaklah masa istriku yang manis ini ngerepotin, gak mungkinlah sayang. Kamu minta malam ini kita ke Raja Ampat juga kakak ladenin" Haru berusaha membujuk Juan agar tidak kembali merajuk dan menangis, melihat bagaimana mood istrinya bagaikan rollercoaster. Bisa naik dan turun kapan saja secara mendadak.

Hot Senior Haru | Haruhwan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang